Part 17

1K 138 50
                                    


St. Joseph Hospital




Pertemuan mereka dengan Dr. Collins membuat misi Thomas dan teman-temannya kian mudah. Wanita itu setuju untuk ikut ke Safe Haven dan membantu Harriet melahirkan bayinya. Tidak hanya itu, dia juga memberikan banyak informasi mengenai obat-obatan dan barang-barang medis lain yang mungkin akan mereka butuhkan di Safe Haven dan dimana mereka bisa menemukannya.

Rick dan kelompoknya juga turut membantu misi terakhir kelompok Jorge. Yaitu menyelidiki sinyal SOS dan pesan misterius yang mereka dapatkan. Mereka juga ingin memastikan jika Wicked benar-benar telah musnah dan tidak akan bangkit kembali.

Jorge kembali membagi tim-nya menjadi dua kelompok. Kelompok satu berisi Thomas, Gally, Ronald, Billy, Rick beserta beberapa anggota kelompoknya yang bertugas menyelidiki sinyal SOS yang muncul di Last City. Kelompok dua berisi Minho, Brenda, Lea, Jennifer dan Jackson yang bertugas untuk pergi ke St. Joseph Hospital, sebuah rumah sakit yang direkomendasikan Dr. Collins untuk mendapatkan obat-obatan.

Lea kembali memprotes hasil pembagian itu. Dia bersikeras ingin pergi ke Last City. Namun Jorge tetap tidak setuju dan menolak permintaannya.

"Sejak awal, aku dan Vince tidak mengizinkanmu ikut ke dalam misi ini. Jadi jawabannya tetap tidak. Lagi pula, kondisi mentalmu juga sedang tidak stabil." Tolak Jorge tegas. "Atau kau mau tetap tinggal di sini bersama Dr. Collins dan menjaga anak-anak?"

Lea cemberut. Sudah sejauh ini dia pergi, dia tentu tidak mau hanya berdiam diri sementara teman-temannya yang lain pergi menjalankan tugas. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, gadis itu terpaksa menuruti ucapan Jorge.

"Ingat kata-kataku, Lea. Jangan berbuat sesuatu yang membahayakan. Ini perintah." Kata Jorge mewanti-wanti.

"Kau sudah mengatakannya seribu kali, Jorge." Kata Lea sambil memutar bola mata.

Jorge hendak memberikan ceramah kembali. Namun Lea keburu melengos dan meninggalkan lelaki paruh baya itu. Dengan wajah yang tertekuk, dia mendekati kelompoknya yang tengah bersiap di samping pesawat.

"What's going on?" Minho bertanya ketika melihat Lea datang dengan wajah cemberut.

"Nothing."

"Pasti terjadi sesuatu. Wajahmu terlihat jelek."

Ekspresi Lea semakin masam. "Aku ingin pergi bersama kelompok Thomas." Ujarnya dengan nada yang sangat kesal.

"Kau tahu itu tidak boleh, kan?" Minho menghela napas lelah dengan sikap keras kepala Lea. Dia lalu mengangkat tangannya dan menyingkirkan beberapa helai rambut Lea yang terjatuh ke samping telinga gadis itu.

"Kau harus lebih memperhatikan kondisimu." Kata Minho pelan.

Lea terdiam cukup lama. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tiba-tiba saja dia meraih tangan Minho di pipinya dan mengusapnya pelan.

"Setidaknya kau ada bersamaku."

Kali ini Minho yang terdiam. Dia tidak bisa menahan debaran di dadanya saat tangan lembut itu menggenggam balik jemarinya. Kalau seperti ini, bagaimana dia bisa menahan perasaannya?

Interaksi kecil Lea dan Minho itu tanpa sadar membuat banyak pasang mata menatap mereka. Ada yang masih tidak percaya, iri, dan ada pula yang menatap dengan cemburu.

Tentu saja mereka masih heran. Bagaimana dan dengan cara apa Minho bisa meluluhkan hati Lea? Bagaimana bisa pemuda yang terkenal sarkastik itu dengan mudahnya mendekati Lea yang terkenal sangat dingin? Bahkan dia kini berhasil membuat raut kesal di wajah gadis itu menghilang dan berganti dengan raut wajah yang bersemu.

BOND |Book 4: Hiraeth| (Maze Runner Fanfiction) [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن