Aladdin mendorong istrinya pelan sehingga wanita itu terbaring terlentang di bawah. Pria itu pun kemudian memagut bibir Jasmine dengan penuh cinta.
Entah bagaimana caranya, Aladdin berhasil meloloskan gaun putih Jasmine dan melemparkannya sembarangan. Tubuh mulus Jasmine sudah tak tertutup kain apapun kecuali segitiga kecil yang menutupi bagian selatan tubuhnya.
Aladdin menyudahi ciuman mereka saat keduanya kehabisan nafas. Kemudian dengan tak sabaran ia pun melucuti pakaiannya sendiri dan tak lupa juga membuang kain segitiga kecil yang menutupi kewanitaan Jasmine. Keduanya kini sama-sama telanjang bulat.
Aladdin bersimpuh di hadapan kedua kaki Jasmine yang telah dibuka lebar. Tubuhnya menunduk untuk mengecupi perut besar Jasmine yang berisi anak mereka. Sementara itu, sebelah tangannya turun membelai klitoris Jasmine, membuat wanita itu mengelinjang.
Aladdin memasukkan dua jarinya ke dalam kewanitaan istrinya itu untuk memberikan rangsangan padanya. Secara otomatis, tubuh Jasmine meresponi rangsangan tersebut. Bagian selatan tubuhnya sudah mengeluarkan cairan pelumas, tanda ia telah siap menerima Aladdin sepenuhnya.
"Aaah.."
"Kau siap?"
"Yaah... "
Aladdin mengangkat panggul Jasmine dan meletakkannya di atas pangkuannya untuk memudahkan penyatuan mereka. Aladdin mulai memasukkan miliknya yang sudah membesar ke dalam lubang kewanitaan Jasmine.
"Aakh... Aaah..."
Setelah memasukkan miliknya ke dalam vagina Jasmine, Aladdin belum juga bergerak. Ia memberi waktu pada istrinya untuk menyesuaikan diri dengan miliknya yang ada dalam kewanitaan istrinya itu.
"Eemmhh... Bergeraklah..."
"Baiklah..."
Sebelum bergerak, Aladdin mencium perut besar Jasmine yang tampak mengkilap karena essential oil yang tadi digunakan untuk memijat. Aladdin mulai bergerak mengeluar masukkan miliknya.
"Aaah... Aaah..."
Desahan Jasmine membuat Aladdin makin bersemangat. Ia makin mempercepat tempo permainannya.
"Aaah... Oooh..."
Aladdin meremas kedua sisi panggul Jasmine dan menggerakkannya maju mundur dengan cepat. Gerakan kedua orang itu membuat perut Jasmine berguncang berakibat timbulnya gerakan aktif sang bayi yang memicu desahan Jasmine.
"Aaah... Aladdin...."
Aladdin terus menyodok istrinya yang disambut dengan desah kenikmatan Dari bibir Jasmine. Pria itu pun tak bisa menahan hasrat yang membuncah menyembul menghangatkan rahim sang istri yang telah terisi oleh anak mereka.
"Jasmine... "
"Al... Aaah.."
"Berbalik lah sayang."
Jasmine pun menuruti permintaan sang suami. Aladdin membantu Jasmine yang sudah kesusahan berpindah posisi karena perut besarnya. Jasmine menungging dengan menumpukan bobot tubuhnya pada kedua siku dan lututnya.
Aladdin yang ada di belakang Jasmine ikut menelungkupkan tubuhnya menempel pada punggung Jasmine. Tangannya terulur ke depan, merayapi bagian dada sang wanita dan meremas kedua gundukan kenyal itu.
"Oooh..."
Sambil mengecupi sekujur bahu mulus Jasmine, tangan Aladdin tak berhenti meremas payudara Jasmine yang membengkak akibat kehamilannya ini. Sesekali ia mencubit puting Jasmine yang menegang. Air susu Jasmine pun mengalir membasahi kasur di bawahnya.

YOU ARE READING
Princess Pregnancy
General FictionPangeran dan putri menikah dan hidup bahagia selamanya... The end Begitu lah kira-kira akhir dari setiap cerita dongeng seorang putri... Kali ini aku ingin membawakan sekelumit cerita tentang para putri negeri dongeng saat menanti kelahiran buah h...