"Itu... Jujur saya nggak yakin soal permintaan kamu barusan." balas Inessa.
"Nek, tapi nenek bisa, 'kan?"
"Ya, masalahnya Pangeran Dexter belum nikah. Apa kata orang-orang? Pangeran Dexter itu seorang pangeran, anak ratu. Mereka harus nikah dulu baru boleh punya anak karena anak di luar nikah itu dianggap aib sama keluarga kerajaan."
Driz berbaring di kasur dengan posisi terlentang, "jadi gimana dong?"
"Maaf, saya nggak bisa penuhi permintaan kamu. Kalo anggota keluarga kerajaan tau Pangeran Dexter punya anak hasil di luar nikah, kamu nggak akan dianggap bagian dari mereka, Drizella."
Driz menghela napas lalu membulatkan mata dan kembali duduk. "Nenek bisa pergi ke masa depan, 'kan? Nenek bisa ketemu sama orang tua aku?"
Inessa mengangguk. "Saya bisa, tapi kamu enggak."
"Oke, nenek pergi ke masa depan sekarang juga."
"Ada yang mau kamu sampaikan ke orang tua kamu?" tanya Inessa.
"Nggak ada. Aku minta nenek pergi ke masa depan untuk ambilin handphone aku. Nenek bisa bawa benda dari masa depan ke masa lalu, 'kan?"
Inessa diam sejenak. "Handphone? Benda itu pipih dan canggih?"
Driz mengangguk, "apa jangan-jangan nenek punya?"
Inessa menggeleng. "Waktu saya pergi ke masa depan, saya cukup sering lihat orang-orang pegang benda pipih itu."
Driz menyentuh tangan Inessa. "Jadi, apa nenek bisa ambilin handphone aku? Biar aku bisa chattingan sama keluarga aku, telfonan sama mereka."
"Saya memang bisa bawa benda dari masa depan ke masa lalu, gitu juga sebaliknya."
Driz tersenyum lebar, "oke! Sekarang juga nenek pergi ke masa depan. Oh iya, bilang juga kalo aku kangen, kangen banget sama mereka."
"Permintaan kamu tersisa dua lagi." kata Inessa dan Driz menganggukkan kepala.
-Met in 1946-
༺Indonesia༻
Melihat Inessa, Winnie langsung berdiri di mana wanita itu tidak sendiri, ada Gwen yang menemani. Kedua orang itu duduk di kursi yang ada di dekat ruang ICU, tempat di mana tubuh Driz yang sedang koma berada.
"Ada apa? Driz kenapa-napa di sana? Anak saya baik-baik aja, 'kan, Nek?" tanya Winnie.
"Drizella baik-baik aja di sana. Tujuan saya ke sini karena Driz minta saya untuk ambilin handphone dia."
Winnie dan Gwen saling tatap mendengar ucapan Inessa barusan.
"Driz sendiri yang minta nenek untuk ambil handphonenya?" tanya Gwen.
"Iya. Saya kasih tiga permintaan ke Drizella dan permintaan pertamanya, Driz mau saya ambil handphone dan nanti bakal saya bawa ke masa lalu."
"Mami nggak tau handphone Driz di mana." kata Winnie pada Gwen.
"Tas? Tas Driz belum mami periksa?" tanya Gwen.
"Belum. Ya udah deh, beliin yang baru aja." Winnie mengeluarkan ponselnya dari tas dan menghubungi Morgan untuk membelikan ponsel yang baru.
"Gimana keadaan Driz?" tanya Inessa sambil memperhatikan Driz dari pintu.
"Belum ada perkembangan kata dokter." jawab Gwen dengan mata yang juga tertuju pada Driz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Met In 1946 [COMPLETED]
FantasySeperti sang ibu, Drizella juga dibawa ke masa lalu setelah gadis itu memakai kalung dengan liontin jam. Bedanya, kembalinya Drizella ke masa lalu adalah karena keinginannya, karena Drizella ingin bertemu dengan sang nenek, Ratu Eloise. Drizella kem...