09%

1.5K 176 67
                                    

BUGH...

BUGH...

"siapa yang menyuruh mu berhenti tikus?!"

Teriakan haruchiyo yang berdiri tak jauh dari sosok hanagaki takemichi, seorang tahanan bonten akibat kesaksian nya tentang pelenyapan kisaki tetta yaitu penghianat bagi orang nomer satu bonten yaitu mikey. Kini ia sedang dilatih oleh sosok bonten top 2 yaitu sanzu haruchiyo.

Sejak kejadian itu membuat takemichi di bangun kan setiap hari menggunakan air dingin, tampa mengganti pakaian nya yang basah dengan pakaian yang sudah dibawakan oleh kakucho untuk kebutuhan nya disini ia digiring menuju ruang latihan tempat sebelum nya dimana ia di hajar habis habisan oleh anak tengah akashi. Kakucho hanya bisa menatap nya tampa banyak memberi penjelasan, Kakucho merupakan salah satu teman nya semasa di panti asuhan telah berubah banyak 'kaku-chan' nya kini menjadi top 3 bonten yang kejam dan tak berperasaan walaupun rasa empati dan sayang masih terlihat samar saat mata kakucho berpapasan dengan nya namun di sembunyikan dengan baik oleh Ekspresi tak bersahabat nya.

Kakucho adalah satu satunya anak yang sebaya dan mau bermain dengan sosok bocah hanagaki yang trauma serta pendiam. Kakucho anak yang aktif, ia sangat ceria walaupun sedari lahir tak memiliki orang tua yang jelas siapa, sikap nya banyak membuat anak anak panti lain senang bermain dengan nya berbeda dengan takemichi. Sejak awal hari pertama ia datang tampa senyum di wajah murung nya tak ada satu pun anak yang mengajak nya bicara, takemichi kecil selalu duduk di tangga atau di ayunan kala senja atau jam main setiap harinya.

Suster panti asuhan sering kali mengajak nya bicara dan menanyakan "apa michi merasa kesepian?" Maka jawaban yang selalu keluar adalah

"Tidak, ayah tidak suka pahlawan nya bersedih karna merasa sendiri. Ayah ibu bilang pahlawan itu harus berdiri kokoh walau sendirian"

"Michi... Kapan mereka mengatakan itu"

"Eumm tadi malam di mimpi!! Ayah dan ibu bilang mereka menyayangiku walau tak bersama ku lagi. Suster, aku ingin jadi pahlawan yang di bangga kan ibu dan ayah. Apakah aku akan bisa?" Manik biru kristal itu mengerjap polos.

Anak polos ini tak tau jawaban itu membuat suster panti asuhan hampir terisak.

"Michi, suster yakin. Kau akan menjadi pahlawan bagi banyak orang" elusan sayang diberikan ke surai halus  sekelam malam berbintang yang gemerlap. Takemichi tersenyum juga membalas senyuman teduh di wajah senja kepala suster panti asuhan nya.

"Hai anak baru!! "

PLAK...

"awww...."

Takemichi kecil merintih memegang kepala nya yang dilempari sebuah ranting kering, melihat anak bersurai kelam lainya membawa ranting kayu yang sama yang ia lempar ke arah takemichi tadi hingga mendarat di kepalanya. Takemichi menatap anak itu heran, takemichi yakin ia tak melakuakn apapun yang mungkin menyinggung anak ini sejak tadi, dirinya hanya memandang pemandangan musim gugur di ayunan pohon rindang didepan panti.

"Ayo angkat ranting nya, kita bermain penjahat penjahat" ucap nya semangat sambil mengayunkan ranting.

"Penjahat penjahat? Bukanya pahlawan dan penjahat?" Kata takemichi heran

"Huh? Aku tidak mau menjadi pahlawan! Kita main penjahat penjahat saja"

"Aku... Aku mau menjadi pahlawan" ujar takemichi, anak berbekas luka eksentrik di sepanjang sisi wajah atas kanan nya itu menatap takemichi heran

"Apa bagusnya menjadi pahlawan?" Katanya

"Aku bisa menyelamatkan orang lain jika dalam bahaya sehingga mereka tidak kesusahan dan hidup aman serta tentram. Pahlawan itu keren!" ujar takemichi berbinar dengan gerakan tangan yang mengikuti, anak berbekas luka itu menggaruk kepala nya merasa tak mengerti mengapa anak bermanik samudra kebiruan ini sebahagia itu

N I E R V A N AWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu