Marco : {sensei}

1.7K 173 60
                                    

"Bagian ini dapat di substitusi kan pada bil-" Marco berhenti menjelaskan sejenak. Pintu kelas nya diketuk seseorang. Ia lantas pergi membukanya.

Marco melihat seorang yang duduk di kursi besi didepan kelas nya ia memakai seragam sekolah lain dan hanya menunduk sambil mengenakan masker , lalu ada kepala sekolah yang sedang berdiri tepat didepan nya. Mungkin tadi yang mengetuk pintu adalah  kepala sekolah.

"Ada perlu apa pak?" Marco mencoba bertanya dengan sopan dan sambil tersenyum.

"Begini , ada siswa baru dia baru pindah kemarin. Setau ku di kelas ini murid nya ganjil jadi dia ku masukkan ke kelas ini" Kepala sekolah menjelaskan secara rinci.

"Tapi , kenapa sangat tiba-tiba sekali ya. Biasanya hal seperti ini dibicarakan kurang lebih 3 hari sebelum perpindahan?" Marco mencoba bertanya lagi karena menurut nya ini tidak beres.

Kepala sekolah mendekatkan bibirnya ke dekat telinga Marco. Membisikkan bahwa y/n adalah anak seorang pemilik sekolah yang kini mereka tempati.

"Ah jadi begitu , baiklah. Terimakasih anda bisa kembali" Marco membungkuk.

"Emh kamu , sini masuk dan perkenalkan dirimu" Marco memerintahkan y/n untuk masuk ke dalam kelas. Ia hanya bisa menurut dan mengikut dari belakang.

"Maaf pelajaran kita sedikit terpotong. Sensei membawa seorang murid baru yang akan menempati kelas kita. Baiklah coba kau membuka masker dan kenalkan dirimu pada kami" Marco pergi berkeliling ke bangku belakang meninggalkan y/n sendirian didepan papan tulis.

Y/n membuka masker nya , wajah cantik nya kini terpampang jelas di hadapan para siswa. Membuat beberapa Adam memusatkan pandangan nya pada wajah indah y/n.

"Y/n?" Marco bergumam kecil.

"Selamat pagi , izinkan aku untuk memperkenalkan diri. Nama ku y/n Borsalino kalian bisa memanggilku y/n , sekian terimakasih. Sekarang kalian bisa menanyakan pertanyaan padaku" y/n membungkuk memberi salam lalu tersenyum.

Matanya tak lepas dari seorang berambut kuning dibelakang , ia dari tadi mengamati sambil tersenyum sedikit.

"Apa dirimu sudah mempunyai kekasih?" Seorang laki-laki berparas tampan berdiri dari duduknya. Menyedekapkan tangan di dada dengan percaya diri.

"Kebetulan aku be-" jawaban y/n terpotong.

"Hei kalian , jika kalian bertanya harus tetap mempunyai adab. Jangan menanyakan hal yang menyangkut privasi. Kamu push up 10 kali!" Marco berusaha untuk mengalihkan perhatian.

"Baiklah lanjut"

"Y/n Chan apa kau mau jalan-jalan dengan ku?" Kini pertanyaan di serobot lagi oleh seorang laki-laki.

"Y/n Chan aku ingin kau jadi pacarku"
"Itu bukan pertanyaan bodoh!"
"Y/n Chan apa kau makan kadal?"
"Hei lihat aku y/n , apa dirimu suka memasak racun?"

Pertanyaan pertanyaan aneh semakin bermunculan. Marco kemudian memberhentikan murid nya karena takut ditegur mengganggu pembelajaran kelas disebelah.

"Baiklah sesi tanya kita tutup. Kalian bisa menanyakan pertanyaan lagi setelah jam istirahat nanti. Y/n silahkan mencari kursi kosong dan ikuti pembelajaran hari ini" y/n mengangguk.

Y/n duduk dengan seorang pria memakai kacamata. Terlihat sangat dingin namun sepertinya pintar. Y/n melihat papan nama yang tergantung cantik di dada sebelah kanannya bertuliskan 'Ace'.

Pukul 7 malam. Pelajaran berhenti saat bel pulang sekolah berbunyi.

Y/n menolak beberapa ajakan untuk pulang bersama teman-teman baru nya. Dengan alasan mencari sesuatu. Kini y/n disibukkan dengan mencari keberadaan barang favoritnya. Ia sudah mengecek berulang kali laci meja dan tas nya untuk memastikan. Namun tetap saja barang nya tidak terlihat.

"Seingat ku tadi saat istirahat aku menaruhnya disini. Tidak mungkin kan ada yang mengambil nya"  pikiran nya sudah gelisah buku kesukaan yang berisi cerita percintaan kini hilang.

"Mencari ini?" Marco tiba-tiba muncul di ambang pintu sambil membawa sebuah novel tebal bersampul biru muda.

"Sensei mencuri nya ya?!" Y/n berlari untuk merebut buku tersebut , namun Marco dengan cepat menyembunyikan nya di belakang punggung.

"Kembalikan , itu punya ku"

"Aku membaca bab yang di tandai dengan kertas biru" y/n tiba-tiba saja memalingkan wajahnya karena merasa ketahuan. Kini ia malu , tak dapat dipungkiri bab yang ia tandai mengandung unsur dewasa. Pipi nya sudah merah.

"Kembalikan Marco San. Benda itu milikku kau tidak boleh membacanya tanpa seizin ku" tangannya menjulur ke depan. Memaksanya untuk mengembalikan buku tersebut padanya.

Setelah perdebatan kecil selesai , Marco akhirnya mengembalikan novel tersebut kepada pemiliknya. Tadinya ia hanya ingin menjahili namun siapa sangka terdapat unsur dewasa didalamnya.

"Ayok melakukannya" dengan wajah polosnya y/n terlihat kebingungan.

"Melakukan apa?"
"Melakukan seperti apa yang di dalam novel. Tentunya bagian yang di tandai olehmu"
"Bercanda mu tidak lucu tau , sudah ah aku mau pulang. Aktivitas hari ini cukup membuat ku kecapekan"

Tangan y/n di tarik ke dalam kelas oleh Marco. Kedua lengannya di angkat ke atas dan di tempelkan pada dinding dengan keras hingga punggung nya merasakan hawa dingin dari dinding kelas.

"Hari pertama pindah sekolah sudah di perkosa oleh guru huhuuuu" y/n merengek berharap dilepaskan.

"Saya pacar mu. Aku heran padamu kenapa kau pindah kesini" Marco mencoba bertanya sambil menciumi aroma leher y/n.

"Jangan salahkan aku , papa ku yang memaksa ku masuk ke sekolah ini. Marco ayolah berhenti ini masih di kawasan sekolah"y/n menggeliat karena area sensitifnya sedang dijahili Marco.

"Buku tadi juga menceritakan kisah percintaan guru dan murid di sekolah. Bahkan mereka berhubungan di dalam kelas. Aku ingin seperti itu juga" tangan Marco aktif melepaskan kancing seragam dan kaitan bra. Menciumi  kedua dada muridnya.

"Marco jangan menggigit puting ku!"y/n sengaja membentur kan kening nya dengan kepala Marco.

"Ck. Memang kenapa si" Marco melepaskan kedua tangan y/n. Ia mengusap kepalanya yang sedikit sakit akibat benturan.

"Sakit idiot. Sudah cukup aku ingin segera pulang" y/n merapikan kembali seragamnya.

"Ransel akan ku bawakan. Kau akan menginap di rumahku aku juga membawa mobil jadi ayo kita pulang" Marco berjalan terlebih dahulu meninggalkan area kelas.

"Kau ngambek ya"
"Sudah lah tidak perlu dibahas"
"Baiklah , saat nanti di rumahmu kau bisa lakukan apa saja pada tubuhku"

Marco akhirnya menggandeng tangan y/n sepanjang berjalan di koridor sekolah. Ia tidak berhenti tersenyum membayangkan apa yang terjadi nanti.

*
*
*

Apeni.

KTSKTM







𝐎𝐧𝐞 𝐏𝐢𝐞𝐜𝐞 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 { 𝐨𝐧𝐞 𝐬𝐡𝐨𝐭𝐬 }Where stories live. Discover now