CH. OO7 - What Happened?

2.5K 582 48
                                    

"M-mataku bengkak tidak ya.." (Name) bergumam menepuk kantung matanya beberapa kali.

"jangan nangis nanti tambah jelek."

Apa maksudnya ibu Matsuno berkata seperti itu, semakin jelas (Name) berfikir bahwa ia anak pungut. Belum lagi di dunia aslinya kantung mata selalu ada karena lelah belajar mati matian, ditambah menangis? buruk rupa sudah.

'Ah ngomong ngomong wajah ku di dunia ini seperti apa ya?'

Lewat dua hari (Name) bisa bisanya lupa berkaca, padahal di kamarnya ini lebih banyak skincare dibanding buku mata pelajaran di kamar aslinya.

'Pantas saja aku bodoh disini.'

Boro boro dulu dia skincare an bisa tidur siang aja enak daripada ngurus muka, karena malam dipakai belajar guna masuk ke sekolah yang ia mau.

Tapi berujung isekai ke otome game.

Gunanya belajar apa.

Sebenernya (Name) belum ngaca karena berfikir ya wajahnya sama saja seperti di dunia asli kan? jadi perihal berkaca gak penting disini, yang penting gimana bertahan hidup tanpa harus masuk penjara karena kesalahan nya dulu berkali kali riset namun masuk penjara jika tidak mati tertembak.

Selesai membatin (Name) menelan ludahnya susah payah hingga menelengkan kepala sebentar hingga wajahnya benar benar terpantul pada cermin.

"HAAAAHHH??!"

Teriakan menggema di kediaman Matsuno, membuat sang ibu rumah tangga yang sedang berkutat membalikan ikan goreng yang sedang meletuk meletuk itu sontak melempar spatula hingga terjatuh diatas lantai.

Dengan segera berlari menuju kamar (Name) takut anak gadisnya itu kenapa kenapa.

"(NAME)?!? KENAPA?!?"

"(Name)???" Chifuyu tak kalah panik pun berdiri di depan kamar sang adik mengetuk pintu beberapa kali namun tak kunjung di buka kan oleh sang empu.

Tak perlu basa basi Ibu mendobrak pintu kamar anak gadis pungutnya hingga benar benar terbuka lebar menampakan (Name) yang sedang menutup mulutnya menatap kearah cermin.

"(Name) kenapa teriak??"

Sadar akan dua sosok anggota keluarga nya, (name) menoleh dengan tampang polosnya lalu menggeleng.

"E-enggak gapapa."

"Yang be──

"Gapapa! gapapa!"

Bahu ibu Matsuno juga Chifuyu didorong oleh (Name) menyuruh keduanya agar keluar dari kamar.

Brak

Selesai pintu ditutup, bibir ranumnya tersenyum bagai terkena heart attack wajah sang husbu hingga kesemsem.

"T-ternyata aku cantik juga disini!" Gumam (Name) tersenyum menepuk pipinya beberapa kali.

Wajah nya di otome game lebih cantik ketimbang di dunia nyata yang dimana mata panda selalu ada seperti marathon wanpis satu hari.

"Ya walau dadanya mengecil, apa karena masa pertumbuhan ya?" (Name) bertanya tanya mengelus dadanya yang mengecil.

Sedikit heran saat masuk ke otome game ini karena tubuhnya terasa semakin pendek, ya (name) wajar saja karena disini ia menjadi abg smp.

Sebegitu enaknya gudluking tanpa harus perawatan tapi disini (Name) agaknya harus perawatan otak. Karena terkena julid anak anak brandalan yang merendahkan perihal nilainya yang selalu jeblok amburadul.

"Hmm, kita susun rencana aja gimana?" Gumam (Name) mengetuk dagu beberapa kali.

Netranya melirik sekeliling kemar guna mencari kertas yang berserakan, tapi sepertinya tidak ada. Aneh.

Apa karena (Name) yang dulu selalu bersama dengan kertas dimanapun?

'Ah tidak ada waktu membanding bandingkan dengan diriku yang bodoh saat ini.'

Sret

Srak

Bruk

Pentung

Plak

Buagh

dugh

Sudah mencari juga mengetik seluruh bunyi walau belum sepenuhnya, (Name) merasa lelah mencari kertas atau buku seperti mencari arsip negara.

Sepertinya saatnya mengeluarkan jurus andalan.

"IBUUUU, DIMANA KERTAS?!?!"

(Name) berteriak nyaring yang sontak didengar ibu Matsuno yang sedang berkutat dengan perkakas eh peralatan dapur.

"DIKAMAR NII-SAN MU." Jawabnya tak kalah nyaring.

Di seberang sana Ibu Matsuno tersenyum senang karena sang anak akhirnya memiliki minat belajar seperti hal langka di dunia, biasanya kerjaan hanya haluin crush yang ga suka dia balik.

(Name) menggapai gagang pintu kamar namun kembali terhenti dirasa ada yang aneh.

"Chifuyu kan sedang marah padaku?" Wajah (Name) berubah masam bingung harus berbuat apa.

"Minta maaf? atau nyelonong saja?" (Name) menimbang nimbang keputusannya.

"Ah lihat nanti saja deh!" Finalnya masih labil.

Yang penting kertas dulu, (Name) pun heran kenapa tas sekolahnya hanya ada buku paket, (Name) tipe orang yang sayang buku mana mungkin buku berilmu itu ia coret.

Bingung dirinya disini kerjaannya ngapain aja, sampe buku tulis aja gaada di tas.

(Name) melangkahkan kakinya cepat menuju kamar Chifuyu yang berada di seberang kamarnya, menghela nafas pelan lalu meraih gagang pintu.

"Anu──

Baru saja kepalan tangan itu hendak mengetuk pintu kamar sang kakak namun pintu terbuka lebih dulu, menampilkan sosok Baji dengan wajah pucat pasinya.

"Eh, a-ada apa?" (Name) terjengit kaget melihat Baji di kamar Chifuyu.

Baji tidak menanggapi pertanyaan adik dari temannya itu lantas membuka pintu lebih lebar agar mengakses (Name) masuk ke kamar Chifuyu.

Didalam ruangan kamar terasa hening saat (Name) memasuki kamar sang kakak, gadis itu membuat seluruh atensi terpaku padanya. Belum lagi Chifuyu terlihat bengong tanpa berkata sepatah kata pun.

'Lah para bocah ini kenapa?'

(Name) membatin kebingungan biasanya mereka berisik juga mengata ngatai (Name) ketika gadis itu datang.

Netranya melirik satu persatu dari mereka hingga terpaku pada sang ketua Toman yang sedang berkaca kaca seraya mengepalkan tangan.

"ADA APA INI?!?" (Name) panik melirik kearah Mikey yang menatapnya seperti ingin menangis, diraihnya tangan Mikey dengan wajah bertanya tanya.

'Apa salah satu target mati?!?'

"(Name)-chan ..... ..."

"APAA?!?!?"

***

24/12/21

HAREM GAME ! tokyo revengers Where stories live. Discover now