CH. OO9 - Bu le

2.7K 498 19
                                    

Kamar Chifuyu terasa panas, sesak bahkan pengap karena kericuhan para bocil geng motor itu saling teriak, lebih tepatnya Baji yang teriak paling kencang karena tidak setuju perihal nilai adik dari temannya itu.

"B*ngsat Mikey diem aja!" Gerutunya entah keberapa kali.

Mikey sih ga bawa ribut malah dia ketawa ketiwi ngeliat temen gelut pas sd nya itu marah-marah karena kalah taruhan. Toh dia ngga peduli yang penting nilainya bagus.

Padahal kemarin-kemarin marah marah ke Mitsuya gara-gara nilainya dijadiin bahan percobaan (Name).

"Kau nyogok ya? nyogok pake apa? pake bada-"

"Baji-san, kata-katamu keterlaluan." Chifuyu membuka suara memotong ucapan temen seperjuangannya itu karena dirasa akan membuat masalah.

(Name) yang udah mau marahin Baji karena ucapannya itu kembali mingkem, dia takut Chifuyu murka, apalagi harus jadi gozila nanti.

"Ck, lagian aneh banget." Gerutu Baji.

Baji tentu merasa dikhianati, apalagi Chifuyu dulu sering menjadikan nilai adiknya itu sebagai bahan candaan.

Tapi ternyata adenya itu pinter, sakit hatinya sampe ke anus.

"Kau boong ya?" Tuduh Baji.

Chifuyu kalap ketika ditunjuk Baji terang terangan, "Nggak lah! mau marah juga gimana, aku harus bersyukur akhirnya 'dia' pinter."

Jawab Chifuyu tanpa berfikir, tentu pemuda surai blonde itu bangga dan bersyukur karena akhirnya dia gaperlu denger ibu Matsuno marah-marah dan darah tinggi gara-gara nilai adiknya.

Mitsuya menepuk jidatnya 'pening' karena kegoblokan teman temannya itu, mana kapten divisi pertama itu gamau ngalah padahal udah jelas kalah dalam taruhan.

"Gajelas banget nih, kalau kalah yaudah kalah aja." Kesal (Name) mendengar celotehan Baji yang tak kunjung mereda.

Di antara mereka bertiga, Draken yang sedari tadi duduk di kursi rasanya ingin menendang kepala Baji sekaligus (Name) karena ribut gara-gara taruhan yang udah mereka buat.

"Baji ga gentle banget."

Suara perempuan terdengar dari sebelah kamar Chifuyu, tepatnya jendela kamar yang terbuka leluasa menampilkan perempuan bule yang sedang menyimak acara mereka sedari tadi.

'Hah? siapa lagi.' Batin (Name) bertanya-tanya.

"Ap-Apa apaan Emma?!" Pekik Baji kaget.

"Lagian udah kalah sama cewe gamau ngalah lagi." Gerutunya sekali lagi.

Sudah panas api tadi, sekarang di kompori kembali oleh perempuan bule seumuran (Name) di seberang sana yang sedang berpangku tangan, belum lagi wajah julid nya itu memandang randah Baji.

(Name) di buat kebingungan, 'anak sape lagi nih?'

Anak siapa pun itu (Name) berharap dia ga jadi beban apalagi penghalang untuk mendapatkan husbu otome game nya.

"Oh hai (Name), kok ada disini?" Sapanya telat melirik sang pemilik nama.

"Kan ini rumahku g*blok." Ingin (Name) berkata begitu tapi tidak bisa, salah ucap tau-tau sosok berguna nanti malah k.o duluan.

"Ah.. H-hai?"

'Itu siapa sih? mukanya kaya antagonis.' Respon (Name) dalam hati.

Sedikit canggung, bocah esempe di kamar Chifuyu berdehem sesekali kebingungan mengapa dua hawa ini terlihat canggung, lebih tepatnya (Name).

"Kalian kenapa? marahan?"

"Hah-

"(Name) kamu kenapa?! kamu marah sama aku? bilang! jangan begini, aku tuh gabisa digini-Humph"

"Berisik."

Baru mau dramatis mulut gadis bernama Emma itu disumpel oleh kertas yang gatau asal nya darimana oleh Mikey, melihat itu (Name) dibuat melongo.

'Harusnya daritadi!'

Back to the topic. Mitsuya kembali menepuk kening mulusnya itu sehingga Mikey hanya nyengir kuda dengan polosnya, "Tadinya mau pake ini." Tangan kirinya mengulur botol kaca yang entah darimana lagi.

Curiga kamar kakaknya adalah kantung doraemon, karena setiba-tibanya ada botol kaca di tangan Mikey.

"Aku ga ada masalah tuh, punya nomor (Name) aja nggak." Gerutu Emma merasa di fitnah.

"AH! iya gaada kok.. cuma lagi lemes debat sama Baji." Tunjuknya ke arah Baji yang lagi selonjoran sambil ngopi.

Oh rupanya bocah esmpe itu pada kerumah Chifuyu buat ngopi ala anak tongkrongan ngabers, tapi apa daya gabisa ngudud takut di pukul mamah.

Buat Baji sama Cipuy, sisanya mah-

Emang gamau aja, apalagi Mikey yang lebih demen ngisep dorayaki sampe ke arwah-arwah nya.

Setelah mendengar namanya kembali diucap oleh adik dari temannya itu, Baji dilanda sebal keliatan udah capek apalagi harus lawan 2 cewek disini.

"Gatau ah capek, mau bakar mobil." Baji spontan bangkit dari nyantuynya mengambil konci motor yang tergeletak di kepala Mikey.

Brak! sret.

"Heh mau kemana! capek tau nguping dijendela, pergi nya nanti aja setelah aku bacot."

"Yang suruh kau nguping siapa, ck." Decak Baji tak kalah sebal.

'Loh, yang punya masalah sama Baji kan aku cuk.'

Mendengar seruan Baji, Emma mendecih kesal tak mau kalah ia menarik kerah Baju belakang Baji walau harus jinjit sampe kesemutan.

"Lepasin!"

"Nggak!"

"Lepas!"

"Gak mau."

Drama sinetron indos*ar dimulai, apakah berujung Baji mokad kecekek dan mayat nya tidak di terima lalu terbang masuk ke mesin pembuatan semen? saksikan-

"E-eh! kok jadi kalian yang berantem!" (Name) membuka suara menepuk nepuk punggung Emma mengkode sang cwk untuk melepas tangannya dari kerah Baji.

Drama begete. Bingung mau berbuat apa Draken cuma bisa mojok aja sambil pelukan sama sisi jendela yang terbuka lebar.

Sedangkan Mikey hanya menonton layaknya sedang menyaksikan film kartun, Mitsuya ya nyengir aja.

Chifuyu mah gelagapan takut dimarahin mamah karna kamarnya berantakan sekarang, kapal mainan Chifuyu yang tek tek tek udah berserakan dimana-mana.

"UDAH WOI!" Pekik (Name) kencang karena Baji sudah mulai menarik tangan Emma takutnya Emma kesakitan malah makin repot.

Sudah diteriaki pun sama saja gaada yang berubah, (Name) mau nangis rasanya, udah kaya ngerelain bocah sd rebutan layangan sampe tonjok-tonjokan.

'Ngeselin banget! gaada cara lain!'

"IBUUUU! ADA YANG BERANTEMMM!"

"Lepas anj*ng cepetan!" Baji berbisik takut ibu sang pemilik rumah itu memasuki kamar.

"Kau dulu lepas tangan ku b*go."

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HAREM GAME ! tokyo revengers Where stories live. Discover now