12 || Pertunangan

3.7K 221 2
                                    

Jangan lupa bantu vote!

.

⚠️Call me Febri, not author⚠️

.

Happy Reading🔥

___

Saat ini Nesya termenung di perpustakaan. Kebetulan, setelah bel pulang sekolah, ia mengembalikan buku yang ia pinjam di perpus. Dan, karena iya belum ingin pulang, ia memutuskan berdiam di perpustakaan. Sambil, merenungkan ucapan orang tuanya.

Brakk

Nesya memukul meja, dan mengacak-acak rambutnya. Pikiran nya terus tertuju pada ucapan bunda nya.

"Ayah sama bunda mau jodohin kamu sama temen anak bunda"

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di telinga, dan kepalanya. Kenapa harus di jodohin? Kenapa gak kasih kesempatan buat Nesya pilih pasangan nya sendiri. Lagi pula kan dia masih muda. Itu lah yang sedari tadi, juga Nesya pikirkan.

"Gue harus gimana?" Nesya bermonolog sendiri.

"Nesya" panggil seseorang, Nesya menoleh ke pintu perpus.

"Ayah"

"Kamu mau di sini terus? Sudah satu jam lo, perpusnya mau di tutup, udah sore"

"A-ayah tau aku di sini udah lama?"

"Ya, ayah tahu, sekarang kamu pulang, ayah juga mau pulang"

Nesya mengangguk kecil. "Iya yah" Nesya berjalan keluar, Rega yang melihat perubahan sikap anaknya pun hanya menghela nafas.

"Maafkan ayah dan bunda nak"

Nesya tidak langsung pulang, melainkan mampir di Indomaret. Ia membeli minuman, karena haus. Ia mendudukkan dirinya di kursi teras Indomaret. Gadis itu meneguk setengah minuman nya.

Tiba-tiba ia melihat sepasang remaja, yang membawa anak 2. Satunya bergandengan dengan mama nya dan yang satu dengan papanya. Dan mereka, terlihat bahagia, tanpa ada tekanan sedikit pun.

Hal itu, membuat Nesya teringat akan hal tadi pagi. Nesya menghela nafas pasrah. Pernikahan itu bukan untuk di coba-coba, dan Nesya hanya akan ingin menikah sekali seumur hidup. Dan apakah, dia akan bahagia dengan calon suaminya nanti, jika dijodohkan seperti ini.

Apa Nesya yakin dirinya akan mencintai calon suaminya. Oh maaf, belum calon suami, karena Nesya belum menerima pertunangan nya. Dan, apa calon tunangan nya itu bisa mencintai nya juga.

Memikirkan semuanya, membuat kepala Nesya pusing. Lebih baik dia pulang, mungkin saja bunda nya khawatir.

|MEMH|

Sesampainya di rumah, Nesya langsung saja ke kamarnya. Ia tidak menjumpai orang satu pun. Entah kemana bunda dan juga ayahnya. Ia salam juga tidak di jawab.

Nesya memilih membersihkan badan nya dulu. Setelah mandi, Nesya turun ke dapur. Namun, tidak ada bibi, biasanya bibi jika sore selalu di dapur, masak. Tapi, sekarang tidak ada.

My Enemy My Husband [On Going]Where stories live. Discover now