9. Elysian : A Late Honeymoon

2.1K 30 0
                                    

Sesuai permintaan Elys, Juna langsung memesan sebuah hotel bintang 5 dan memenuhi permintaan Elys untuk melanjutkan kegiatan mereka yang terputus selama di pesawat. Juna memperlakukan Elys dengan lembut, jauh lebih lembut dibandingkan malam pertama mereka, seolah Juna ingin meminta maaf atas perlakuan kasarnya terhadap Elys malam itu. Hingga pagi datang, Juna benar-benar membuktikan cintanya pada Elys.

Juna mengecup sayang dahi wanita yang dipilihnya untuk menjadi istrinya. Bahkan ia rela mematikan ponselnya agar hanya bisa fokus pada Elys.

Mereka benar-benar menghabiskan waktu di Bali seolah tak ada lagi hari esok. Pagi-pagi berjalan telanjang kaki di pantai, siang menjelang mereka menyewa mobil dan mencari makan siang enak atau mencoba berbagai wahana adrenalin yang ada di Bali, candle light dinner di restoran mahal atau makan malam di pinggir pantai, sesekali mereka berdua saling mencuri waktu menyempatkan diri berpagutan melepas nafsu di tempat yang tersembunyi, jauh dari pandangan orang sekitar.

Seperti saat ini. Di tempat yang jauh dari keramaian bar, di atap gedung, Juna mengumpulkan rambut Elys dalam genggaman tangannya dan menariknya hingga kepala Elys mendongak, tubuhnya melenting menahan kenikmatan yang diberi Juna. Tangan Juna menutup mulut Elys agar tidak mengeluarkan suara sementara tubuh bagian bawahnya terus mengajak Elys mencapai putihnya.

"Jangan keluarin suara, Sian..."

"Angh-ga bisa, Na... ngghh-ah!" suara desahan Elys membuat Juna menarik rambut Elys lagi. "Ssst. Aku bilang jangan berisik, kan?" ancamnya lembut di telinga Elys yang kelimpungan karena Juna sama sekali tidak memperlambat temponya, malah mempercepat intensitasnya. Tak lama, Juna menembakkan cairan spermanya didalam kemaluan Elys yang memerah dan ia bisa merasakan kemaluannya berdenyut memijat penis Juna.

"Enak ya?"

"Enak banget, Na..." ia mengecup bibir Juna. Juna tersenyum lalu melumat bibir Elys sayang.

"Now will you forgive me?" tanya Juna ragu. Jauh didalam hatinya, Juna tahu apa yang telah ia lakukan sungguh tak bisa dimaafkan. Tapi Juna juga tak mau membohongi hatinya sendiri walau ia sudah terikat dengan Elys yang tulus mencintainya.

Elys mengangguk dan memeluk Juna.
Apapun alasannya, Elys tahu Juna sudah melakukan yang terbaik dan liburan di Bali bersama Juna adalah buktinya. Bahkan Juna sama sekali tak memperdulikan ponselnya, sama sekali tak mempedulikan apapun dan siapapun. Mungkin Juna stres karena memikirkan tentang tanggungjawab setelah pernikahan, dan Elys benar-benar memaklumi itu. Kali ini, Juna kembali menjadi Juna yang selalu memanjakan dan mengikuti apapun kemauan Elys.

Lama mereka berpelukan sebelum akhirnya berjalan kembali menyusuri pantai dengan berpegangan tangan. Tak ada suara di antara mereka, hanya senyum yang terpatri di wajah keduanya dengan suara ombak yang menambah syahdu suasana romantis sepasang suami istri seumur jagung itu.

Elys mendekap tubuh suaminya. Tubuh yang selalu siap memeluk raganya yang ringkih itu memeluknya balik, menghantarkan rasa hangat di antara mereka.

"Aku sayang kamu, Juna." ucap Elys lirih. Juna mengeratkan pelukannya. Ia tak berkata apa-apa lalu membalas pernyataan cinta Elys dengan mendaratkan sebuah kecupan hangat di dahi Elys.

***

3 minggu sudah mereka habiskan di Bali. Berbagai pengalaman sudah mereka coba hingga rasanya kadang Elys bingung pengalaman apa lagi yang belum dicobanya di Bali.

Namun pagi ini, Elys bangun dalam keadaan mual dan pusing, serta badannya terasa lemah. Ia langsung menyibakkan selimutnya dan berlari ke kamar mandi untuk mengosongkan perutnya sementara Juna memijat perlahan tengkuk Elys. Setelah menidurkan Elys kembali, Juna dengan sigap membeli obat-obatan dan memesan bubur untuk Elys.

[M] KALOPSIA | jaeminju markriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang