01 : Zakiel and The Gang

80 10 0
                                    

———


———

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Zakiel menutup bukunya cukup keras. Mata pelajaran Kimia wajib di aula siang itu betul-betul membuat kepalanya serasa mau meledak.

Oke, mari berkenalan dengan cowok ini. Namanya Zakiel Noah Alister. November nanti, umurnya genap 17 tahun. Zakiel merupakan satu dari beberapa anak IPA yang aktif dalam ekskul SAINS Club. Saat kelas sepuluh dan sebelas lalu, ia juga beberapa kali mewakili sekolah untuk ikut olimpiade Fisika dan selalu membawa pulang piala kemenangan. Namun, bukan berarti ia pandai dalam segala mata pelajaran yang berhubungan dengan kelas IPA. Contohnya saja Kimia. Zaki benci Kimia.





"Woy, Jek. Basket kaga?"

Zaki yang baru melesakkan buku-buku ke dalam ranselnya menoleh saat Elano datang dan meneriaki namanya dari ambang pintu aula. Membuat beberapa murid IPA yang tersisa di aula mengalihkan seluruh atensinya pada cowok yang kini bergaya sok ganteng di ambang pintu sambil memainkan bola basket di tangannya.

Zaki mendengus.

"Langsung ke kelas. Gue ada kuis Bio." katanya seraya menuruni tangga aula, menghampiri Elano yang kini mendecak.

"Bolos aja, lah. Gak pusing lo abis kelas wajib Kimia langsung gas kuis?" Elano merangkul Zaki. Keduanya berjalan di koridor mencuri seluruh atensi para siswa disana.

Ya, gimana, ya.. Elano yang notabene-nya adalah seorang kapten basket yang punya fans kayak kacang goreng, bersebelahan dengan Zakiel. Si kapten futsal kesayangan sekolah.

Silau men.


"Mana bisa anjrit," tolak Zaki. Cowok itu melepaskan rangkulan Elano. Bukan apa-apa, Elano bau asem. "Bau asem ketek lo." hardiknya bikin kedua bola mata Elano membola.

"Anj— Enak aja. Wangi begini."

Zaki terkekeh. Ia mempercepat langkahnya ingin cepat sampai di kelasnya, 12 IPA 1. Namun, saat di belokkan koridor—sedikit lagi menuju kelasnya di ujung sana— tubuh tegap Zaki menabrak seorang siswi yang tengah sibuk membawa setumpuk buku di tangannya.

BRUK.

"Aduh," tumpukkan buku tersebut kontan terjatuh dan berceceran di lantai, mengundang decakkan kesal yang luar biasa dari mulut siswi dengan rambut panjang terurai serta poni rata menutupi keningnya itu.

"Eh, sorry." Zaki spontan membantu gadis itu memunguti buku-buku tersebut. Diiringi omelan kecil dari gadis itu membuat Zaki yang mendengarnya jadi terkekeh pelan.

Ketika buku-buku tersebut sudah tersusun rapi, Zaki mengangkatnya. Membuat gadis itu mengernyit.

"Eh, loh—"

"Mau diantar kemana bukunya?" tanya Zaki, tak membiarkan gadis didepannya protes.

Gadis itu mendongak, kini jadi bertemu pandang dengan manik mata Zaki yang sejak tadi memperhatikannya. Sesaat, ia tertegun. Hanya beberapa saat, karena setelahnya ia berdeham dan mengernyit bingung menatap semua buku-buku itu sudah ada di tangan Zaki. "Tapi—"

Dear, Zakiel..Where stories live. Discover now