8. WAKTU UNTUK ALUNA

96 11 2
                                    

"Dari semua kisah cinta kenapa tuhan membuat kisah kita satu perasaan tapi berbeda iman?"— Rendra Perdana.



8. WAKTU UNTUK ALUNA.


"Ren!!!" teriak Aluna senang saat mereka sampai di timezone. Rendra tersenyum melihat Aluna yang seketika melupakan kesedihannya.

"Mau main apa?" Aluna memasang wajahnya yang terlihat sedang menentukan apa yang akan mereka mainkan terlebih dahulu.

"Basket! Lo kan anak basket!" jawab Aluna lalu menarik Rendra.

Aluna memasukan sebuah koin lalu menekan tombol start. Rendra dan Aluna mulai melemparkan bola ke dalam ring yang berada di depan mereka.

"Ishh! Kok gak masuk masuk sih!" kesal Aluna karena sedari tadi belum ada bola yang ia masukkan ke dalam Ring.

"Lo sih lemparnya asal," kata Rendra lalu berdiri di belakang Aluna dan mengambil bola basket di depan Aluna. Seketika Aluna salting saat Rendra memegang kedua tangannya yang memegang bola basket itu, jika orang lain melihat mereka dari arah belakang dan samping maka orang-orang akan berfikir bahwa keduanya sedang berpelukan, "Gini," lanjut Rendra.

"Nah kan masuk," ujar Rendra lagi lalu menatt Aluna yang terdiam sambil memegang dadanya.

"Una kenapa?" tanya Rendra.

Aluna menoleh pada Rendra perlahan, "Ren jantung gue...."

"Hah?! Jantung lo kenapa?" tanya Rendra mulai panik sementara Aluna masih dengan tatapan polosnya.

"Berdetak kencang banget," jawab Aluna polos.

Seperdetik kemudian Rendra tertawa mendengar jawaban Aluna. Cowok itu salah tingkah sendiri melihat Aluna, bisa-bisanya cewek itu dengan polosnya mengatakan Jantungnya berdetak kencang.

"Apaan sih lo Na," Rendra masih tertawa.

"Gue serius Ren, jantung gue kayak gini hanya sama lo," ujar Aluna membuat Rendra memberhentikan tawanya.

"Bagus dong! Kalau gitu lo berarti cuman cinta ke gue gak ke orang lain," kata Rendra lalu mengelus sayang kepala Aluna.

"Iya... Tapi gak di kasih kepastian!" sindir Aluna.

"Gimana mau ngasih kepastian? Tuhan lo sama tuhan gue aja gak ngerestuin," sahut Rendra lalu menarik Aluna untuk bermain bom bom car.



*****


Rendra menatap Aluna yang sedang memakan ice cream-nya dengan lahap. Bahkan Aluna sampai tak sadar jika ice cream itu belepotan di mulutnya.

"Seneng gak?" tanya Rendra dan Aluna mengangguk senang.

"Seneng banget! Ini kali pertama kita menghabiskan waktu bareng!" jawab Aluna senang.

"Gue juga," ujar Rendra.

"Akhirnya gue gak ngerasa hidup sendirian lagi di dunia ini. Karena ada lo Ren, lo gak keberatan kan kalau gue bergantung sama lo?" tanya Aluna di akhir kalimatnya.

Rendra menggeleng, "Gue gak masalah Na. Apa pun yang berhubungan sama lo bakal jadi urusan gue," ujar Rendra.

Mereka kembali terdiam. Aluna sibuk dengan pikirannya, pikiran yang mengganggunya selama beberapa hari ini. Mungkin ini saatnya ia harus bertanya pada Rendra.

"Ren kalau gue jadi mualaf lo setuju nggak?" tanya Aluna sementara Rendra menoleh karena terkejut.

"Kenapa?" tanya Rendra.

ALUNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang