6 | Graduation Gift

1.7K 237 74
                                    

why you still here // lizkook

Π•••••Π

Sepanjang makan malam, Lalisa hanya diam. Ia juga sengaja makan dengan cepat, karena harus menyiapkan obat-obatan yang akan diminum Jungkook.

Jungkook sendiri belum membuka suaranya lagi, dan hanya diam memperhatikan gerak-gerik Lalisa yang dengan telaten memilah obatnya.

"Kau bisa minum obat sendiri?" tanya Lalisa tanpa menoleh kearah Jungkook yang sibuk memperhatikannya.

"Bisa." jawabnya, sebelum melanjutkan "Tapi akan dimuntahkan lagi. Pahit. Aku tidak suka obat." ujar Jungkook acuh.

Lalisa mengernyitkan dan memfokuskan perhatiannya pada Jungkook yang sibuk makan. "Aku akan menghaluskannya, agar cepat larut." Lalisa bersiap menumbuk obat Jungkook, tapi perkataan pria itu kembali menghentikannya.

"Kalau dihaluskan akan tambah pahit. Aku tidak mau minum obat itu, Noona." Jungkook meletakkan piring kotornya di wastafel, dan menghampiri Lalisa yang berdiri tak jauh.

"Lalu bagaimana caranya agar obat ini masuk ke tubuhmu?" tanya Lalisa, berusaha bersabar untuk mengahadapi tingkah aneh Jungkook.

"Tidak tahu. Nanti juga akan sembuh sendiri." saut Jungkook asal, pria itu masih berdiri di sisi Lalisa, memperhatikan tangan lentik yang sibuk dengan obat-obatnya.

Merasa sudah tidak ada yang perlu didebatkan lagi, ia menampung obat-obat itu didalam mulutnya, sebelum menarik tengkuk Jungkook. Mendorong dengan lidahnya agar obat itu masuk kedalam mulut Jungkook, tangannya dengan cekatan merampas air digelas dan memberikannya pada Jungkook.

Deg!

Jungkook hampir mati berdiri atas tingkah spontan Lalisa, obat yang pahit tidak dihiraukan saat rasa manis bibir Lalisa masih tertinggal dipermukaan bibirnya.

"Maaf. Kau terlalu banyak berbicara." ujar Lalisa saat Jungkook menelan habis obatnya.

Pria itu masih diambang kesadarannya, matanya berkedip beberapa kali untuk menyadarkannya.

"Ayo. Aku bantu kau ke kamar." Lalisa merangkul tubuh stagnan Jungkook untuk menaiki tangga.

Setelah membaringkan tubuh Jungkook diranjang, Lalisa dengan telaten mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Jungkook, ia juga mengusap dahi Jungkook lembut.

Saat akan pergi, pergelangan tangannya ditahan. "Noona.." lirih Jungkook pelan.

"Noona, sini." Jungkook menepuk ranjang sebelahnya yang kosong, menyuruh Lalisa agar berbaring disampingnya.

Lalisa menurut, ia merangkak naik dan berbaring disebelah Jungkook. Tangannya kembali mengelus kepala Jungkook.

"Noona, maaf. Aku minta maaf atas perilaku tidak sopanku sebelumnya. Maafkan aku, Noona." Jungkook menghadapkan tubuhnya kearah Lalisa, bahkan dengan sengaja mempersempit jarak mereka.

Lalisa masih diam, tapi tangannya masih terus mengusap kepala Jungkook. Dari mata pria itu jelas terpancar penyesalan, ia bisa melihat itu lewat tatapannya.

Setelah Jungkook menyelesaikan kalimatnya, Lalisa berbaring menghadap ke langit-langit kamar. "Aku Lalisa bukan Yoona." tegasnya, berusaha menyadarkan Jungkook karena dari beberapa menit yang lalu pria itu terus bergumam 'Noona'. Jangan salah paham, Lalisa hanya takut Jungkook salah mengira.

Jungkook beringsut mendekat, ia meraih tangan Lalisa dan meletakkan dipipinya, "Aku tau." balasnya, "Ini Lalisa Noona, bukan Yoona. Ini Lalisa, Noona-ku." sautnya pelan.

why you still here // lizkookWhere stories live. Discover now