08

2.1K 296 43
                                    

Dahyun tak menjawab pertanyaan Sana dan malah diam. Lebih tepatnya tubuhnya yang diam sedangkan pikirannya tidak.

Dahyun memikirkan apa yang akan terjadi kalau dirinya benar-benar sekolah dan menempuh ilmu di sana.

Pasti menyenangkan bukan? Bisa bertemu dengan teman sebaya dan mengajak mereka berteman.

Ya.. walaupun tidak sepenuhnya menyenangkan. Tentu saja para murid akan disuguhi dengan banyaknya tugas.

"Dahyunnie?" Sana memanggil membuat lamunan Dahyun buyar seketika.

"Eoh? Wae? Ah.. untuk apa eonnie bertanya?" Dahyun malah bertanya balik.

"Apa kau tidak bosan terus berdiam diri di sini?"

"Tentu saja.. tapi kan aku tidak mempunyai pilihan lain. Eonnie sudah membeliku jadinya ya.."

"Kalau begitu sekolah lah Dahyun-ah."

"Eonnie yakin? Kenapa harus repot-repot menyekolahkan aku? Biayanya pasti mahal."

Dahyun sangatlah kebingungan. Pasalnya tidak ada orang yang akan membuang-buang uangnya hanya untuk menyekolahkan orang lain.

"Tidak perlu khawatir soal itu. Aku kan sudah membelimu.. otomatis kau menjadi tanggung jawabku."

Sana menatap dalam-dalam manik mata milik Dahyun. Tak lupa pula ia menampilkan senyumannya.

"Baiklah kalau itu mau eonnie. Aku akan sekolah." Dahyun ikut tersenyum.

"Jja~ aku pergi dulu Dahyun-ah. Aku harus mencari sekolah yang bagus untukmu."

Baru saja beberapa langkah yang diambil Sana, langkahnya harus terhenti dikarenakan suatu hal.

"Sana eonnie?"

Dahyun memanggil. Sana menoleh ke belakang dan menaikkan sebelah alisnya.

"Boleh aku bertanya tentang suatu hal?"

"Apa itu?"

Sana sedikit penasaran karena Dahyun jarang berbicara dengannya selama seminggu ini.

Lebih tepatnya Dahyun tidak pernah memulai percakapan diantara mereka berdua dan Sana lah yang selalu memulai percakapan duluan.

"Apa alasan eonnie membeliku?"

Sudah lama Dahyun ingin menanyakan hal ini dan sekarang akhirnya tercapai juga.

"Kau benar-benar ingin tahu?"

Dahyun mengangguk. Ia sangat penasaran. Sangking penasarannya, waktu tidurnya jadi terganggu karena terus memikirkan hal tersebut.

Suasana menjadi hening. Sana tidak memberikan jawaban melainkan malah menatap Dahyun.

Sana tersenyum hingga kedua matanya terpejam kemudian keluar dari ruangan ini tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

~

Seorang gadis perlahan membuka matanya karena merasakan kasur yang ia tempati bergoyang.

Mengerjapkan matanya berkali-kali lalu menoleh ke samping, matanya langsung membulat sempurna.

"Sana eonnie!?"

Dahyun sangatlah terkejut saat mendapati Sana berada di sebelahnya dengan posisi miring bertopang dagu.

"Selamat pagi, Dahyun-ah." Sana menyapa. Suaranya terdengar seperti suara orang yang baru bangun tidur.

"E-eonnie tidur di sini?" Dahyun sedikit mundur.

"Memangnya kenapa kalau iya?" Sana tersenyum miring. Dahyun menatapnya tak percaya.

"Tenang saja, semalam aku tidak tidur di sini. Saat baru bangun tidur aku langsung kemari." Dahyun bernafas lega.

"Jja~ kau harus mandi," ujar Sana.

Dahyun mengerutkan keningnya, "Eoh? Sepagi ini? Ini baru jam enam pagi eonnie."

"Kau lupa? Ini adalah hari pertamamu sekolah. Cepatlah bersiap. Atau mau aku yang mandikan?" Sana menaik turunkan kedua alisnya.

"A-aku bisa sendiri.."

Dahyun beranjak dari tempatnya dan berlari masuk ke dalam kamar mandi di sudut kiri ruangan.

Sana melihat ke ujung ruangan sambil menyeringai, kemudian keluar dari kamar Dahyun.

~

Sana meletakkan dua piring nasi goreng di atas meja dan mengambil tempat di sebelah Dahyun.

"Aigo~ imut sekali kau~" ucap Sana.

"Ini perasaanku saja atau memang seragam ini kebesaran?" tanya Dahyun.

"Memang sengaja kubeli yang kebesaran agar bisa dipakai sampai tamat sekolah," jawab Sana.

"Uh.. apakah penampilanku sudah bagus eonnie? Tadi aku tidak sempat mengecek."

"Penampilanmu selalu bagus mau apa pun yang kau kenakan, Dahyun-ah," ucap Sana sambil tersenyum.

"G-gomawo?" Dahyun langsung mengalihkan pandangannya ke depan.

"Jja~ cepat habiskan sarapanmu. Kau tidak ingin terlambat di hari pertamamu sekolah, kan?"

~

Dahyun POV

Sekarang aku dan Sana eonnie sedang berada di garasi yang ukurannya lumayan besar. Ada berbagai macam mobil di tempat ini.

Kami masuk ke sebuah mobil berwarna hitam. Aku duduk di kursi belakang sedangkan Sana eonnie duduk di kursi supir.

"Dahyunnie?" panggil Sana eonnie.

"Wae eonnie?" sahutku.

"Ini ada permen. Makanlah."

"Eoh? Nee? Gomawo eonnie."

Permen di pagi hari? Sedikit aneh bukan? Walaupun begitu aku tetap memakannya.

Mmh~ Tidak ada yang aneh dengan rasanya? Enak. Rasa favoritku yaitu rasa cokelat.

Tidak lama kemudian, aku merasakan kepalaku pusing, pandanganku memburam dan..

Semuanya berubah menjadi gelap.

~

"Bangunlah Dahyun-ah. Kita sudah sampai."

"Eoh?"

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Kepalaku tidak lagi terasa pusing.

"Ah.. gomawo eonnie."

"Semoga beruntung di hari pertamamu."

Aku keluar dari mobil dan pergi ke kelasku. Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya terkagum.

Wow~ Sekolah memang menakjubkan!

Sesampainya di kelas, aku duduk di kursi belakang. Suasana kelas sangatlah ramai.

Banyak yang bisa kujadikan teman!

Tak lama kemudian, seorang pria yang sudah pasti guru masuk ke dalam kelas. Pelajaran pun dimulai.

~

Bel sekolah berbunyi untuk yang terakhir kalinya, tanda waktunya untuk pulang.

Aku pun keluar dari kelas. Sekolah yang tadinya ramai menjadi sepi karena semua murid sudah pulang.

Saat sedang berjalan di koridor sekolah yang sepi ini, seorang gadis melewatiku.

Keningku terkerut saat melihat sesuatu yang cukup familiar bagiku.. plester bergambar strawberry.

"Chaeyoung-a?"


















T.B.C

Sold (Saida)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant