Sabo : {Air mineral}

1.6K 210 23
                                    

*Dor. Suara tembakan keras terdengar dari lapangan olahraga sekolah sebagai tanda dimulainya pertandingan. Pelatih menggunakan pistol berpeluru karet sebagai pengganti peluit yang hilang karena terjatuh dari 2 jam lalu. 

Perlombaan lari antar kelas dimulai sejak kemarin , beberapa anak yang ikut serta telah mendaftarkan diri sebagai kandidat peserta lomba saat seminggu lalu.

Putaran pertama di pimpin oleh Kid anak kelas 10 yang bermuka sangar. Putaran ketiga Kid menjadi lebih lemah lalu di susul Law anak kelas 12 berwajah tampan serta kalem.

Namun detik-detik terakhir anak kelas 11 yang bernama Sabo dari arah belakang tiba-tiba saja memimpin dan memenangkan pertandingan dengan menabrak pita pembatas garis finis.

Sorakan meriah dari para fans Sabo terdengar sangat kencang , membuat para Adam yang lain merasa iri dan dengki. Bagaimana tidak , Sabo merupakan wakil ketua OSIS di sekolah yang memiliki kepribadian tenang dan wajahnya bisa dibilang tampan. Ia juga memiliki otak yang lumayan lebih cerdas daripada adik dan kakaknya.

Permainan berhenti sejenak , para peserta diperbolehkan untuk mengistirahatkan diri di tepi lapangan.

"Sabo Kun , ini air untukmu" terlihat seorang perempuan menyodorkan sebotol minuman dingin pada Sabo yang masih berada dipinggir lapangan sambil tersenyum manis.

Tanpa basa-basi Sabo menurutinya , ia meneguk nya hingga tidak tersisa. Secara langsung membuat hati kecil y/n terluka.

Y/n melihatnya dari pojok lapangan , padahal ditangannya terdapat sebotol air mineral kesukaan Sabo tadinya ia akan memberikan ini agar Sabo semakin semangat saat pertandingan final nanti. Terasa perih namun ia masih bisa menahannya. Memang wajar , pacarnya tersebut merupakan manusia yang sangat perfect jika dijadikan seorang yang spesial.

"Hm kejadian ini lagi" y/n meremas kuat botol air yang ia pegang , mood nya kini menjadi berantakan.

Y/n menyudahi menonton perlombaan , ia lelah terus-terusan makan hati akibat cemburu pada Sabo. Y/n pergi ke kantin untuk mengurangi emosi yang bergejolak dalam hati nya ia membeli sandwich dan memakannya di atap sekolah.

"Ini untuk nona manis , sebungkus sandwich penuh gizi yang dibuat oleh cinta" koki berambut kuning menggoda y/n.

"Haha terimakasih , kau memang selalu memasak memakai cinta. Pantas saja hasilnya selalu enak"

Menikmati semilir angin yang lumayan kencang , pintu masuk atap tiba-tiba terbuka. Terlihat teman sekelas y/n yang mengikuti lomba lari mulai menghampiri. Keringatnya masih membasahi badan , sampai-sampai mencetak keenam otot di perutnya.

"Cavendish? Sedang apa disini?" Y/n menjauh dari pagar pembatas.

"Em aku memang selalu ber istirahat disini" laki-laki tampan itu merebahkan tubuhnya di permukaan kasar atap. Menutupi kedua mata dengan lengannya agar tidak silau menatap ke langit.

"Ah maaf aku tidak tau" y/n membuka bungkusan sandwich nya dan mulai memasukkan nya ke mulut. Meresap rasa enak yang dapat membuai lidah.

"Y/n San" Cavendish menyampingkan tubuhnya ke arah y/n yang sedang duduk menyender pada pagar pembatas , ia mengamati bibir mungil merah muda yang sedang menikmati sandwich buatan koki sialan itu dengan lahap.

"Kenapa?" Y/n menatap balik karena merasa terpanggil.

"Tidak , hanya saja saat selesai pertandingan wakil ketua OSIS yang telah mengalahkan ketampanan ku itu mencari keberadaan mu" Cavendish menunjukkan kekesalannya.

"Pfftt , tidak tidak. Menurut ku kau jauh lebih baik dari dia" y/n menghibur hati temannya tersebut sambil sesekali bercanda.

"Siapa yang lebih baik?" Tiba-tiba suara milik Sabo terdengar dari pintu masuk.

Sabo kini sudah ada di hadapan mereka berdua , entah kapan ia menaiki tangga dan membuka pintu tiba-tiba ia muncul begitu saja seperti mempunyai kekuatan teleport.

"Kapan kau ada disini?!" Y/n dan Cavendish kompak bertanya sambil raut heran di wajah.

"Baiklah itu tidak penting , aku izin meminta seteguk air dari botol minum mu y/n San. Aku haus namun lupa membawa air dari rumah dan tidak meminta uang pada orang tuaku tadi pagi" Cavendish membuka segel penutup botol. Meneguknya langsung , bekas bibirnya tertinggal di mulut botol.

"Kenapa kau tidak menenggak nya Kubis? itu minuman milik y/n"
"Aku tidak pandai menenggak minuman , dari kecil aku terbiasa minum dengan menempelkan bibirku"

Hati Sabo mulai tergelitik sedikit perasaan cemburu. Namun ia tetap menampilkan wajah tenang nya walau hatinya sedikit panas. Apalagi saat y/n menjawab "tidak apa-apa , aku tidak jijik mulut Cavendish pun wangi karena sering memakan permen mint".

"Baiklah ini sudah cukup lama , aku akan pulang ke kelas" Cavendish berdiri bersiap pergi.

"Tunggu aku ikut" y/n mengumpulkan bungkus bekas permen dan sandwich di dekat rok nya.

"Kau duluan saja , y/n masih ku pinjam" Sabo menarik y/n ke dekatnya , mengusir Cavendish yang mengejeknya sambil memamerkan wajah menyebalkan.

"Kau" y/n bersiap memukul wajah Sabo dengan tangannya yang terkepal.

"Sayangku , hari ini ada apa? Kau tidak menonton pertandingan ku jahat sekali hm" Sabo merebahkan kepalanya tepat di atas paha y/n.

"Aku menonton mu berlari hingga menang , namun aku menyesal. Harusnya aku sibuk mengerjakan tugas saj-"

*Cup. Kecupan manis yang singkat membuat y/n membeku sambil menatap tajam. Sabo menarik dasi yang terikat di kerah baju y/n , membuat ia semakin membungkuk dan berhasil mencium nya.

"Aku berhasil menghapus ciuman tidak langsung manusia Kubis dan dirimu. Senang tidak?"

"Camkan ini , aku tidak akan pernah lagi membelikan sebotol air untuk dirimu lagi wahai WAKIL KETUA OSIS" y/n memalingkan wajahnya yang memerah entah itu karen kepanasan atau 'hal lain'.

"Baiklah baiklah , aku meminta maaf jika aku salah. Aku mengakui perbuatan jahat ku , aku telah meminum air yang diberikan perempuan tadi. Apakah dimaafkan?" Sabo memandang lurus rangah lugas y/n dari bawah , tahi lalat yang berada di sekitar leher menambah kecantikannya.

"Kau terdakwa telah melanggar hukum" jawaban lucu terucap dari bibir y/n. Membuat Sabo merasa gemas , ia bangkit dari tidurnya langsung duduk dan memeluk y/n.

"Saat final nanti , mau melihat ku bertanding lagi kan?" Sabo mendekat ke arah telinga y/n yang memerah.

"Tidak mau , wle" y/n menjulurkan lidahnya , mengejek kakak kelas yang kini menjadi pacarnya.

"Yakin?"
"Iyaa
"Yakin nih?"
"Iya"
"Serius?"
"SABOOO!!"

KTSKTM

BWHAHAHA LUCU BANGET MEREKA , AUTHOR NYA KEMAREN BARU NGERASAIN BEGINI. ISI PERUTNYA LANGSUNG KUPU-KUPU SEMUA

"Sabo , padahal di sekolah kita terdapat larangan berpacaran"
"Lantas?"
"Apalagi kau merupakan orang penting juga disekolahan ini"
"Hm"
"Kau menyebalkan sekali , dasar"
"Coba tebak kenapa aku melanggar peraturan itu"
"Memang kenapa?"
"Karena aku mencintaimu"

...

𝐎𝐧𝐞 𝐏𝐢𝐞𝐜𝐞 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 { 𝐨𝐧𝐞 𝐬𝐡𝐨𝐭𝐬 }Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora