Bab 25 Niat Baik

610 16 0
                                    

"Lelaki yang baik, ialah dia yang datang memenuhi janji."

-KHSB-

Sesuai janjinya, Alkaf dengan mantap hari ini ia akan mendatangi kediaman mertuanya. Ia akan meminta izin untuk kedua kalinya, untuk membawa Aisyah kembali bersamanya. Kali ini, ia meminta dengan penuh rasa cinta. Tidak seperti yang pertama. Ia meminta dengan penuh rasa keterpaksaan.

[ Aisyah, sekitar lima belas menit lagi aku sampai di rumah kamu. ]

[ Baik Mas. Aku tunggu, ya. ]

Dengan ucapan bismillah, ia lajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Mudahkan apa yang menjadi mudah ya, Allah." doa Alkaf seraya bergumam.

Tatapannya fokus pada jalan yang ia lalui. Hingga tak terasa tiba di depan rumah Aisyah. Ia lantas langsung turun dan berjalan memasuki kediaman keluarga istrinya.

Tok. Tok. Tok.

Aisyah yang berada di dalam langsung membukanya, dalam hatinya sangat yakin bahwa itu adalah sosok suaminya. Dan benar, ketika pintu terbuka pemandangan yang ia lihat ialah suaminya yang begitu tampan dan selalu membuatnya bertambah untuk jatuh cinta setiap harinya.

"Mari Mas, masuk!" ajak Aisyah lembut dengan sebuah senyuman.

Alkaf tersenyum, seraya mau melangkahkan kakinya. Namun tetiba ter-urungkan karena suara yang tak begitu asing di dengar oleh keduanya.

"Tunggu!" instruksi Riyan dengan tegas seraya berjalan menyamperi anak dan menantunya.

Aisyah dan Alkaf kompak menatap ke arah Riyan dengan tatapan terkejut.

"Mengapa kamu berani sekali Alkaf untuk memasuki rumah ini?" cerca Riyan dingin. Jujur, rasa kecewa itu masih ada untuk menantunya.

"Em Abi, Ais mohon izinkan Mas Alkaf untuk menginjakkan rumah ini. Dia ingin menjelaskan sesuatu hal pada Abi, dan Umi," jelas Aisyah seraya menenangkan sang Abi. Dari arah dalam, Wardah mendengar suara keributan. Lantas ia beranjak untuk menengoknya.

"Apa yang perlu di jelasin Aisyah?" tanya sang Abi penuh penekanan.

"Sabar Abi ...," sahut Wardah seraya memegang pundak suaminya.

"Ada niat baik yang Alkaf harus jelaskan Bi, mohon izinkan saya Bi. Saya mohon...," pinta Alkaf dengan tulus.

Dengan hembusan nafas panjang, Riyan mencoba bersabar. Ia juga mencoba untuk memberikan kesempatan kedua untuk menantunya.

"Baik kalau begitu, saya izinkan kamu masuk. Dan tolong jangan pernah membuat anak saya kecewa kembali!" ujar Riyan penuh penekanan akan kalimat terakhirnya.

Alkaf maupun Aisyah akhirnya bernapas lega. Mereka semua beranjak masuk ke dalam rumah tepatnya di ruang keluarga. Di sanalah Alkaf akan mengutarakan niatnya.

"Begini Bi, Umi, Alkaf ingin meminta maaf. Alkaf khilaf ... Alkaf sadar kalau Alkaf salah. Karena itu, saya mau menebus semua kesalahan saya Bi, Umi. Saya mau memperbaiki rumah tangga kami, saya sudah membicarakan ini dengan Aisyah. Namun, kami tetap menunggu keputusan dan izin Abi serta Umi," ucap Alkaf singkat padat jelas.

Riyan menatap menantunya dengan seksama. Ia masih ragu, dan ada terbesit di hatinya rasa takut. Yaitu rasa takut anak satu-satunya akan di sakiti lagi.

"Apa jaminan kamu tidak kembali berubah?" tanya Riyan tegas.

"Diri saya Bi, saya akan terima segala konsekwensinya bila saya kembali mengecewakan Abi dan Umi."

"Aisyah sendiri sudah mengetahui bahwa saya tidak lagi ada hubungan dengan wanita lain. Terlebih pada Ratu, hubungan kami telah berakhir. Saya telah sadar. Bahwa saya telah salah dalam mencintai. Oleh sebab itu, saya belajar dari kesalahan bahwa saya ingin memperbaiki semuanya." Ucapan Alkaf dengan sejujur-jujurnya.

"Benar Abi, apa yang Mas Alkaf katakan semua itu benar. Ais sendiri sudah merasakan perubahan Mas Alkaf. Mas Alkaf jauh lebih baik, bahkan ia sekarang telah mencintai Ais. Ais juga tidak mau ada perceraian dalam rumah tangga Ais. Tidak baik juga, di keadaan Ais yang tengah hamil seperti ini. Ais yakin Abi dan Umi juga tahu itu, maka dari itu mohon izinkan Mas Alkaf untuk membawa Ais kembali bersamanya, ya?" sahut Aisyah dengan lembut seraya menatap wajah Abinya dalam.

Riyan menatap wajah putri satu-satunya itu dengan penuh seksama. Ada sebuah harapan besar yang dilihatnya. "Kalau umi, bagaimana Ais saja nak. Umi juga setuju dengan ucapan Ais."

"Alkaf," sambil menatap menantunya itu dengan teduh. "Umi mohon ya, jangan sakiti Aisyah lagi. Tolong jaga dia, karena dia adalah cinta kami." pesan mertuanya dalam.

"Pasti umi, Alkaf janji!" sahut Alkaf dengan niatnya baik. Ia benar-benar akan berubah. Ia juga akan memperbaiki semuanya.

"Kalau Abi?" tanya Alkaf lembut. Ia mencoba memastikan dengan hati-hati.

"Abi izinkan, semua tak lepas karena kebahagiaan anak Abi. Untuk kamu Kaf, Abi tekankan untuk jangan melukai putri satu-satunya Abi ini. Kalau tidak, kamu akan langsung berurusan dengan Abi. Dan mungkin tidak akan Abi kasih kesempatan lagi." Tegas Riyan pada menantunya itu.

"Alkaf janji Bi, terima kasih ya, Abi, Umi, telah memberikan kesempatan untuk Alkaf. Alkaf tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan oleh kalian!" sahut Alkaf bahagia dan bersyukur dalam hatinya.

Riyan dan Wardah mengangguk seraya memberikan senyuman hangatnya. Alkaf maju dan bertekuk lutut di hadapan Aisyah. Perlahan tangannya mengelus perut istrinya itu dengan sebuah rasa bahagia.

"Terima kasih Nak! Baik-baik ya, di sana. Ayah dan Bunda akan menunggu kamu jika waktunya tiba," tutur Alkaf lalu detik berikutnya ia mengecup singkat perut buncit istrinya. Pak Riyan dan Bu Wardah yang melihat pemandangan tersebut tersenyu hangat. Mereka sangat tenang dan bahagia melihat senyum di wajah anak mereka. Dan melihat rumah tangga anaknya kembali membaik.

Doa-doa baik, dari keduanya berharap selalu menyertai Aisyah dan juga Alkaf.

"Pada akhirnya usaha yang selama ini telah dilakukan dengan ikhlas, ada waktunya nanti kamu akan menikmati hasilnya dengan tersenyum lepas."

-KHSB-

Huaaaa🥺 akhirnya ya guys 🤗 buah kesabaran Aisyah selama ini, alhamdulilah 😊 sejauh ini udah baca KHSB bagaimana perasaan kalian? Yuk komen di bawah 🥰

Keteguhan Hati Seorang Bidadari [ TAMAT ]Where stories live. Discover now