S.S - 01

5.2K 225 58
                                    

Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca🌻

.

.

.

.

"Mew"

Melirik ke sumber suara dengan senyumnya yang manis, membuat siapapun gemas melihatnya. "Khap, Pho?"

"Jangan lari-lari. Nanti kamu jatuh, sayang" Berbalik dan berlari memeluk sang Ayah tercinta. "Masih mau lanjut bermain?" Mengusap punggung anaknya yang baru berusia 10 tahun.

Menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, Pho. Ayo pulang. Mew lapar" Mempoutkan bibirnya.

"Baik, ayo kita pulang, jagoannya Pho" Menggendong Mew ala koala dan mulai berjalan menuju mobil. Memasukkan Mew ke kursi penumpang lalu memakaikannya sabuk pengaman.

CUP

Mengecup pipi tembem Mew. "Gemasnya anak Pho"

CUP

CUP

CUP

Mengecup seluruh wajah anak semata wayangnya itu. "hihihi,, sudah Pho,, geli hahaha" Tertawa riang.

Menyudahi kecupan lalu tersenyum sembari menatap wajah anak tercintanya. "Pho sayang sama kamu, Mew" Memeluk Mew erat.

"Mew juga sayang sama Pho dan Mae" Memeluk sang Ayah.

Melepas pelukannya pada sangat anak. Entah mengapa ada rasa risau pada hati sang Ayah, seolah ia tak punya banyak waktu untuk melampiaskan kasih sayangnya pada sang buah hati. Biasanya ia tidak pernah merasa seperti saat ini, membuat ia sedikit khawatir. "Sayang. Kamu tahu kan kalau Pho sangat menyayangi dan mencintai kamu?" Mew mengangguk cepat. "Kalau misalkan Pho tidak ada disampingmu lagi, kamu bisa kan menjaga Mae?" Mengangguk cepat sekali lagi. Mew kecil tidak mengerti apa yang Ayahnya maksud dan hanya menjawab pertanyaan sang ayah dengan polosnya.

Beberapa tetes air mata lolos dari sudut mata sang Ayah. "Pho kenapa nangis?" Tangan mungilnya mengusap air mata sang Ayah.

Tersenyum. "Pho nangis karena bahagia, sayang. Pho bahagia karena kamu dan Mae ada disisi Pho sampai saat ini. Terima Kasih" Mew kecil tersenyum lalu memeluk leher Ayahnya.

Menahan isakkannya agar tidak membuat anaknya khawatir. Ia tidak tahu mengapa ia mengatakan semua yang ada di hati kecilnya pada sang anak saat ini. Ia takut tidak akan ada waktu lagi untuk berada di sisi sang buah hati kedepannya. Memeluk Mew kecil dengan erat sambil mengecup pucuk kepalanya beberapa kali sampai ia tenang.

Beberapa saat berpelukan, sang Ayah melepas pelukannya dan mendapati sang buah hati sudah tertidur karena kelelahan. Menurunkan sedikit kursi agar sang buah hati nyaman dan kepalanya tidak sakit saat disenderkan. Menatapnya sebentar lalu menyalakan mesin dan mobil pun meninggalkan area taman bermain, tepat saat matahari mulai terbenam.

Pada awalnya, mobil berjalan cukup pelan dari taman hingga memasuki area tol. Kecepatan kian bertambah sedikit demi sedikit, mulai dari 20KM, 30KM, 35KM, hingga 50KM. Semua tampak baik-baik saja sebelum truk bermuatan pasir menyalip mobil milik Ayah Mew dari arah kanan langsung banting stir ke kiri, membuat Ayah Mew terkejut dan reflek banting stir ke kiri pula demi menghindari truk tersebut. Namun nahas, ia tidak sempat menghindar saat KAP depan mobil miliknya sudah lebih dulu menabrak area belakang truk hingga hancur dan masuk ke kolong. Di saat-saat terakhirnya, Ayah Mew melepas kemudi dan sabuk pengaman lalu memeluk erat anak semata wayangnya.

Stand By Me || GULFMEW {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang