12. Bertemu Bibi Ko

20 15 3
                                    

Salju turun deras malam ini, udara semakin dingin di luar sana. Tidak ada yang ke luar dari ruangan mereka selama salju masih terus turun. Begitu juga dengan Aya yang sedang menghangatkan dirinya di dalam selimut tebal di dalam kamar. Beruntung saat ini Takeda sedang mengurus pekerjaan di wilayah Fushimi Inari Taisha.

Beberapa orang mengeluh adanya gangguan di kuil itu, mereka adalah orang-orang yang mengatasnamakan Klan tertinggi dan meminta upeti. Takeda tidak merasa memiliki suruhan dan perintah seperti yang diberitakan. Bahkan ... sebelumnya kuil itu selalu digunakan Takeda untuk menenangkan dirinya setelah peperangan.

Kembali di dalam kamar ... Aya sedang berbaring dengan tubuh tertutup selimut tebal. Karena udara yang begitu dingin hingga menusuk tulang, Aya terlihat sedang demam dan seperti sedang mengalami flu.

"Astaga ... kenapa aku bisa terkena flu disaat seperti ini?" gumam Aya.

Tidak ada yang mendengarkan atau peduli dengan keadaan Aya. Hingga seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan keras.

Tok

Tok

Tok

"Haish! Siapa yang datang pada jam istirahatku?" gerutu Aya.

Aya berjalan menuju ke pintu kamar, dibukanya dengan perlahan hingga menampilkan sosok wanita tua dengan nampan berisi the hijau yang masih panas, dan makanan dengan kuah panas.

"Uhm ... maaf, kamar Tuan takeda ada di sebelah sana, Bibi."

"Kau sangat tidak sopan pada orang tua!"

"Uhm ... baiklah ... masuklah Bibi! Di luar sangat dingin."

Wanita tua itu berjalan masuk ke dalam kamar Aya. Lalu dia meletakkan nampan dengan teh hijau dan makanan di atas meja.

"Duduk!" ucap wanita tua itu.

Seketika Aya menutup pintu kamar dan mengikuti ucapannya. Dia duduk di depannya, dengan wajah penuh tanya.

"Jangan-jangan ... dia adalah Bibi Ko yang diceritakan oleh Tuan Ishida?" batin Aya.

"Aku sudah bekerja di dalam istana seumur hidupku, bahkan aku besar di dalam istana ini bersama Ibu-ku dulu. Dan setelah kepergiannya karena serangan para ninja, kini aku menggantikannya dengan mengabdi pada pemimpin Klan Minamoto. Beberapa minggu ini aku disibuk 'kan dengan urusan yang ada di kuil, dan aku kembali tepat dua hari sebelum hujan badai salju datang. Seseorang banyak membicarakan mengenai wanita yang berhasil membuat Tuan Minamoto tertawa, bahkan bersikap lunak. Rasa penasaran itu membuat aku sulit untuk tidur dua malam ini."

"Mak-maksud, Bibi ... itu aku?" tanya Aya masih belum bisa memahami penjelasan wanita itu.

"Aku yakin kau sudah mendengar namaku dari Ishida. Pria itu adalah keponakanku, dia datang dan mengajarkan banyak sekali pelajaran tata kerama pada setiap pelayan yang ingin menetap di sini. Ternyata ... tidak hanya Tuan Minamoto saja yang mengalami perubahan, bahkan Ishida juga. Baiklah ... sekarang, ceritakan mengenai siapa dirimu," ujar wanita itu.

"A-aku? Ah ... Hahaha, aku bukan siapa-siapa, Bibi. Aku hanya gadis biasa yang tersesat saat Tuan Takeda membawaku kemari," jelas Aya.

"Tuan Takeda? Bahkan kau berani memanggil nama tanpa menyebutkan nama Klan?"

"Maafkan aku jika ada kesalahan, Bibi. Karena ... tidak ada yang memberitahukan padaku, apakah aku harus memanggil dengan nama atau nama Klan."

"Nama."

"Namaku Haruyama Aya, tetapi ... entah kenapa mereka yang ada di sini sangat senang memanggil aku dengan nama Hana."

"Hmm, apa itu nama asli?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Princess Monarch [Terbit Buku]Where stories live. Discover now