9. Masa Lalu Buruk Ayzhan

442 15 0
                                    

Flashback on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback on.

"Bunda, sakit sekali." Ayzhan merintih kesakitan. Rasanya dadanya begitu sesak.

"Makanya, ayo kita pompa. Itu bahaya untukmu, Nak." Ashya setia mendampingi putrinya.

Ayzhan menangis, "Ayzhan nggak mau, Bunda. Di pompa juga sakit, Bunda."

"Ay, Bunda mohon!" Ashya ikut menangis. Pada akhirnya Ayzhan hanya bisa menuruti permintaan sang ibu, asinya terpompa dengan baik. Membuat Ayzhan sedikit lega walaupun perasaannya begitu menyesakkan dada.

Kala itu, adalah bulan ke lima Ayzhan setelah didiagnosis dokter mengalami kelebihan hormon prolaktin. Diagnosis yang membuat Ayzhan serasa mimpi buruk dan terus memaki Tuhan. Bertanya mengapa hal ini harus terjadi padanya?

"Sekarang, Ay harus sekolah ya? Ay harus jadi orang hebat." Ashya selalu memberinya semangat.

Lagi-lagi Ayzhan hanya menurut, walau jiwanya begitu tertekan dengan apa yang dia alami. Membuat langkahnya gontai memasuki pelataran sekolah.

Seakan paginya belum cukup menghancurkan harinya, kali ini Ayzhan memasuki pelataran sekolahnya dengan mendapatkan tatapan aneh dari orang-orang yang melihatnya masuk. Tentu itu juga membuat Ayzhan bingung, namun Ayzhan berusaha cuek.

Ia mempercepat langkahnya menuju kelas, namun justru sebuah teriakkan menyertainya. "Heh Ibu muda! Mana bayinya? Tiati loh asinya nanti rembes."

Ucapan itu disambut tawa oleh yang lainnya, tentu membuat mata Ayzhan membulat sempurna. Batinnya bertanya dari mana mereka semua tahu jika ia bisa meng-asihi?

Kepala sekolah tiba-tiba saja muncul, "Ayzhan, masuk ke ruangan saya sekarang!"

Air mata gadis muda berusia tujuh belas tahun itu mengalir, dengan berat hati ia mengikuti sang kepala sekolah memasuki ruangannya. Sang kepala sekolah langsung mencecarnya dengan data ibu susuan di salah satu rumah sakit Jakarta.

"Apa ini Ayzhan?" Kepala sekolah langsung bertanya.

Tidak menjelaskan apapun, Ayzhan langsung mengeluarkan hasil lab darahnya pada sang kepala sekolah. Sang kepala sekolah menerimanya, membuka dan membaca isi lab Ayzhan. Matanya membelalak, menatap Ayzhan dan kertas lab bergantian. "Kelebihan hormon prolaktin?"

Ayzhan tidak memiliki waktu meladeni keterkejutan kepala sekolahnya, ia langsung berdiri. "Yang Ibu ambil itu adalah hasil kopian asli hasil lab saya, hasil lab asli masih ada dengan saya. Saya permisi Bu."

Walau sang kepala sekolah ingin sekali memeluk Ayzhan, namun ia tahu jika apa yang Ayzhan alami adalah hal berat. Gadis itu butuh waktu sendiri. Oleh karenanya sang kepala sekolah tidak mengejarnya.

Setelah Ayzhan keluar ruangan, seorang gadis tertawa melihatnya. "Ayzhan-Ayzhan. Kenapa? Lo dikeluarin ya dari sekolah? Main-main sih sama gue! Beraninya lo rebut Khastan dari gue! Lo lupa, rumah sakit itu punya orang tua gue? Tentu saja dengan mudah gue bisa dapet data lo!"

ISTRI KETUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang