Smiling Flower - XXIV

1.5K 133 3
                                    

"Selamat pagi." Wonwoo menatap Mingyu dengan senyuman merekah di bibirnya. Mingyu yang baru saja keluar dari kamar Wonwoo dengan wajah bangun tidurnya menatap Wonwoo dengan mengernyit, ia berjalan ke arah Wonwoo yang sedang sibuk di dapur.

Mingyu mendudukkan dirinya di kursi counter dapur tersebut, ia menatap Wonwoo lekat yang tengah memasak. Kedua tangannya bertumpu di atas counter dan dagunya ia tumpukan di atas kedua tangannya. Wonwoo mengernyit bingung, ia sedikit tersenyum simpul melihat bagaimana kedua mata Mingyu yang mengedip seperti puppy. "Kau kenapa Mingyu?" Tanyanya.

"Lapar." Mingyu menghela napasnya panjang, mendengar kekehan dari Wonwoo.

"Ini pertama kalinya aku melihat mafia sepertimu." Ia mendekat, mengacak rambut Mingyu yang masih berantakan karena baru bangun tidur. "Kau tidak seperti mafia." Lanjutnya.

Mingyu semakin memanyunkan bibirnya. "Mingyu lapar.." Lirihnya sembari mengerjap lucu. Wonwoo semakin gemas, ia berjalan ke arah Mingyu, meraih wajahnya dan menangkupnya, lalu mendekat dan menciumi wajah Mingyu berkali-kali di seluruh area wajahnya lalu berakhir mengecup bibir Mingyu yang masih manyun.

Wonwoo sekali lagi mengusap rambutnya dengan lembut. "Sebentar ya sayang.." Lirihnya, ia akan berbalik ke arah kompor tapi tubuhnya di raih oleh Mingyu dan pinggangnya di peluk kedua tangan Mingyu dengan erat. "Mingyu..." Wonwoo memegangi kedua pundak Mingyu.

Pemuda Kim itu malah mengeratkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya di ulu hati Wonwoo. Ia memejamkan kedua matanya erat. "Kau wangi sekali.. Aku suka." Ucapnya lalu ia mendongak dan menatap Wonwoo. Ia tersenyum, mengusap-usap punggung Wonwoo sebelum ia melepas pelukan tersebut.

Wonwoo berjalan ke arah kompor, ia membalik masakannya dan menunggu selama beberapa saat sebelum menyuguhkannya ke arah Mingyu dan keduanya sarapan bersama. Setelah itu, Mingyu membersihkan diri, di susul dengan Wonwoo lalu mereka pergi ke mansion dengan Wonwoo yang menyetir.

"Untuk saat ini, berpura-puralah bahwa aku masih hilang ingatan." Ucap Mingyu tiba-tiba dan Wonwoo menoleh sebentar. "Masih ada banyak orang yang akan aku selidiki." Lanjutnya. Wonwoo mengangguk paham. "Dan jangan cemburu saat Jeonghan mendekatiku."

"Aku tidak." Balas Wonwoo langsung dengan kesal. Ia mengerucutkan bibirnya.

Mingyu terkekeh. "Jika tidak lalu kenapa kau harus pergi dari mansion?" Tanya Mingyu sedikit menggoda.

"Aku hanya berpikir bahwa kau tidak akan mengingatku lagi." Kesal Wonwoo. "Kau tahu, rasanya menyakitkan tidak diingat oleh orang yang kita cintai, apalagi ketika kau pergi begitu saja setelah kita bermain di red room." Lanjutnya lalu menghela napasnya.

"Maafkan aku sayang. Aku tidak akan pernah melakukannya lagi dan lupa denganmu Wonwoo.. Itu semua hanya akting, kau tidak perlu khawatir." Balas Mingyu.

Kedua mata Wonwoo mengerjap, ia lalu mengangguk untuk menanggapi Mingyu. "Benar instingku, saat di rumah sakit, aku berpikir kau berbohong mengenai amnesiamu." Tutur Wonwoo.

"Kau mulai bisa membedakan aku yang berbohong dan tidak?" Tanyanya dan Wonwoo mengangguk dengan cepat, lalu Mingyu meraih wajahnya dan mencubit pipinya gemas. "Pintar sekali kitten." Pujinya.

Wonwoo menoleh. "Master.." Lirihnya dan ia melihat Mingyu yang membulatkan kedua matanya, Wonwoo kembali fokus pada jalanan. "Master tidak ingin bermain lagi?" Tanya Wonwoo tiba-tiba.

Mingyu menelan ludahnya dengan kasar, ia terkekeh. "Kenapa? Kau menginginkannya?" Tanya Mingyu.

Wonwoo bersikap jujur, ia mengangguk untuk menanggapi Mingyu. "Aku mulai menyukainya, toh juga hanya kau yang bisa melakukan itu padaku."

Smiling FlowerOnde histórias criam vida. Descubra agora