Chapter 120

2.1K 379 16
                                    

Lisa POV

"Manoban, band favoritmu sudah merilis lagu baru. Itu judulnya apa?"

"The Click Five? Hmmm. Jenny." Aku mengunyah kue pretzelku.

"Ya yang itu. Bisakah kau menyanyikannya untukku? Aku akan memainkannya di kelas nanti."

Aku hanya menyenandungkan beberapa bait karena aku tidak yakin.

Aku melihat seorang gadis setengah ikal berkacamata berhenti di tengah jalan dengan nampan di tangannya. Wajahnya ditutupi poni. Aku terus bernyanyi.

First you say you won't
Then you say you will
You keep me hanging on
And we're not moving on
Or standing still
Jenny, you've got me on my knees
Jenny, it's killing me

"Bagus!" Seulgi berterima kasih padaku dan kami melanjutkan makan. Aku melihat sekeliling dan tidak melihat gadis itu.

Kami terus berbicara dan tertawa terbahak-bahak.

"Kelas pertamaku jam 1 siang. Lebih baik aku pergi."

Karena ini CLAYGO, aku mengumpulkan nampanku dan berdiri tanpa melihat sekeliling.

Aku tidak memperhatikan ada gadis yang lewat mengenakan rok dan ujung nampanku dengan tidak sengaja menangkap ujung roknya.

Aku berdiri di tengah jalan dan sialan.

"Wow."

Aku dengan bodohnya mengungkapkan kekagumanku pada pakaian dalam yang bagus dari gadis yang berdiri di depanku.

Tidak pernah dalam hidupku melihat pantat orang lain selain empat orang idiot ini.

Tapi sialnya ini sangat seksi.

Sangat-sangat sek---

"PERCERT!"

Terlambat untuk menyadari tinju gadis yang mengamuk mendekati wajahku.

Pukulan di mulutku membawaku kembali ke bumi dari kebahagiaan murni menatap pantat dan pakaian dalam hitamnya.

Aku langsung jatuh ke lantai.

Aku melihat darah mengalir dari wajahku dan tidak tahu mengapa karena tidak ada rasa sakit.

Belum.

"Shit, Manoban!" Bam bergegas menolongku.

Lalu aku mulai merasa mati rasa di bagian dia memukulku.

"Betapa lemahnya manusia." Tiga bajingan lainnya hanya menatapku sambil tertawa.

Aku mendongak dan dia gadis yang sama yang berhenti tadi saat aku bernyanyi.

Aku berdiri setelah keterkejutan ini, ada rasa sakit di dalam tengkorakku lagi kemudian bibirku mulai terasa sangat perih.

Bagaimana bisa seorang gadis kecil yang cantik meninju sekuat itu? Dia pasti putri Manny Pacquiao, kan?

Dia memerah dan sangat marah padaku. Angelic namun seperti petinju profesional.

Lalu dia memelototiku.

Sabuk Pops tidak membuatku takut, tetapi tatapan gadis ini akan menjadi penyebab kematianku.

Aku membungkuk berkali-kali sambil mengatakan maaf dan mengatakan bahwa aku tidak sengaja. Dia ditarik keluar oleh temannya saat dia mencoba menyerangku lagi.

Baby Mommy || JenlisaWhere stories live. Discover now