How deep is your love?

52 5 0
                                    

Terima kasih pada candaan langit yang malam ini menurunkan hujan, hingga aku memiliki alasan memelukmu yang menggigil kedinginan.

                                *****

"Kwanie, kita perlu bicara." Seungkwan yang sedang menonton TV terkejut ketika kakak laki-lakinya tiba-tiba datang dan mematikan televisi. Dia juga sedikit bergidik melihat wajah Jong-Suk yang amat serius.

" Kau membuatnya takut Oppa." Lee-Hi duduk di samping Seungkwan dan mengusap kepalanya. Seungkwan menatap nunanya dengan raut penuh tanya berharap mendapat penjelasan tentang sikap kaka laki-lakinya itu.

Jong-Suk segera sadar akan sikapnya sehingga berusaha menenangkan dirinya
Sendiri dulu sebelum bicara pada Seungkwan.

"Maafkan aku." Jong-Suk mendekat dan mengusap rambut halus Seungkwan sambil tersenyum. Namun dia harus menerima bahwa Seungkwan sudah terlanjur ketakutan. Terlihat jelas dari tatapan Seungkwan.

"Dasar laki-laki bodoh." Lee-Hi menatap sinis Jong-Suk lalu tiba-tiba tertawa sambil menatap wajah Seungkwan. Gadis itu berusaha mencairkan seasana.

"Kau tak perlu takut, hyung bodohmu itu hanya sedang kalut saja." Lee-Hi mencubit kedua pipi Seungkwan dengan gemas. Seungkwan hanya diam. Dia memperbaiki hatinya yang sempat takut.

"Aku lihat formulir pendaftaran di meja belajarmu tadi malam. Apa harus sejauh itu?" Jong-Suk menatap intens wajah Seungkwan. Lebih fokus pada kedua bola mata yang juga sedang terarah padanya.

"Hmm.. Metode di sana sangat cocok denganku." Seungkwan berusaha bersikap senormal mungkin. Dia sudah menyiapkan diri untuk pertanyaan ini sejak kemarin. Seungkwan tahu kedua kakaknya tak akan mudah setuju dengan tempat pilihannya.

"Kau hanya menghindari Jeonghan." Jong-suk kali ini sulit untuk bersikap biasa. Raut wajahnya dan intonasi suaranya membuat Seungkwan takut. Bola mata Seungkwan sedikit membesar. Dia tak mengira kakaknya bisa menebak tepat sasaran. Seungkwan yang tak terlalu pandai berbohong akhirnya hanya menunduk.

"Aku akan katakan pada Jeonghan untuk tidak mengikutimu ditempat kau mendaftar." Jong-Suk menggenggam tangan Seungkwan. Menenangkan adik laki-lakinya itu. Seungkwan tak ayal langsung gembira mendengar perkataan kakaknya. Karena terlihat jelas kekhawatiran terpancar di raut wajah kedua kakaknya itu. Seperti apapun usaha mereka untuk terlihat tenang, Seungkwan tahu kedua kakaknya itu hanya sedang pura-pura. Jauh di lubuk hati mereka, mereka pun tak akan tenang jika tak ada yang menjaga Seungkwan dari dekat.

Seungkwan tak suka dirinya menjadi pusat perhatian semua orang. Dia tak suka orang lain terlalu mencemaskannya. Tapi di satu sisi dia tahu bahwa semua yang dia terima adalah bentuk rasa perduli. Dia tahu bahwa banyak orang yang tak mau kehilangan dirinya. Hingga akhirnya seungkwan berusaha menahan diri untuk tidak marah. Dia menerima semua perhatian itu walau terkadang menyesakkan.

Bagi semua orang, Seungkwan tak pernah tumbuh. Tak pernah bisa kuat. Tak pernah akan lepas dari pengawasan.

Peristiwa itu sempurna merenggut kebebasan Seungkwan.

*****

Flashback

"Ini untukmu." Sebuah botol minuman ringan bergoyang-goyang di depan wajah Seungkwan.

Beberapa tetes jatuh ke tangan dan seragam Seungkwan.

Seungkwan mengenal suara itu hingga dia tak ragu untuk meraih minuman yang tersisa setengah itu dan membuka tutupnya. Dia sudah membayangkan bagaimana segarnya air  yang akan masuk ke tenggorokannya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANDROMEDA ( Verkwan)Where stories live. Discover now