21. PERGI

95 10 0
                                    

HAI SEMUA!

UDAH SIAP BACA PART INI?
JANGAN LUPA PLAY LAGU KESUKAAN KALIAN.





21. PERGI

Bulan-bulan berlalu. Kini perut Aluna sudah menginjak 2 bulan. Jika dulu seragam Aluna sangat pas di badannya, maka sekarang perempuan itu mengganti seragamnya yang agak longgar.

Semenjak kejadian beberapa bulan lalu di mana ia dan Rendra bertengkar. Aluna tak lagi bertegur sapa dengan lelaki itu bahkan untuk melihatnya saja tidak. Pernah sesekali Rendra mencoba berbicara padanya, tetapi Aluna malah menjawab "Gak ada yang perlu di bicarain," .

"Lo yakin Naa?" tanya Elzura pada Aluna yang sedang menyunyah makanannya.

"Iya, soalnya gue harus ngurusin perusahaan papa gue juga di sana," jawab Aluna.

"Jadi keputusan lo buat pindah udah fiks? Dan bukan karena Rendra yang udah ngelakuin itu sama lo?" tanya Aileen. Ya! Minggu lalu Aluna menceritakan semua pada teman-temannya dan membuat teman-temannya berjanji agar tidak menghajar Rendra. Tetapi Aluna tidak membertahukan kehamilannya.

"Yakin Aileen. Mungkin munggu depan gue sama Bibi udah berangkat ke sana," jawab Aluna dengan senyumnya.

Arisha, Zenia dan Sheerin beralih memeluk Aluna. Rasanya mereka tidak siap untuk berpisah dengan Aluna. Aluna terkekeh saat teman-temannya itu memeluknya, ia mengelus lengan Sheerin yang berada di lehernya.

"Jangan gitu dong! Entar gue gak enak perginya," ucap Aluna.

"Soalnya kita tuh gak afdol kalau kurang member," ucap Zenia kembali duduk di samping Aluna.

"Nanti gue bakal ke jakarta kalau ada waktu," ujar Aluna membuat teman-temannya berbinar.

"Nanti di sana jaga diri lo baik-baik yah! Pokoknya gue gak mau denger lo sakit dan jangan lupa sering-sering hubungi kita yah," ujar Aileen dan Aluna mengangguk.

Aluna merasa keputusannya untuk pindah ke bali memang tepat. Ia hanya ingin menjauh dari Rendra seperti apa yang di lakukan Aura dulu.




*****







"Jadi benar lo mau pindah?"

Aluna hanya mengangguk. Kini keduanya berada di koridor lantai 2. Aluna memegang pembatas koridor dan memandang murid-murid yang sedang bermain basket dan ada juga yang sedang bercerita di kursi melingkar yang berada di pinggir lapangan basket.

"Kenapa?" tanya Rendra.

"Gue harus ngurusin perusahaan papa gue yang ada di bali," jawab Aluna tanpa memandang Rendra.

"Bohong!"

"Terserah mau lo percaya atau enggak Ren," balas Aluna menatap Rendra.

"Una lo yakin mau pergi? Entar yang jagain lo di sana siapa?" tanya Rendra membuat Aluna terkekeh namun wajahnya menunjukkan bahwa ia kecewa.

"Kenapa emang? Di sini ada nggak yang jagain gue? Cu---"

"Gue!" potong Rendra pada ucapan Aluna yang belum selesai.

"Lo?" Rendra mengangguk, "Lindungin gue atau Lindungin Asya?" lanjut Aluna membuat Rendra diam seribu bahasa. Aluna menunjukkan bahwa ia benar-benar kecewa pada lelaki itu.

"Kadang gue heran sama lo Ren, lo gak mau gue pergi, tapi lo juga mau ngelindungin Asya yang lo sendiri tau gue sama dia gak akur! Di sisi lain pikiran lo itu masih tersangkut di sama masa lalu lo yaitu Aura!" ujar Aluna. Rendra masih diam.

ALUNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang