Kisah Julian : Keluarga Handoko [Part 26]

2.6K 100 0
                                    

Hari itu aku mengikuti pelajaran seperti biasanya. Tidak ada yang banyak berubah, selain hubungan aku dengan Oliver dan Angga. Kini aku entah mengapa kita saling menjaga jarak satu sama lain. Saat keduanya mengembalikan ponselku yang kemarin saja kita hanya saling menyapa dengan canggung. Padahal, aku sebenarnya sudah tidak begitu marah dengan keduanya, lagipula semua ini berawal dari aku.

Maaf karena aku sudah begitu labil kemarin, pikiranku saat itu sangat tidak sinkron dengan napsuku. Di pikiranku, aku menyadari bahwa semua itu salah dan aku tidak seharusnya melakukannya—mulai dari mengintip di ruangan Pak Bram, bercinta dengan Pak Felix, dan memberikan ponselku kepada Oliver dan Angga yang berisikan video Pak Bram. Namun, sayangnya tubuhku lebih memilih untuk mengikuti hawa napsu dibandingkan pikiranku. Jika saja saat itu aku tidak khilaf dan tidak mengikuti hasratku yang begitu besar, aku mungkin tidak akan menjadikan Angga dan Oliver sebagai penyuka sesama jenis.

Aku benar-benar gila saat itu, bisa-bisanya aku berbuat keji kepada sahabatku sendiri? Setan apa yang sebenarnya merasukiku?

"Julian, Julian. Dosa apa yang pernah lu lakuin di kehidupan sebelumnya sih?" Aku berkata pada diriku sendiri seraya menghela napas berat.

Sore itu aku berjalan meninggalkan kelas dan langsung menuju ke arah depan halaman sekolah. Tempat yang biasa digunakan para supir atau wali dari para murid untuk menunggu. Seperti biasanya, mobil yang digunakan Pak Gulam untuk menjemput aku dan Rama sudah terlihat parkir di sana. Segera aku pun bergegas untuk berjalan mendekat dan hendak masuk ke dalam mobil. Sampai pada akhirnya begitu aku membuka mobil, tiba-tiba saja dua orang melewati aku dan masuk begitu saja ke dalam.

Aku pun membelalakkan mata karena kaget! Bagaimana tidak? Kedua orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Oliver dan Angga. Saat aku memasang wajah linglung, keduanya pun malah membalas dengan candaan seolah-olah semua baik-baik saja dan tidak ada masalah.

"K-ka-kalian?" Aku benar-benar tidak tau harus berbicara apa lagi.

"Ayo, ngapain malah diem aja? Masuk buruan!" kata Oliver.

"Tau tuh, kayanya ok pura-pura lupa, awas aja sampai bilang ga jadi main lagi di rumah lu," kata Angga dengan raut wajah serius.

Sejak kapan mereka ini menjadi sangat pintar berakting? Ini sungguh aneh, apa yang sebenarnya mereka berdua rencanakan di belakangku? Apa mereka kesal dan ingin balas dendam? Atau ada maksud lain? Aku yang masih bertanya-tanya pun memilih untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu dan berakhir duduk di kursi depan, sampingnya Pak Gulam yang mengemudikan mobil. Rama duduk di tengah bersama Oliver, sedangkan Angga duduk di paling belakang.

"Mas Angga sama Mas Oliver mau main PS lagi di rumah?"

"Mm, ya gitu deh, Ram." Oliver membalas pertanyaan Rama dengan penuh keseriusan.

"Kalau gitu, gua boleh join juga ga?"

"Wah kalau itu tanya langsung ke abang lu dulu tuh Ram, kalau kita mah ayo-ayo aja. Iya ga Ngga?"

"Iya, tanya Bang Jagonya dulu," kata Angga dengan diselingi candaan tawanya.

"Gimana Mas, boleh?" Rama pun bertanya kepadaku.

Dengan malas aku hanya menggeleng pelan untuk menjawabnya. Bagaimanapun aku harus menjauhkan adik kesayanganku ini dari mereka. Tidak, lebih tepatnya aku harus memastikan Rama tidak tersentuh dari tangan-tangan nakal kaum dari dunia pelangi ini. Aku tidak ingin dia menjadi seperti kakaknya. Juga aku akan memastikan Om Nathan ataupun orang lain tidak ada yang akan bisa menyentuh Rama! Aku harus melindunginya, menggantikan peran almarhum kedua orangtuaku.

Kisah Julian : Keluarga Handoko ✔Where stories live. Discover now