3. majalah dusta

12 1 0
                                    

Aku berjalan masuk ke dalam kelasku, duduk di bangku lalu stretching selama berapa detik untuk mengurangi kepenatan. Astaga, baru pagi namun aku sudah lelah!

Aku membuka tasku, berniat mengambil buku mata pelajaran pertama hari ini, namun sebuah majalah menarik perhatianku.

Oh iya, kemarin aku mengambil majalah ini dari toko buku kak Gan, dan aku tidak sempat membacanya.

"Memangnya apa 10 hal menarik dari kak Dera yang aku belum ketahui?" aku bertanya pada diriku sendiri.

Meski hubunganku dengan kak Dera sudah lama tidak baik, namun aku yakin, aku mengetahui semua hal tentangnya sehingga tidak ada yang 'belum aku ketahui'.

"Nomor satu, Samudera lahir dari keluarga kaya. Orang tuanya adalah pebisnis besar." aku mengernyit. Kaya? Sejak kapan keluargaku kaya? Terlebih, sejak kapan ayah dan ibu memiliki bisnis besar?

Ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang berubah menjadi manager kak Dera semenjak ia masuk ke dalam dunia entertainment, sementara ayah, ia adalah seorang fotografer dan event-organizer freelance yang juga perlahan sudah beralih profesi menjadi manager part-time kak Dera.

"Tapi dengan profesi kedua orangtua Dera yang bisa dibilang cukup baik dan bergengsi, mereka tetap mampu membagi waktu mereka untuk Dera. Bahkan sang ayah yang terbilang sangat sibuk dalam pekerjaannya mampu membagi waktunya untuk menjadi part-time manager anak tercintanya itu." aku membaca paragraf lanjutan dari poin pertama itu. Ingin tertawa saja rasanya.

"Kedua, Dera pernah diterima di New York Film Academy atas talentanya yang dinilai di atas rata-rata, namun, Dera memilih untuk tetap tinggal di Indonesia dan memfokuskan diri pada karirnya ketimbang memperoleh pendidikan sarjana." aku membaca poin kedua. Sesungguhnya, jika melempar barang ke dinding bukanlah perbuatan dosa, mungkin hal ini sudah kulakukan sejak tadi.

Aku lanjut membaca poin-poin berikutnya dan hanya mampu menggeleng-geleng atas konyolnya semua pernyataan yang ada di majalah ini.

Disambung oleh pernyataan yang mengatakan bahwa kak Dera keturunan Belanda, sehingga membuatnya sangat cantik dan bening bagai model internasional. Pfft! Wanita-wanita asli Indonesia tidak kalah cantik dan mengapa mereka harus berbohong perihal keturunan? Keluargaku keturunan sunda asli, dan jikalaupun kalian tidak percaya, kalian boleh mendalami ataupun meneliti DNA keluarga kami sampai ke nenek moyang, dan kami tetaplah murni urang Sunda! Mengapa kesannya tidak bangga sekali menjadi wanita asli Sunda?

Lanjut ke poin berikutnya.

"Samudera sering sekali beramal dan berkunjung ke panti jompo, panti asuhan dan bahkan pusat rehabilitasi, namun dengan segala kerendahan hatinya, ia tidak mempublikasi video atau foto apapun di media sosial. Sosok yang begitu tulus!"

Kak Dera? Ke panti? Mana mungkin! Aku ingat sekali beberapa tahun yang lalu, ketika ada acara berkunjung ke panti dari pengajian kami, kak Dera merengek-rengek tidak mau ikut.

Aku rasa kak Dera sudah terlalu kebarat-baratan. Popularitas yang ia dapatkan telah membuatnya tinggi hati dan merasa lebih tinggi derajatnya dari manusia pada umumnya, padahal, di mata Tuhan, kita semua sama.

Aku berdecak kesal. Entah apa yang merasuki kak Dera sehingga ia berubah menjadi seperti ini. Apa memang dunia entertainment seaneh itu? Sehingga dapat merubah seseorang sedrastis ini?

Aku menahan emosi sambil membaca poin-poin berikutnya, hingga sampai di poin terakhir, dimana aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa marah ini.

10. Dera adalah anak satu-satunya alias si Incess tunggal lho sobat MAQzine!

Ini bukan pertama kalinya kak Dera tidak mengakuiku, namun kenapa kali ini terasa berbeda? Terasa jauh lebih sakit dari biasanya. Sungguh sakit sampai aku tidak tahu, apakah masih ada sisa ruang di dalam hatiku untuk menerima kalimat tersebut.

Bukan sampai situ saja, ternyata ada kutipan dialog yang bersumber dari kak Dera sendiri.

"Aku anak tunggal ya guys! Kadang ngerasa kesepian sih jujur, sempet juga nanya mama papa kenapa sih gak kasih aku adek, hahaha! Cuma ya aku mikir juga, punya adek ribet, kata mama papa, takutnya kalo nambah anak lagi, bakal nyusahin dan ngerepotin, jadi yaudah deh, alhasil aku sendirian!"

Tanpa sadar aku melempar majalah tersebut, mengagetkan teman-teman sekelasku. Aku menyeringai. Today is the end of Rara's silence.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tiada Bintang Di Atas LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang