˚✧Jealous??

357 54 2
                                    

Renjun dengan penuh semangat turun dari mobil milik Chenle, dia bergegas menuju bus sepuluh untuk mengambil barang bawaan nya. Setelah diberi tahu anggota kelompok untuk berbagi tenda oleh walikelas, dia langsung mengambil satu set tenda yang memang telah disediakan oleh pihak sekolah, kemudian menyuruh Yangyang dan Haechan untuk membantunya mendirikan tenda.

"Disini aja nih, biar kalo siang kita gak kepanasan." Haechan menunjuk sebuah tanah kosong tepat dibawah pohon yang rindang.

"Boleh juga, ayo mulai pasang tenda nya." Ajak Renjun, kedua teman sekelasnya itu pun mengangguk.

"Haechan lo nyari kayu bakar sana mumpung masih terang, takut keburu gelap." Suruh Yangyang kepada Haechan di tengah-tengah kegiatan nya.

"Ogah, gue lagi perawatan gamau panas panasan nyari kayu." Ucap Haechan, kedua bola matanya nampak mendelik karena sebal.

"Gue aja yang nyari, kalian masang tenda aja." Renjun menawarkan diri nya.

"Gapapa Njun biar si Haechan aja." Keukeuh Yangyang, sepertinya cowok itu memiliki dendam pribadi kepada Haechan.

"Gapapa kok lagian gue baru kali ini ikutan kegiatan kaya gini, jadi mau ngelakuin banyak hal." Setelah mengatakannya Renjun pun melenggang pergi meninggalkan Yangyang dan Haechan, cowok manis itu berlari memasuki hutan untuk mencari kayu bakar.

"Renjun."

Renjun menoleh ke asal suara, ternyata itu Jaemin. "Eh Jaemin, mau nyari kayu bakar juga?." Tanya Renjun yang kemudian di angguki oleh Jaemin.

"Panggil gue Nana aja, biar lebih akrab." Kata Jaemin, cowok itu mulai memunguti ranting-ranting yang berserakan di sekitar sana.

"Oke nana." Sahut Renjun, cowok itu sedikit terkekeh. Menurutnya panggilan 'Nana' terlalu gemas untuk seorang Jaemin, lihatlah otot-otor kekar di tubuhnya itu seperti tidak ada harga dirinya hahaha.

"Nana, gue udah selesai."

Jaemin terkekeh pelan ketika melihat Renjun dengan badan mungilnya bersusah payah untuk membawa kayu bakar yang begitu banyak, dengan sigap Jaemin mengambil sebagian kayu bakar Renjun untuk dibawakan sampai bumi perkemahan mereka. "Yuk balik kesana, takut keburu gelap." Jaemin tersenyum.

"Makasih Nana."

Jaemin hanya mengangguk, mereka pun berjalan beriringan untuk kembali ke bumi perkemahan.

"Nih kayu bakarnya." Jeno sedikit melempar kayu bakar yang dibawanya hingga menimbulkan suara, Chenle yang mendengar nya sampai terlonjak kaget.

"Ngalem kenapa sih?." Dengus Chenle. "Itu kenapa muka kusut begitu?." Tanya cowok sultan itu ketika menyadari wajah Jeno yang tampak kesal.

"Efek global warming, puncak jadi panas banget, gerah gue." Jawab Jeno ngasal sambil mengibas - kibaskan tangan nya.

Chenle menggelengkan kepalanya pelan karena tidak paham dengan apa yang dikatakan Jeno, namun dia cukup paham dengan maksudnya. Apalagi ketika melihat Renjun dan Jaemin yang baru keluar bersamaan dari hutan, Chenle jadi lebih peka dengan sikap yang Jeno tunjukkan itu.

"Cemburu?." Gumam Chenle yang kemudian terkekeh geli.

Setelah mengantarkan Renjun serta kayubakarnya, Jaemin bergegas kembali ke tendanya dengan anak band. Entah mengapa melihat wajah Jaemin yang begitu sumringah Jeno justru tambah kesal.

"Happy bener." Sindir Chenle yang sesekali melirik kearah Jeno.

"Biasa aja ah." Ucap Jaemin yang bertolak belakang dengan ekspresi wajahnya. Cowok itu kemudian menyimpan kayu bakarnya dan membantu Jisung membereskan tenda.

"Wihh masak apa, Le?." Tanya Renjun yang tiba-tiba muncul, membuat Chenle sedikit tersentak.

"Si anjir, ngagetin." Dengus Chenle.

"Biasa aja ah." Ucap Renjun yang kemudian memajukan bibir mungilnya.

"Ngapain kesini?." Tanya Chenle.

"Yangyang sama Haechan berisik, bertengkar mulu." Jawab Renjun yang kemudian mencomot masakan Chenle begitu saja, Chenle kemudian menepuk tangan Renjun sambil berkata. "Belum mateng Njun."

"Enak Le, seperti biasanya." Renjun nyengir.

Renjun kemudian melihat Jeno yang berbaring di depan tenda beralaskan karpet plastik sambil memainkan ponsel, Renjun menghampirinya dan duduk di sebelah Jeno.

"Ngapain?." Tanya Renjun sambil mengintip layar ponsel Jeno.

"Main Game." Jawab Jeno yang kemudian diangguki oleh Renjun. "Mau permen?." Tawar Jeno, Renjun tampak tertarik.

"Mauuu."

Detik setelahnya Jeno mengeluarkan satu buah permen dari saku hoodie nya lalu memberikan permen tersebut kepada Renjun, Renjun menerima permen itu dengan senang hati. Namun kemudian senyumnya memudar, dia melihat dengan teliti permen tersebut.

"Jen lo dapet permen ini dari mana?." Renjun menatap bungkus permen yang tampak tidak asing itu.

"Nyomot dari meja belajar lo."

"Jen." Renjun tampak kaget dengan jawaban Jeno, sedangkan Jeno terheran-heran.

"Kenapa Njun? kalo lo marah gue minta maaf." Ucap Jeno yang terdengar begitu menyesal.

"Jeno, itu permen lepehan gue semua."

Jeno membulatkan kedua matanya ketika mendengar perkataan Renjun, bahkan ponsel ditangan nya sampai jatuh kebawah.

1:00 ───⊙─────── 3:59
↻ ◁ II ▷ ↺

Hayoloh udah makan berapa biji tuh Jen 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayoloh udah makan berapa biji tuh Jen 😂

Serein✓ [noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang