🍭 1/5 🍭

1.7K 262 17
                                    

"KAK ASAAAAAAAA."

Pria dengan warna rambut belang bak zebra itu hanya bisa mengerang saat suara melengking tersebut terdengar seolah menembus gendang telinganya.

Karena permintaan Takeomi, Wakasa harus menjemput Senju di sekolah, yang mana artinya ia pasti akan bertemu dengan orang yang selalu ia hindari selama ini karena orang itu adalah teman dekat pemimpin geng-nya tersebut.

"Berisik, [Name]."

Kalimat Wakasa seolah angin lalu. Gadis berhelai [hair color] itu segera bergelayut di lengan Wakasa yang tertutup oleh mantel hitamnya. "Kau datang menjemputku ya, Kak?" tanya [Name] semangat. Ada binar di manik [eye color] gadis itu.

"Aku menjemput Senju." Wakasa menjentik kening [Name] dengan kedua jarinya. "Dan berhenti memanggilku 'Kakak' karena aku bukan Kakakmu."

"Habisnya kau kupanggil 'sayang' tidak mau sih." [Name] merengut. Meski kesal, gadis itu tidak sedikitpun melonggarkan lilitan tangannya di lengan sang pujaan hati.

Bukan rahasia lagi bahwa [Full Name] menyukai Imaushi Wakasa. Bagaimana bisa jadi rahasia jika bertemu sang crush saja jiwa Fangirl [Name] langsung naik ke permukaan. Jadi jangan salahkan [Name], karena pesona seorang Wakasa itu sulit untuk diabaikan.

"Kau tidak boleh begitu, Waka." Senju yang sejak tadi hanya menyaksikan tingkah bucin sahabatnya itu lantas membuka suara. "[Name] menolak pernyataan cinta teman sekelas kami demi kamu lho."

[Name] mengangguk cepat, sementara Wakasa hanya bisa menghela napas untuk kesekian kalinya.

Apa ini? Lagi-lagi ia disalahkan atas penolakan seseorang? Tidak cukupkah Wakasa disalahkan atas 20 penolakan temannya di masa lalu?

"Jadi itu salahku?" tanya Wakasa.

"Iya lah," jawab [Name] yakin.

"Kenapa bisa jadi salahku?"

"Karena hatiku sudah dimiliki olehmu."

[Name] terkikik, Senju bersiul, dan Wakasa seolah tidak bisa berhenti menghela napas jika itu menyangkut gadis cerewet di sampingnya.

.
.
.

Pria berusia 27 tahun itu curiga jika [Name] dan Senju sudah kongkalikong sebelumnya. Karena bagaimana mungkin di tengah jalan tiba-tiba saja Senju berkata bahwa gadis itu lupa bahwa ia ada janji dengan seseorang. Senju menyebutkan nama Takemichi, dan Wakasa cukup tau siapa 'Takemichi' ini hingga ia memutuskan untuk percaya dan merasa tidak perlu khawatir membiarkan sang putri Brahman pergi seorang diri.

Akhirnya, di sinilah ia sekarang, terjebak dengan [Name] di sebuah toko kelontong karena gadis berhelai [hair color] itu mengeluh haus dalam perjalanan pulang mereka. Ya, Wakasa akhirnya harus tetap mengantar [Name] pulang. Karena bagaimana pun, [Name] adalah teman dekat Senju yang notabene adalah pemimpin-nya di Brahman.

Wakasa menekankan dalam dirinya bahwa mengantar [Name] pulang adalah tugas dari Senju, bukan karena ia khawatir akan keselamatan gadis itu sebab terlibat dengan geng seperti mereka.

Wakasa tidak membenci [Name], sungguh. Ia hanya mencoba untuk menjaga jarak karena .... Yah, sebuah alasan.

'tuk'

Sensasi dingin di pipinya membuat Wakasa menoleh hanya untuk melihat [Name] yang kini sudah keluar dengan 2 eskrim di kanan kiri tangannya.

"Jangan melamun, nanti kesurupan."

"Kau terlalu lama."

[Name] hanya tertawa dan menyerahkan satu eskrim pada Wakasa yang kini menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Apa itu?"

"Cintaku padamu."

Mendapat tatapan datar dari sang 'macan tutul putih', gadis itu memutar mata sebelum kembali berkata. "Ini eskrim. Kau tidak tau apa itu eskrim?"

Wakasa menatap eskrim itu beberapa saat. "Aku tidak suka eskrim."

"Terus sukanya apa? Aku ya?" tanya [Name] menggoda.

Wakasa kembali menatap [Name], kali ini dengan kejengkelan yang kentara di wajah tampannya.

"Kalau iya, kenapa?"

"Eh?"

[Name] yang tidak siap dengan jawaban tak terduga dari Wakasa hanya bisa terdiam dengan wajahnya yang perlahan memucat.

'Jodohku .... beneran kesurupan, ya?'

.
.
.

Words : 550Kamis, 23 Desember 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Words : 550
Kamis, 23 Desember 2021

OLDER || Imaushi Wakasa [✓]Where stories live. Discover now