༶•┈┈⛧┈♛stalker?♛┈⛧┈┈•༶

1K 118 16
                                    

Aku pergi ke port mafia untuk dilatih oleh dazai-san seperti biasa. Tapi yang berbeda hari ini adalah senjata. Senapan yang pelurunya berisi bom dan racun.

Jika dazai-san memiliki kekebalan terhadap racun, aku tidak tahu apa lagi untuk membuatnya menyerah.
Tapi, semoga saja tidak.

"Ara~ kau datang lebih cepat dari yang kukira" Ucap dazai dengan smirk yang sudah menjadi ciri khasnya itu.

"Aku hanya bangun terlalu pagi" Jawabku.

"Baiklah, kita mulai~?" Tanyanya.

"Tentu"

Pertarungan kedua antara aku dan dazai. Aku penasaran apa reaksi yang akan ia keluarkan nanti.

Seperti biasa aku menyimpan senjata itu lebih dulu. Aku akan mengeluarkannya diakhir.
Untuk sementara aku dilatih oleh dazai hanya untuk menjadi kuat, tidak ada alasan lain.

Jika aku mulai bisa melampaui dazai aku mungkin akan berhenti latihan? Ah entahlah.
Aku harus fokus pada lawanku sekarang.

Aku mulai menyerang dazai dengan kemampuanku. Sungguh aku sama sekali belum memulihkan energiku. Kemungkinan yang terjadi jika aku memaksakan kemampuanku, mungkin akan pingsan?

Bahkan selama ini aku belum pernah memaksakan kemampuanku. Tapi sejak dilatih dazai san kemampuanku memang meningkat tapi itu membuatku kelelahan setiap harinya.

Pertarungan ini akan selesai dalam waktu 15 menit. Itulah yang kuperkirakan.

Aku terus melawan dazai dengan seluruh kemampuanku, aku ingin membuat celah untuk menembaknya. Karena itu aku harus membuat dazai lengah walau hanya sebentar.

"Kemampuanmu benar benar meningkat ya..?" Tanyanya smirk.

"Hmm.. Itu semua berkat dazai san." Jawabku.

10 menit berlalu dengan cepat. Pertarungan ini akan selesai dan aku akan kalah. Aku sudah terlalu lelah kurasa sebentar lagi aku akan pingsan dulu sebelum menunjukkan senjataku yang susah susah kubuat itu.

Ahh.. Kurasa saatnya menembak.

Aku mengeluarkan senapan lipat dari sakuku. Penentuan terakhir, siapakah yang akan menang.

"Etto-"

Dor
Dor
Dor

"Kau tidak tepat sasaran (name)~"

"Kita lihat saja" Ucapku smirk.

Dazai yang merasa aneh dengan peluru itu segera menghindar dan benar saja peluru itu meledak mengeluarkan asap racun.

"Ahh.. Aku gagal lagi" Ucapku kecewa.

"Hmm.. Kau sudah hebat telah mengelabuhiku (name) tapi kuberikan 1 saran untukmu"

"Kalau bisa jika pelurunya ditembakkan harusnya juga meledak jika meledaknya terlambat seperti tadi maka musuhmu akan mengetahui peluru itu akan meledak"

"Ah ha'i. Itu kesalahanku"

"Latihan telah selesai kita lanjutkan besok. Kau juga terlihat kelelahan beristirahatlah"

"Hmm (ya)"

"Kau itu sama saja seperti kakakmu ya??"

"Apa maksudmu?"

"Ah tidak.. Lupakan saja" Ucapnya tersenyum.

Merasa aneh dari perkataannya, aku ingin menanyakannya. Tapi semua orang pasti memiliki rahasianya masing masing bukan? Jadi lebih baik jangan sekarang.

Aku pergi meninggalkan dazai sendirian. Aku istirahat sejenak di sebuah cafe yang kubuat untuk tempat kencan pertamaku.

Perasaan sudah lebih baik, aku juga menjadi lebih tenang. Menikmati secangkir kopi dan sebuah dessert, pemandangan kota dengan gedung pencakar langit, lalu jalan yang terlihat sedikit macet dan jangan lupa iringan musik klasik yang mengisi kekosongan di dalam kafe.. Tidak terlalu buruk. Aku menatap layar ponselku, namun tiba tiba seseorang menepuk pundakku yang membuatku sedikit terkejut. Aku benar benar tidak bisa merasakan hawa kehadirannya..

-Normal POV

"Apa, aku membuatmu menunggu?" Tanyanya, siapa lagi jika bukan mikey?

(Name) mengalihkan atensinya dan sedikit menggeleng. "Tidak, aku barusan sampai juga kok" Mikey duduk tepat di hadapannya, seperti biasa sepasang manik matanya selalu kosong sama seperti milik (Name) dan, penampilannya sedikit berbeda kurasa? Yah, lagipula (Name) juga tidak terlalu peduli.

"Kau, ingin memesan apa?" Tanya (Name) meletakkan kembali ponselnya dan menatap pria dihadapannya dengan tatapan datar.

"Dorayaki?" Seketika jawabannya membuat (Name) tertawa lepas.

"Pfft- apa apaan itu? Ahahahaha!" (Name) menertawainya hingga tanpa sadar membuat pria dihadapanku kesal dan mempoutkan bibirnya.

"Kenapa? Ada masalah?" (Name) berhenti tertawa dan berkata,

"Tentu saja. Tidak ada dorayaki di kafe, kau harus membelinya di toko bukan di kafe" (Name) menjelaskan, lalu kembali melanjutkan.

"Makanlah dessert ini. Rasanya juga manis kok, sepertimu" (Name) menawarkan sebuah dessert miliknya dan berkata dengan nada menggoda hingga pria bermarga sano itu tiba tiba merona hingga menjalar di seluruh pipi pucatnya.

"Kau-!"

"Ahahaha! Tenang, aku hanya bercanda" (Name) tertawa ringan lalu kembali menikmati secangkir kopi miliknya dengan santai. Mikey yang melihat itu menatap dessert yang (Name) berikan kepadanya lalu memakannya secara perlahan.

"Hmm.. Tidak buruk" Ia berucap lalu (Name) meletakkan kopi miliknya dan tersenyum.

"Ya, kau benar" Setelah berjam jam mereka berdua lewati dengan percakapan yang sedikit membuat pemilik kafe merinding, akhirnya kedua manusia itu pergi dari kafe dan kembali pergi menuju taman dengan berjalan kaki (?) ya, karena kali ini (Name) juga ingin jajan menikmati indahnya hidup. Langkah demi langkah terlewati, terkadang berhenti untuk membeli sebuah booba juga jajan takoyaki dan lainnya. Hingga tanpa sadar mereka berdua telah sampai di tempat tujuannya.

Sebuah taman dengan air mancur di tengahnya, lalu beberapa kursi kosong untuk ditempati juga rerumputan hijau yang segar dan bunga bungan yang menghiasi taman itu supaya lebih indah. (Name) dan mikey duduk di salah satu kursi itu sembari membuka percakapan dan memakan makanan ringan yang sempat mereka beli saat menuju ke taman ini.

Namun, ada sesuatu yang membuat (Name) terganggu sejak tadi. (Name) merasakan bahwa ada seseorang selain sanzu, ran, rindou, dan koko mengikutinya hingga membuat wanita itu merasa terganggu. Akan tetapi, (Name) berusaha mengabaikannya sebaik mungkin hingga seolah olah keberadaannya tidaklah ada.

Sementara di satu sisi..

"Hei, kalian lihat?" Tanya rindou dengan ekspresi kesal juga cemburu (?) dengan nada yang rendah agar tidak ketahuan, namun nampaknya itu sia sia karena (Name) lebih dulu mengetahui keberadaan keempat manusia itu.

"Aku melihatnya sialan!" Ran menjawab dengan nada yang kesal.

"Aku iri dengan boss.. " Ucap koko

"Aku juga sama, tapi melihat boss dan (Name) chan bersama juga terlihat lucu" Jawab sanzu menyeringai lebar dengan rona merah yang menghiasi pipinya.

"Oke.. Kurasa kita tidak sengaja membawa orang gila" Ucap rindou dengan tatapan datar.

"Kau benar" Ucap ran dan koko secara bersamaan karena pemikiran mereka bertiga sama mengenai sanzu hingga membuat pria yang merasa terosting oleh kawan kawan biadapnya merasa kesal.

"Sialan, kalian bertiga bedebah dan bajingan" Umpat sanzu lalu mereka bertiga kembali menjawab,

"Bukankab itu kamu? Apa kau butuh cermin?"























-End
Mon maap bagi yang nunggu ini book update lagi. Pasti nunggunya lama yakan? Iya soalnya wattpad author kehapus, jd nulis di laptop. Mau donlot lagi tp nantik( ͡^ ͜ʖ ͡^) dan author selesai ujian minggu kemaren dan setelahnya ujian langsung sakit:") ahahaha- karena udah lama gk up ini book jadi lupa deh alur ceritanya dan harus baca lagi:V

Dan book ini bakal drop! Gak tau sampe kapan ya pokok sampe dapet idelah setidaknya🗿 hehe selamat tinggal minna(≡^∇^≡)

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 18, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

With you || Bonten x readers (Drop) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora