Kakakku pahlawanku

46 32 70
                                    

Sebelum membaca sempatkan untuk vote dan comment ya, terimakasih.

Selamat membaca

❃❃❃

"KAKAK BANGUN!!!!" Teriak Nara menggelegar kala masih melihat kakaknya bergelut dengan guling dan juga selimutnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 9

Seperti menghiraukan Nara, Marga melanjutkan tidurnya tanpa mempedulikan teriakan maupun omelan cempreng milik sang adik yang sebenarnya membuat telinga sakit.

Melihat kakaknya hanya diam dan masih pulas dengan alam mimpinya, Nara pun naik pitam. Dengan segera lelaki itu menarik selimut kakaknya lalu dia hempaskan begitu saja ke lantai. Guling dia tendang hingga mendarat dengan sadis dibawah sana. Nara semakin geram kala kakaknya terlihat tidak bermasalah dengan selimut dan juga guling yang sudah tertepar dengan sadis dilantai, Marga memilih melanjutkan tidurnya.

Nara mengehela nafas lelah, "dasar kebo" batinnya

Dengan pasrah Nara memilih untuk keluar dari kamar Marga membiarkan kakaknya itu untuk tidur lebih lama dengan jaminan, Ketika kakaknya bangun nanti, maka dia akan mendapatkan omelan maut dari dirinya.

Dari kamar kakaknya, Nara pun memutuskan untuk turun ke bawah dan menunju ke arah dapur. Panci serta penggorengan bekas dia memasak,talenan bekas dia memotong bahan-bahan masakan, dan juga piring bekas sarapannya bersama sang ayah masih tergeletak kotor disana. Nara memutuskan untuk membersihkan kekacauan yang ada di dapur dan setelahnya dia akan pergi ke kamarnya dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru kemarin.

Tak butuh waktu lama, dapur pun sudah bersih seperti semula. Piring-piring, panci, penggorengan,talenan dan lainnya sudah tertata dengan bersih dan juga rapi. Nara tersenyum puas lalu dia melihat ke arah jam, sudah pukul 9 lewat 20, Nara rasa itu sudah waktu yang cukup untuk membiarkan kakaknya tidur lebih lama.

Maka dengan segera diapun beranjak dari dapur dan menuju ke atas lagi, ke kamar kakaknya. Sesampainya disana Nara kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya setelah melihat kakaknya yang masih tidur dengan badan meringkuk tanpa ditutupi selimut. Bantal dan juga selimut masih tertepar sadis dilantai yang pastinya itu karena ulah Nara tadi.

Nara memutuskan untuk membangunkan Marga terlebih dahulu, baru nanti dia akan membereskan kekacauan ini.

"Kak bangun udah mau jam sepuluh ini" ujarnya sembari menepuk pelan pipi Marga

"Engh bentar, 5 menit lagi" igaunya sembari mengehempas pelan tangan Nara yang tadi menepuk pipinya

"Gak ada lima menit lima menit!, Cepet bangun kak!. Kakak ga inget?!, kata ibu orang dewasa itu ga boleh males!, Males itu penyakit jadi harus kakak kurangin!" Perkataan maut Nara pun meluncur yang membuat Marga, mau tidak mau, suka tidak suka, ya Marga harus bangun

Marga menggaruk kepalanya lalu mengusap iler yang sempat menetes diujungnya bibirnya tadi, yang membuat Nara mendelik jijik. Kakaknya jorok banget sih!.

"Kakak sekarang cepet mandi. Kalau nanti udah selesai mandi kakak langsung turun kebawah buat sarapan" jelas Nara

Marga hanya mengangguk pelan karna nyawanya yang belum mengumpul sepenuhnya. Melihat kakaknya sudah paham dengan apa yang dia katakan, Nara pun berbalik dan berniat ingin keluar kamar, tapi ditengah jalannya dia pun berhenti. Tanpa berbalik dia pun berujar lagi-

"Kakak jangan tidur lagi!, Kalau sampe kakak ketauan tidur lagi nanti mukak kakak gak bakal segan aku siram pakek air panas biar melepuh" ancamnya lalu Nara pun keluar dari kamar Marga

MARGA | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang