Met in 1946-27

2.6K 734 219
                                    

Minimal vote 480, minimal komen 200 (17:30-19:00)

-Met in 1946-

Saat Driz keluar, gadis itu langsung mendapati Steve sedang berdiri di bagian samping gedung pertemuan dan Driz langsung menghampiri laki-laki itu.

"Kalian bahas apa?" tanya Steve seraya melirik ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka.

"Gue bilang sama Pangeran Dexter untuk bilang sama Mayor Hudson jangan larang kita pacaran. Jadi, kita bebas sekarang, bebas mau berduaan di mana pun!" Driz tersenyum lebar.

"Cuma bahas itu?"

"Enggak sih. Ya bahas soal lo sama Angela. Gue udah kasih tau Pangeran Dexter kalo lo sama anggap Angela itu temen. Tapi tetep aja, Pangeran Dexter mau bikin lo kenapa-napa kalo lo sama Angela masih tetep deket, atau si Angela yang deketin lo."

Steve menghela napas.

"Kenapa?" tanya Driz saat melihat Steve menghela napas. "Gue pikir lo bakal seneng karena kita udah bebas sekarang."

"Aku ngerasa lega untuk itu. Tapi, aku masih dalam bahaya."

Driz menyentuh lengan Steve. "Lo nggak bakal sendirian, ada gue."

"Apa kamu nggak bisa pake kata aku-kamu aja mulai dari sekarang?"

"Emang kenapa kalo lo-gue?" tanya Driz balik.

"Kedengeran kasar."

Driz sedikit memiringkan kepala untuk berpikir, lebih tepatnya berpura-pura berpikir. "Oke, aku, kamu."

Steve tersenyum lalu menatap Mayor Hudson yang baru saja keluar di mana pria itu langsung berhenti melangkah dan sedang memperhatikan Steve juga Driz.

Driz langsung melingkarkan kedua tangannya di lengan Steve dengan bibir yang menyunggingkan senyum untuk Mayor Hudson. Senyum Driz tersungging semakin lebar seraya menatap Steve ketika Mayor Hudson memilih untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa.

-Met in 1946-

"Thank you, Babe." kata Driz saat Steve meletak kentang yang baru saja laki-laki itu kupas kulitnya.

"Babe?" beo Steve lalu memasukkan kentang tebusnya ke mulut.

Driz mengangguk, "panggilan sayang untuk kamu."

Steve tersenyum seraya mengunyah dan terkejut melihat Driz menjatuhkan kentang rebus itu dan berlari ke arah belakangnya. Steve menoleh lalu mengerutkan dahi melihat Driz sedang berpelukan dengan seorang wanita.

"Akhirnya mami dateng!" kata Driz sambil memeluk erat Winnie yang baru saja datang.

"Ya ampun, Driz. Mami kangen banget! Banget!" balas Winnie sambil mengeratkan pelukannya.

Driz tertawa dengan pipi yang dibanjiri oleh air mata lalu melepaskan pelukannya, Driz mengedarkan pandangan pada prajurit yang sedang memperhatikan mereka, semuanya.

"Mami gue! Maksudnya, ibu gue." kata Driz seraya tersenyum lebar lalu saat menatap Steve, Driz langsung menarik Winnie.

"Mami aku, alias ibu aku." ujar Driz memperkenalkan Winnie pada Steve.

"Ya ampun, makin ganteng dilihat secara langsung." Winnie tersenyum seraya memperhatikan Steve dari atas sampai bawah.

Steve tersenyum dan mengulurkan tangan pada Winnie. "Steve."

Winnie langsung membalas uluran tangan Steve, "Winnie. Panggil aja onti."

"Mami udah sarapan?" tanya Driz.

Met In 1946 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang