Awal Baru

1.6K 213 7
                                    

Duke Marvello menghembuskan nafas kasarnya, ia lelah dengan semuanya. Mencoba menerima, namun hatinya seakan menolak.

"Tuan," sapa seorang Kesatria. Laki-laki itu berdiri tepat di belakang Duke Marvello.

"Aku akan bertemu dengan Eliana." Tuturnya, waktu yang ia butuhkan setidaknya dua hari untuk bertemu dengan kekasihnya itu.

"Saya akan mempersiapkan kudanya Tuan."

Duke Marvello mengangguk, ribuan nyawanya hanya untuk Eliana. Banyaknya wanita yang menginginkannya, ia hanya tertarik pada Eliana. Gadis yang lemah lembut itu, mengingat pertemuan pertamanya, membuatnya tersenyum sendiri.

"Mari Tuan." Duke Marvello menaiki kuda itu, tanpa menoleh pada kediaman Duke. Ia melajukan kudanya.

"Duke..." Gadis itu meraba kaca bening jendela itu, rintihan air di matanya membuat sembilu di hatinya. "Aku tidak kuat."

"Namum jika aku bunuh diri, ibu ku dan ayah ku pasti menyalahkan Duke. Lebih baik aku memikirkan cara lain."

Hari demi hari telah di lalui, Duke Marvello tidak tahu jika istri pertamanya sedang koma semenjak kecelakaan yang menimpanya.

Duke Marvello pun hanya melewati dengan Eliana. Setiap saat, setiap waktu, tangannya tak pernah berhenti melayani Eliana, wanita yang ia cintai.

"Sudah, cukup! Aku kenyang." Wanita berbibir pucat itu tersenyum, tangannya mengentikan sendok yang Duke ulurkan.

"Bubur ini belum kamu habiskan,,, aa..."

Duke Marvello menyodorkan kembali sendok yang berisi bubur di tangannya. "Aku kenyang, o iyaa.. Terima kasih, aku sangat menyukai udara baru ini, tapi kamu akan lelah kalau bolak balik menjenguk ku."

"Aku tidak akan lelah, teruntuk kekasih ku." Duke Marvello mencubit hidung mungil Eliana. "Katanya dokter, tubuh mu sudah membaik. Aku sangat berharap kamu cepat sembuh."

"Ya,,, aku akan cepat sembuh. Seperti yang Duke minta dan aku tidak sabar menjadi istri mu."

"Yaaa..." Duke Marvello tersenyum kecut, entah apa yang ia harus lakukan jika seandainya Eliana tahu, bahwa dirinya telah beristri.

Sedangkan di tempat lain.
Hari demi hari telah di lalui,
Duchess Roseline telah sadar, namun ada sesuatu yang aneh. Sikapnya berubah, kadang ia berteriak sendiri dan berkata semuanya tidak adil.

Beribu helaan nafas ia lakukan, menatap pantulan wajahnya di cermin dan melihat betapa tragisnya hidupnya.

Namanya  Hae-Ran bunga anggrek yang begitu indah. Entah apa makna dari nama itu, yang jelas ibunya sangat menyukai bunga anggrek. Ia berkerja di salah satu Restaurant ternama. Namun sayang, ia mengalami sebuah kecelakaan saat menolong anak kecil yang melintasi jalan dan hal itulah yang menyebabkan dirinya berada di negeri asing antah berantah yang tidak ia tahu.

"Hais, jangan bilang aku nyasar entah kemana ini? Aku tidak tahu."

"Macem... "

"Nyonya..."

"Siapa nama mu?" Tanya Duchess Roseline, seakan buntu, ia lupa nama wanita yang menjadi pelayannya itu.

"Bella Nyonya," jawab pelayan wanita itu. Sudah beberapa hari ini majikannya sering bertanya namanya.

"Ah iya, aku melupakan nama mu."

"Roseline!" Teriak seorang laki-laki setengah baya. Dia di ikuti oleh seorang wanita di belakangnya.

"Kamu tidak apa-apa? Maaf ayah baru mengetahui kalau kamu mengalami kecelakaan."

Hiks
Hiks
Hiks

"Roseline." Wanita itu menangis dan memeluk Roseline.

Sejenak Duchess Roseline terdiam, jika di lihat.. Ia yakin pasangan ini adalah orang tua dari tubuh yang ia tempati.

"Syukurlah kamu sudah sadar, aku baru tahu.. Kamu mengalami koma beberapa hari."

"Dimana Duke?" Tanya Duke Alphos, ayah Roseline.

"Tuan.. Tuan sedang keluar?"

"Apa? Dia keluar?! Apa dia pantas melakukan ini? Sedangkan istrinya tak sadarkan diri."

"Sudah, kita tanyakan saja nanti pada Duke. Mungkin ada urusan mendesak, sebaiknya kita bawa Roseline ke rumah saja. Tidak baik baginya tinggal sendiri."

"Tidak perlu!" Seru Roseline berkata dingin. "Aku akan tinggal di sini."

Patah! Uncle, DukeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz