8

24.4K 1.2K 43
                                    


Hari ini adalah hari yang menentukan nasib seorang Abila. Sebenarnya ia masih merasa ragu menerima tawaran Azka. Apa yang akan di katakan orang lain saat tahu perjanjian yang di lakukannya dengan sang bos. Ayolah pasti para orang nyinyir akan membuat sebuah cerita yang di lebih-lebih kan dengan bumbu-bumbu kebohongan. Dan anehnya selalu banyak orang yang percaya dengan cerita hoax plus fitnah semacam itu.

"Woy Bil. Lo dari tadi ngelamun mulu. Ada apa? Ada masalah ? Sini cerita sama miss Lala". Ucap Lala yang sudah berdiri di depan meja kerja

Abila hanya mengerjap linglung. Ia meringis pelan melihat tatapan kepo yang Lala layangkan. "Ga ada apa-apa kok La. Aku cuman lapar saja, jadi kaya gini nih sering ga konsen". Ucap Abila beralibi.

Dan dengan polosnya Lala percaya dengan kebohongan yang Abila ucapkan. "Pantesan lo banyak ngelamun. Makannya makan yang banyak jangan so so'an diet, jadi kan lo ga konsen" ceramah Lala.

Abila hanya mengangguk saja. "Kok Lala udah rapih, mau kemana?". Tanya Abila saat melihat penampilan Lala yang sudah siap dengan tas yang ia jinjing di tangan kirinya.

"Nak kan ogeb sih. Makannya jangan banyak ngelamun. Sampe-sampe ga sadar kalau yang lain udah pada pulang. Liat udah jam segini. Sekarang waktunya pulang". Ucap Lala gemas.

Abila meringis sambil terkekeh. Ia menggaruk belakang kepalanya tanda gugup, "ya maaf La. Kan Aku ga sengaja ngelamun".

"Iya-iya, ya udah ayo kita pulang". Ajak Lala

"Lala pulang duluan aja. Aku mau pergi beli beberapa cemilan dulu buat stok di rumah. Jadi dari pada Lala nanti cape anterin beli makanan mending Lala pulang duluan". Ucap Abila dengan wajah menyakinkan.

"Oke deh. Gua duluan yah Bil. Hati-hati kalau ada apa-apa telpon". Ucap Lala. Ia bukannya tidak mau mengantar tapi ia belajar dari pengalamannya di masa lalu saat menemani Abila membeli snack ringan. Ia kira Abila hanya akan membeli di satu toko dan tidak akan memakan banyak waktu. Taunya ia sampai harus berjalan keliling mall untuk menemani Abila. Beli makanan saja seperti belanja baju.

Melihat kepergian Lala. Abila mendesah lega. Ia sebenarnya tidak ada niat untuk merahasiakan ini dari Lala. Tapi saat ini ia belum siap bercerita, mungkin di lain kesempatan ia akan mencoba memberi tahu Lala.

Sebuah suara pesan masuk menarik atensi Abila. Dengan dahi berkerut bingung Abila membaca pesan itu.

+674201***
Keruangan saya sekarang

Kerutan di kening Abila semakin menjadi. Siapa yang mengirimnya pesan?

Abila:
Maaf ini dengan siapa?

+674201***
Kamu melupakan saya?
Dasar karyawan durhaka.
Bos sendiri tidak tahu ck

Melihat pesan terakhir yang orang itu balas membuat mata Abila melotot. Sial dari mana bos nya tahu nomor ponselnya? Tapi kan tidak susah untuk seorang Azka mendapatkan nomor nya. Kan semua nomor karyawan tertulis detail di dalam dokumen karyawan.

Dengan buru-buru Abila langsung mengemas barangnya. Setelah selesai ia langsung berjalan menuju lift. Sesekali menoleh kanan kiri untuk melihat situasi. Untungnya para karyawan sudah pulang.

Di dalam lift Abila langsung menekan tombol lantai teratas. Abila berjalan menuju ruangan Azka. Ia menaikan sebelah Alisnya saat tidak melihat Ethan sang sekertaris Azka yang biasany selalu duduk di meja kerja.

Abila mencoba bersikap bodo amat. Toh Ethan Mungkin sudah pulang karena jam pulang kantor sudah lewat 20 menit atau ga, Ethan ada keperluan makannya tidak ada di tempat. Dengan sopan Abila mengetuk pintu ruangan Azka. Ia langsung berjalan masuk saat sang empu ruangan menyuruhnya masuk.

Hipoterlove [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang