Bab 6 - Penghakiman.

9 8 0
                                    


"Kak Anastasia, apa cita-citamu nanti?"

Sebuah pertanyaan tiba-tiba terdengar oleh Elva. Dia lalu menoleh dan kemudian seluruh pemandangan kembali ke sebuah tempat yang dia kenal. Sebuah kamar di rumahnya yang terakhir di bagian timur rusia, Ekaterinburg.

Di sana, Elva melihat dirinya sendiri yang dulu saat menjadi Anastasia. Dia sedang duduk bersama seorang bocah kecil, Alexi, adiknya.

"Cita-citaku? Aku ingin melihatmu sebagai seorang Tsar yang baru." jawab Anastasia.

"Tapi, melihat kondisi seperti ini. Apakah aku bisa menjadi seorang Tsar?"

"Kau pasti bisa. Pasti bisa. Oh ya, di sini kok panas sekali. Coba aku buka jendela dulu."

Anastasia lalu menghampiri salah satu jendela dan membukanya. Hanya saja dia langsung ditembaki oleh tentara merah yang berjaga di luar karena menganggap ada yang mau kabur.

Anastasia dengan refleks langsung berlindung di balik dinding agar tidak terkena peluru. Sedangkan adiknya, Alexi menunduk dan menutup kepalanya sambil meringkuk ketakutan.

Setelah tembakan tidak terdengar lagi, Anastasia yang marah langsung mengeluarkan kepalanya dari jendela dan menjulurkan lidahnya kepada mereka. setelah itu dia langsung menutup jendela tersebut dengan keras.

"Dasar tentara bodoh!" teriak Anastasia.

"Kak Anastasia?"

"Ayo Alexi. Kita ke bawah saja."

Anastasia lalu menarik tangan Alexi dan turun ke bawah menuju tangga.

"Kak Anastasia, kita mau kemana?"

"Mencari tempat yang sejuk. Kalau tidak salah ruangan yang jendelanya lebih terbuka. Ah ini di sini."

Hanya saja saat Anastasia membuka pintunya. Seorang perempuan tiba-tiba muncul di depannya. Perempuan itu memiliki rambut hijau yang panjang dan memakai gaun yang aneh. Anastasia mulai terkejut, terkejut bukan karena dia tidak mengenali perempuan tersebut. Tapi terkejut karena perempuan itu adalah Dewi Narrum.

Dewi Narrum tersenyum kepada Anastasia sambil membuka tangannya dengan lebar.

"Alexi, ayo kita pergi."

Hanya saja saat Anastasia mau pergi menarik tangan Alexi. Alexi masih diam dan menatap Dewi Narrum.

"Alexi?"

Alexi lalu mulai berjalan ke depan menuju Dewi Narrum.

"Alexi! Jangan dekati dia!"

Anastasia lalu berlari menuju Alexi. Sayangnya dia terlambat menggapai Alexi karena adiknya sudah memeluk Dewi Narrum.

Dewi Narrum tersenyum kepada Anastasia. Dia lalu berbalik dan langsung pergi.

"ALLEEXXIIIIIIII!!!!!"

Saat itulah pemandangan tiba-tiba berubah. Elva sekarang mendapati dirinya berada di sebuah ruangan gelap dengan cahaya terang yang dipancarkan ke arahnya.

Elva agak bingung apa yang sedang terjadi. Apalagi sekarang ada sekolompok orang dengan rambut berwarna ungu sedang menatapnya dengan marah. Sayangnya wajah mereka tidak terlalu jelas karena mereka memakai topeng yang menyamarkan bagian mata mereka.

Ada apa ini? Siapa mereka? Dimana ini? Pertanyaan itu yang sekarang sedang menghiasi kepala Elva sekarang.

"Sudah bangun kau, Elva?" tanya seseorang dari mereka, "Kau terlihat cantik saat tidur, terutama saat terikat seperti itu."

Raise - TsarinaWhere stories live. Discover now