Twenty Three

207 70 15
                                    

Makin sepi gak sie? :<

🌼🌼🌼



Sejak kemarin, Jojo yang murung terlihat semakin murung. Ia masih belum bisa menerima fakta bahwa dirinya dipermainkan sedemikian konyol. Terlanjur jatuh terlalu dalam pada seseorang dan berakhir dengan kekecewaan mendalam. Walaupun sudah kecewa, dalam lubuk hati terdalamnya Jojo masih mengharapkan sebuah notifikasi pesan dari Jaana. Setidaknya hanya sebuah permintaan maaf. Namun nyatanya berharap demikian pada orang manipulatif adalah hal bodoh.

Yah, cinta membuat seseorang menjadi bodoh itu memang nyata adanya. Sudah tahu disakiti, namun masih berharap.

"Jo! Tugas lo mana?" tanya salah seorang teman sekelasnya.

Jojo membelalakkan matanya panik. Gawat, ia belum mengerjakan tugas indivisual yang harus ia kumpulkan hari ini juga. Semalam ia terlalu lelah karena bekerja dan sibuk bersedih sehingga lupa dengan tugas akhirnya. Ia benar-benar lupa kalau deadline-nya hari ini.

Mika, Lia, dan Chana sontak menengok pada Jojo dengan khawatir.

"Don't say you belom ngerjain, Jo?" tanya Mika sembari menyerahkan sebuah makalah pada ketua kelas.

Mampus. Mampus. Mampus. Gadis itu memukul kepalanya sendiri. Perasaan negatif baru telah datang. Bisa-bisa ia mendapatkan nilai C yang mana artinya ia harus mengulang matkul tersebut di semester depan.

"Pulang kuliah lo temuin aja Bu Irina. Minta keringanan, siapa tahu boleh ngumpulin minggu depan." ujar Lia memberi saran. Jojo hanya mengangguk tanpa berkata apapun.

Seperti saran Lia, ia memberanikan diri menemui Bu Irina, dosen yang terkenal paling jutek sekampus.

"Permisi, Bu Irina. Maaf menganggu, boleh saya minta waktunya sebentar?"

"Silahkan."

"Saya Aryn Prima dari kelas manajemen 4 - B, Bu. Mm..., tadi saya belum mengumpulkan tugas akhir karena belum selesai saya kerjakan, Bu. Kalau boleh, saya mohon keringanannya untuk mengumpulkan tugasnya minggu depan."

Dosen tersebut membuka sebuah berkas berisi data para mahasiswa dan mencari nama Jojo disana. "Aryn Prima. Kamu termasuk kriteria mahasiswa yang tidak aktif selama perkuliahan, kamu tidak punya poin tambahan sama sekali. Nilai UTS pun kurang, nilai quiz dibawah rata-rata. Dan sekarang, kamu tidak mengumpulkan tugas akhir? Nilaimu ini saja tidak mencukupi untuk lulus di matkul saya."

Terlihat jelas di wajah Jojo bahwa gadis itu kini tengah panik. "Bu, tolong, Bu. Saya janji bisa mengerjakan tugas akhir dengan sangat baik untuk menutupi kekurangan nilai saya."

"Sangat baik? Ngumpulin telat kok minta nilai bagus?"

"Bu, saya kerja part time, Bu. Saya mohon keringanannya."

"Maaf, Aryn. Soal kerja part time itu bukan urusan saya. Kalau kamu keberatan kuliah sambil kerja, kenapa tidak ambil kelas karyawan? Kenapa kamu kuliah reguler?"

"Bu, saya enggak punya pilihan memangnya?"

Dosen tersebut menggeleng dengan kasihan. "Maaf, tapi prinsip saya kuat. Saya tidak bisa meluluskan mahasiswa yang nilainya memang kurang. Kamu harus berusaha lebih giat di semester depan."

Jojo keluar dari ruangan tersebut dengan lemas. Adaaa saja yang terjadi setiap hari. Belum selesai masalah yang satu, sudah muncul masalah baru. Ia mulai bertanya-tanya tentang dosa apa yang ia lakukan di kehidupan lalu, itu pun kalau kehidupan sebelumnya memang ada.

PainAppleWhere stories live. Discover now