Tsundere

6K 508 50
                                    

Bukkk.

Jungkook terjatuh ke lantai yang keras, pinggangnya terasa nyeri, tapi hatinya 100 kali lebih sakit dari tubuhnya. Entah kenapa Tae tiba-tiba melepas pelukannya, apakah Jungkook sebenarnya sedang berhalusinasi?.

Apa aku sedang berkhayal?, batinnya.

Tae memalingkan wajah, "Dasar ceroboh," umpatnya.
Jungkook berusaha bangkit, ia menepuk nepuk pantatnya yang sakit. Tae memutar bola matanya, "Berhenti bersikap bodoh Kookie!!!" teriak Tae.

Jungkook seketika mematung, matanya tampak mendung, dipenuhi awan yang siap menitikkan hujan air mata.

"Aku kemari untuk melatihmu, dan minta maaf tentang kejadian kemarin, tapi kau malah mengambil kesempatan untuk berdekatan denganku!"

"A ... aku, aku tidak bermaksud seperti itu," ucapan Jungkook dipenuhi nada yang miris dan sakit. Matanya tak bisa diajak kompromi, butiran air menetes di wajah tirusnya.

"Tidak perlu bersikap sok manis, dan mencari perhatianku, bersikaplah yang wajar. Jika besok aku masih melihatmu tebar pesona lagi, aku akan mundur dari acara ini."
Tubuh Tae berguncang saat mengatakan semua itu, begitu pula tubuh Jungkook yang berguncang karena isakan yang tak bisa dibendung lagi.

"Berhenti menangis, cengeng ... sial, aku harus pergi," umpat Tae. Mengambil sakteboard dan jaketnya, kemudian berlalu meninggalkan Jungkook yang masih menangis sesegukan.

.

Siapa yang tebar pesona, siapa yang ingin menarik perhatian?

Bodoh, sebenarnya kebodohan hanya milik Tae seorang. Jungkook tidak cengeng, siapapun itu, akan menagis jika diperlakukan seperti ini.

Jika Jungkook tidak pantas dicintai, setidaknya jangan dibenci dan disakiti.

Jungkook tahu ini sangat sakit, tadinya ia berpikir bahwa ciuman dan pelukan hangat itu nyata, ternyata semua hanyalah halusinasi. Jungkook menyentuh bibirnya yang sedikit basah. Mana mungkin kehangatan tadi hanyalah sebuah hayalan?

Jungkook berjalan ke luar aula, dengan langkah gontai. Matanya sedikit buram, dipenuhi embun yang menggenang di pelupuknya. Ia  melihat ke jalan, salju mulai turun, Ia tidak memakai jaket, tidak juga memiliki uang yang cukup untuk memanggil taksi. Jadi ia dengan sabar duduk di halte, menunggu bis sambil menikmati butiran salju yang dingin.

.

Taehyung langsung masuk ke dapur, begitu sampai di rumahnya. Ibunya sedang rapat direksi di kantor. Ia tak menghiraukan tatapan heran para pelayan yang melihat tuan mudanya masuk ke dapur.

"Tuan muda butuh sesuatu?"
tanya seorang pelayan.

Taehyung menatapnya tajam, membuka rak piring yang lebar. Mengobrak abrik isinya, sehingga benda pecah belah itu hancur berkeping-keping.

Para pelayan hanya bisa menahan napas, tak ada yang berani menegur. Mereka di ambang dilema, bila mengingat temperamen tuan mudanya, mereka lebih baik diam saja.

Setelah isi lemari itu kosong, Taehyung berpindah ke ruang tamu.
"Katakan pada mama, aku akan mengganti semua kerusakannya."

Seorang wanita cantik bertubuh seksi dan menggoda memeluk Taehyung dari belakang.

"Sayang, kenapa kau marah-marah?"
Taehyung berbalik melihat bibir merah menggoda yang tersenyum padanya.

"Aku hanya stress, bagaimana bisa Namjoon hyung memasangkan aku dengan Jungkook?" wajah Taehyung tampak kesal.

"Apa kau mau aku menggantikannya?" Jenie menyentuh leher Taehyung, memainkan adam apple-nya yang sexy.

"Biarkan saja, lagipula ini hanya pertunjukan tari, tidak ada pengaruhnya untukku."

Baazigar (pencuri hati) End ✅️Where stories live. Discover now