💔10💔

3K 79 3
                                    

"Loh loh, ada si lintah sama si tari menari juga disini." ucap Arbian menistakan Lalita dan Tari, sahabat Friska.

Lita dan tari hanya diam memasang wajah panik melihat anak anak GB.

"Buset... biasa aja dong mukanya." Neva memperhatikan wajah panik Lita dan Tari.

"Muka mereka kan memang biasa aja."timpal Hans.

Jangan kalian fikir Hans itu cowo kulkas dan kalem. Circle GB yang kalem cuman Viko. Yang lainnya barbar dan receh.

"Panik nggak?panik nggak?" suara Arbian lagi.

"Ya paniklah masa nggak," sambung Liora, menatap keduanya dengan pandangan meremehkan.

"Udah?"suara berat Viko. "Berisik lo semua."

"Mana temen lo yang katanya ke kunci di kamar?" tanya Viko datar menatap Lita dan Tari bergantian.

"Aaa...Emmm...i-ituu, dii-"

"Aa ee aa em. Titisan si Mayang Lo?" hardik Arbian.

"Lita, Tari, Kok kaya rame gitu? Hans udah dateng ya?" samar samar mereka mendengar suara si tuan rumah, Friska, yang katanya terkunci di kamar.

"Lo berdua jangan lup-" Friska langsung menutup mulutnya rapat-rapat saat melihat Hans dan antek-anteknya. Air muka gadis itupun mendadak ikut panik seperti Lita dan Tari.

"Udah kebuka pintunya? Hans yang pada dasarnya adalah cowo humble yang jarang melempar tatapan dingin, kini menatap Friska datar.

"Ee-Hans," ucap Friska kikuk menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Apa? Mau ngomong apa lo?"ketus Liora.

"Mau ngomong kalau dua sahabat lo ini yang udah bukain pintu?Hah?" balas Arbian tak kalah ketusnya.

"Cih, di dobrak sama mereka?" Neva ikut menyudutkan.

"Busett, hebat dong, cewe speak menye menye gini bisa dobrak pintu." timpal Clay berlagak sok kagum.

"Diem lo semua!"sengit Friska. Wajahnya sudah tidak se panik tadi.

"Jelasin!" kata Viko malas bertele-tele.

Friska menatap Viko tak suka. "Gue nggak perlu jelasin apapun. Karena seharusnya gue yang minta penjelasan, ngapain lo semua ada disini?"

"Karena kita baik hati dan tidak sombong, kita mau bantuin lo yang KATANYA ke jebak di dalam kamar."ucap Neva sinis dan sidikit menekankan.

"Gue cuman minta Hans yang bantuin gue, bukan lo semua." jawab Friska tak kalah sinis.

"O,"sahut Giana tak peduli.

"Lagian gue nggak ada ya izinin kalian buat masuk ke rumah gue." ujar Friska lagi.

"Kalau gitu sama, Cia juga nggak izinin Hans dateng bantuin Friska."Cia yang dari tadi hanya jadi penonton sekarang ikut bersuara.

Antek-anteknya pun menatapnya kagum mengacungkan dua jempol untuk ketegasan Cia kali ini.

Friska yang mendengar ucapan Cia itu lantas menajamkan tatapannya pada gadis itu.

"Songong banget lu, baru jadi pacar juga."

"Masih mending Cia, pacarnya Hans, lah kamu, siapa? kan cuman mantan."pekik Cia yang langsung membuat Friska tak mampu berkata kata lagi.

"Uuu mantan nggak tuh," ledek Clay.

"Pas pacaran di buang, pas udah jadi mantan disayang, BUKAN MAENN!" lanjut Arbian mencibir.

"Malu dong, katanya cantik, cih," ujar Liora tak mau ketinggalan moment hardik menghardik, apalagi yang dihardik adalah Friska.

"Mantan itu bukan pahlawan, jadi nggak usah di kenang, apalagi sampe di perjuangin balik." ucap Giana.

"Kaya nggak ada cowo lain aja, sampe gangguin cowo orang." kini giliran Neva, satu persatu anak anak GB menistakan seorang Friska Nania Ranjani di rumahnya sendiri.

"Cia be like, Kamu" ucap Arbian menunjuk Friska, "Mau nyingikirin Cia?"cowo itu melirik Cia sekilas," Ngga bisa tsayyy."lanjutnya kembali fokus pada Friska yang wajahnya sudah merah padam menahan kekesalan.

"Whahahaa!"

"Ngakak sampe sakit mata,"

"Ngikik sampe kentut dykyt,"

Wajah panik tadi berganti menjadi wajah merah padam.

"UDAH? BERISIK ANJING!" maki Friska tak bisa lagi menahan kekesalannya. Bisa bisanya ia di permalukan di rumahnya sendiri.

Tapi siapa yang peduli? Sedikit pun mereka tidak takut dengan makian gadis itu.

"Rendah banget cara lo." suara berat Viko kembali terdengar. "Main cantik dong cantik." Viko menatap Friska datar.

"Apa? Gue nggak salah denger? Friska dibilang cantik sama Viko?Viko? Viko,Tari, Viko." Lita yang sedari tadi terdiam panik, sekarang histeris sendiri ditempat berdirinya.

"Apaan si? Gue juga kaget anying," balas Tari. "Tapi biasa aja dong, kalem, jaga image depan crush goblok."

"Lo berdua juga diem!" tukas Friska menatap kedua sahabatnya.

"Bener atau nggak lo ke kunci di kamar gue nggak tau, intinya sekarang lo udah ada disini dan baik baik aja. Gue, PACAR gue, dan temen temen gue cabut." pamit Hans datar.

"Hemmm, pacar nggak tuh," ledek Arbian sambil berbalik badan hendak keluar dari rumah besar Friska.

"Gue, calon PACAR gue, dan temen temen gue cabut, Bye!" ujar Clay menirukan apa yang Hans katakan tadi.

Mendengar semua itu Friska semakin dibuat emosi.

"Arghhhh!"

"Anjing!" umpat Friska setelah lapan orang itu pergi dari rumahnya.

"Gue nggak terima, bisa bisanya mereka semua permaluin gue dirumah gue sendiri, bangsat!"

TBC

Pd bngt ini langsung up😭

EX [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now