CH. OO8 - Win the bet

2.5K 573 24
                                    

(Name) kini diikuti diam mematung seusai mendengar perkataan dari si ketua toman tersebut, belum lagi mulutnya yang sedikit menganga mengundang lalat ingin singgah disana.

"APAA?"

Mikey mengangguk terharu, lengannya terulur menyentuh bahu sang gadis yang hendak merosot, mengguncangnya beberapa kali.

"Nilai ku bagus (Name)-chan!.. Nilai ku bagus!" Mikey mengguncangkan bahu (Name) terus menerus.

Seperti baru pertama kali mendapat nilai sempura terlebih dari gadis yang di rumorkan 'baka'.

(Name) sepertinya terbawa suasana hingga menganga seperti orang hilang jiwanya sama persis dengan Baji yang wajahnya lebih pucat.

"YAAAYYY!! NILAI BAGUS! YAY! YAY!" (Name) berjingkrak ria memegang jemari Mikey.

Senang tidak ketolong (Name) seperti tahu bahwa sang husbu telah nyata, padahal dulu saat ia lulus ujian masuk universitas ternama saja tidak seheboh ini.

Mikey pun sekarang tidak perduli bila Baji yang berstatus temannya-itu nanti dibawah kuasa dari '(Name)', yang terpenting baginya adalah nilainya, hanya nilai.

Jika bisa pun pasti Mikey akan menunjukan nilai tinggi itu pada orang tuanya, tapi tidak bisa yasudahlah masih ada Kakek Sano.

'Awas kauu Baji-ngannn!'

(Name) diam diam mengepalkan tangan senang dengan manik menyorot penuh api seakan terbakar oleh semangat.

"Yah jadi yang kalah taruhan siapa ya~" (Name) bersiul diakhir perkataannya diselingi nada menyebalkan.

Baji disana menggigit bibir bawahnya kesal, tidak disangka kalah dalam rangka taruhan. Bahkan pemuda surai panjang itu membuang muka enggan bersitatap dengan (Name).

Gadis itu berjalan jingkrak kedepan Baji, rupanya dia kini mendadak amnesia bila targetnya yang satu ini ganas seperti singa jantan yang bahkan membuat para pemain angkat tangan.

"Jadi gimana nih, Baji~ san~" (Name) menaik turunkan alisnya.

(Name) suka menggoda anak kecil, tapi sepertinya ia jadi bodoh karena yang dia goda adalah bocah puber smp yang berstatus anggota toman.

Mendengar suara (Name) yang menyebalkan tiada henti Baji menyumpah serapahi gadis dihadapannya tersebut.

"Ini salah! kau pasti menyuap gurunya kan?!" Teriak Baji spontan.

Menerima gertakan tersebut sontak tubuh (Name) terhentak terkejut akan suara Baji yang tinggi, (Name) mendengus sebal sambil berkecak pinggang.

"Aku bahkan tidak tahu dia sekolah dimana!" Salah satu tangan (Name) menunjuk Mikey yang sedang menggaruk pantat kebingungan.

Merasa ditunjuk Mikey menyelesaikan acara garuk garuknya kini teralih menunjuk dirinya sendiri,

"Aku? sekolah?" Tanya nya bingung.

'Bocah tolol ini kok bisa jadi ketua toman?!?!'

(Name) menggelengkan kepala mengalihkan wajahnya kembali kearah Baji, "Lagian jika aku mengajak mu battle matematika sudah pasti aku menang." Ucapnya sombong.

Tepat sekali matematika adalah kekurangan Baji, walau dia kurang dalam semua mata pelajaran tapi matematika lebih kelewat minus.

"T-tapi kau kan gak tau nilai nya berapa." Baji berusaha menyargah.

(Name) menelengkan kepalanya, bibirnya pun tak luput dari seringaian penuh dengan arti dibaliknya.

"Hmm, ah iya aku gak tau.."

Baji sedikit lega sekarang, jika (Name) tidak tahu nilainya berapa tentu tempat aman baginya dalam taruhan ini.

"Tapi, kalau nilainya bagus pasti diatas kkm dong? B atau A ya?"

Bodoh Baji memang bodoh, dan bodohnya lagi dia berteman dengan Mikey yang kadang sel saraf kepintaran otaknya itu putus.

"Nilainya A, (Name)-chan." Mikey membuka suara.

Draken mau menyenggol Mikey namun tak sempat dirasa suasana terasa panas akibat tatapan Baji yang kapan saja akan menerkam mangsanya.

Oh, mungkin saja beberapa menit atau detik kedepannya adegan tetangga masa kecil saling adu jotos hingga babak belur kembali terulang.

Mitsuya hanya menghela nafas, sebenarnya ia di pihak netral, lagian Mitsuya kemarin hanya mengusulkan taruhan itu saja tergantung mereka mau sepakat atau tidak, kalau begini ya ia hanya angkat tangan.

Lagian pemuda cepak ungu tersebut senang bila Mikey memiliki babu───pribadi────untuk mengerjakan pr-nya, jadi tidak dibuat pusing bila Mikey terus meminta Mitsuya atau Draken untuk mengerjakan pr mililnya.

Sama seperti Chifuyu, tapi pemuda surai kuning itu sangat sangat senang sampai shok berat dilihat dari wajah Chifuyu yang nampak bengong bagai arwahnya hendak keluar.

Sepertinya keluarganya perlu merayakan ──bangkitnya kepintaran── dari adik satu satunya itu.

***

HAREM GAME ! tokyo revengers Where stories live. Discover now