Persaudaraan Yang Membaik [13]

194 92 37
                                    

- Senja Untuk Ayana -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Senja Untuk Ayana -

Dua hari berlalu sejak Senja tidak lagi mampu menemui Ayana. Kini pria berwajah tampan itu terlihat tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Meski semangatnya sudah tidak lagi ada, tapi Senja harus tetap menjalani aktifitasnya karena itu juga sudah menjadi tanggung jawabnya. Senja tidak mungkin meninggalkan pekerjaan yang telah ia jalani dengan susah payah begitu saja. Dan lagi Senja juga harus tetap mengumpulkan uang agar bisa melamar Ayana.

"Akh!" Senja jatuh terduduk di tepian ranjang saat tiba-tiba saja kepalanya berdenyut sakit. Senja menggelengkan kepala berusaha untuk mengusir rasa sakitnya. Dengan cepat Senja mengambil beberapa lembar tissu saat dirasa hidungnya mulai kembali mengeluarkan darah. Pandangannya semakin berputar sehingga membuat perutnya terasa begitu mual. Terlihat Senja tengah berusaha untuk berjalan ke arah kamar mandi meski sedikit sempoyongan. Perutnya terasa seperti di aduk-aduk dan ia ingin memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi.

Bruk!

"Bang!" Jinan yang saat itu menerobos masuk ke dalam kamar Senja sontak begitu terkejut saat melihat sang kakak sudah jatuh lemas di depan pintu kamar mandi. Dengan perasaan yang begitu khawatir Jinan segera membantu kakaknya untuk bangkit. Perlahan namun pasti Jinan mencoba untuk membaringkan tubuh sang kakak diatas ranjang.

"Buka matamu! Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Jinan jelas panik karena tidak tahu apa yang bisa ia lakukan. Kedua tangannya terus berusaha mengguncang tubuh Senja dengan harapan kakak laki-lakinya itu mau membuka kedua matanya.

"Bang, buka matamu!" Kembali Jinan mengguncang tubuh Senja perlahan. Jinan terlihat mulai menghembuskan napasnya lega saat kedua kelopak mata Senja mulai terbuka sedikit demi sedikit. Tatapan mata Jinan kini bertemu dengan mata Senja. Tergurat rasa khawatir dan juga takut dari tatapan mata Jinan.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jinan khawatir. Tanpa rasa ragu sedikitpun Jinan mengambil tissu dan membersihkan noda darah yang keluar dari hidung Senja. Jinan juga mengusap keringat dingin yang membasahi kening kakak laki-lakinya. Senja tersenyum tipis karena merasa begitu bahagia atas perhatian yang di berikan Jinan untuknya.

"Aku baik-baik saja Ji. Terima kasih." Senja berucap lirih. Tangan kanan Senja beralih mengambil sebotol obat yang ia sembunyikan di balik bantal. Senja mengambil sebutir obat dan mulai menegaknya dengan segelas air putih yang di berikan oleh Jinan. Senja tahu semakin lama rasa sakit dalam dirinya semakin menjadi-jadi dan seolah sudah menguasai tubuhnya. Tapi ia juga tidak ingin menyerah begitu saja karena ada Ayana yang harus ia perjuangkan di dalam hidupnya.

"Kenapa kau tidak pernah mengatakannya? Kenapa? Kau sakit dan kau menyimpan semua ini sendirian. Aku sudah tahu semuanya. Aku tahu penyakit apa yang kau derita selama ini. Kenapa? Seharusnya kau mengatakan semua ini pada Papa dan Mama." Jinan yang sudah tidak sanggup lagi akhirnya memilih untuk meluapkan apa yang tengah berputar-putar di dalam kepalanya.

Senja Untuk Ayana [✔] - Na Jaemin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang