Membawa Eliana

1.6K 194 10
                                    

"Bagaimana kabar mu, Duke." Duchess Roseline semakin menggenggam erat benda tajam itu, ia meremas seakan mengatakan kebenciannya pada benda itu. "Kalungnya sangat memukau, sangat indah untuk kekasih mu."

Sang Kesatria itu melepaskan pedangnya, hingga pedang itu terjatuh, namun tak ayal, Duchess Roseline masih memegang ujung pedang itu.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Tidak ada urusannya dengan Duke."

"Ayo Bella!" Duchess Roseline membuang kasar pedang itu, memutar tubuhnya. Hingga sebuah suara menghentikan kakinya yang hendak melangkah.

"Kamu tidak menjawab ku Duchess, apa kamu berniat membeli budak itu?"

"Ayolah, Duke. Kita tidak memiliki hubungan dan kita tidak sedekat itu, yang mengharuskan kita saling memberitahukan apa yang ingin kita lakukan."

"Keluar malam tanpa seijin ku, apa itu pantas?"

"Pantas atau tidaknya, inilah hidup ku Duke."

"Aku tidak mau Duke Alphos menyalahkan diriku jika ada sesuatu pada mu dan aku tidak akan membiarkan dirinya menyalahkan diriku."

Duchess Roseline memutar kembali tubuhnya. "Apa kamu sedang bercanda, Tuan Duke? Ayah ku sudah membebaskan diriku. Jadi terserah diriku, Duke juga memiliki kebebasan dan tidak ada salahnya jika aku memiliki kebebasan."

Duke Marvello naik pitam, ia langsung menyeret Duchess Roseline ke arah kudanya.

"Lepaskan aku Duke!"

"Diam! Atau kamu yang malu sendiri di lihat orang lain."

Duchess Roseline melihat sekelilingnya, ada banyak orang yang sedang berlalu lalang dan untungnya hanya ada beberapa orang yang melihat ke arahnya.

Sialan

"Naik!"

"Aku naik kereta saja." Duchess Roseline mendorong tubuh Duke Marvello, menerobos tubuhnya begitu saja.

Duke Marvello kembali menarik lengan Duchess Roseline, ia mengangkat tubuh Duchess Roseline ke atas kudanya.

"Duke!" Pekik Duchess Roseline.

Semua orang tersenyum, ia melihat betapa mesranya Duke Marvello pada Duchess Roseline. Sangat perhatian, membuat siapa saja iri.

Ada beberapa juga yang mengatakan bahwa Duke mulai perhatian semenjak Duchess Roseline masih kecil, hingga semua orang menyangka, Duke memang sudah menyukai kepribadian Duchess semenjak kecil.

Gemersik angin malam, tidak membuat kuda itu menghentikan langkahnya, justru kuda itu melaju sangat kencang, derap kakinya menyatakan seolah harus cepat sampai.

"Kamu puas membuat semua orang di ibu kota menyebarkan rumor yang tidak jelas."

Duke Marvello diam, ia lelah berdebat dan sekarang khawatir dengan luka Duchess Roseline. Ingin sekali ia membalut luka itu dengan kain, namun ia tahu, Duchess pasti akan menolaknya.

"Dasar patung es kutub Utara."

Sesampainya di gerbang.
Duke Marvello turun lebih dulu, ia menyodorkan tangannya membantu istrinya itu turun. Namun apa yang ia dapat, justru tepisan kasar.

"Aku bisa turun sendiri dan bukan orang sakit."

Duke Marvello kembali menarik lengan Duchess Roseline dan wanita itu pun meronta-ronta minta di lepaskan.

"Apa sudah selesai bermain-mainnya Duchess?!" Bentak Duke Marvello. Kedua matanya melihat darah yang masih mengalir itu.

"Heh, aku tidak sedang main-main."

"Obati luka mu."

Argh

"Apa yang aku katakan tidak nyambung sekali, dia membuat ku emosi."

Seorang pelayan datang, ia menunduk dan meminta tangan Duchess agar di obati olehnya.

"Luka yang kecil ini tidak akan membuat ku mati, lagi pula aku sudah pernah mati jadi aku tidak takut untuk mati."

Sang pelayan itu melirik Duke Marvello yang menahan amarahnya. Segera ia mempercepat mengobati luka sang Nyonya dan berlalu pergi.

"Apa maksud mu datang ke sana Duchess? Apa kamu mau mempermalukan diriku?"

"Yang membuat malu siapa? yang berteriak malu siapa? Sudah cukup bagi ku memperjelas hubungan kita. Semenjak kamu mengatakan sudah memiliki kekasih, jadi bukan salah ku jika aku juga memilikinya. Karena bagi ku, pernikahan ini hanyalah permainan."

"Sekarang kamu mengatakannya, di mana dirimu saat kamu memohon pada ku."

"Dan aku memohon pada mu, sekarang aku ingin melepaskan pernikahan ini."

Duke Marvello mencengkram dagu Duchess Roseline. "Kamu ingin mempermainkan pernikahan ini, seumur hidup ku aku tidak akan menikah yang kedua kalinya."
Duke Marvello melepaskan cengkramannya.

Duchess Roseline mengusap kedua pipinya yang berdenyut. "Itu hanya janji mu pada kekasih mu dan bukan janji mu pada ku, jadi perkataan mu tidak berlaku pada ku dan tidak berlaku pada pernikahan ini."

"Roseline!" Teriak Duke Marvello menggebu-gebu. "Baiklah, kamu memintanya. Aku akan membawa Eliana kerumah ini, tapi ingat, saat itu juga hubungan kita hanyalah status."

"Dengan senang hati aku akan menyambutnya Duke."

Duke Marvello pun menaiki anak tangga itu, ia membanting pintu kamarnya hingga terdengar ke lantai bawah.














Patah! Uncle, DukeWhere stories live. Discover now