"Sayang...Ya ampun... Aku gak ngerti lagi deh!" Ujar Devan. Marsya mengernyitkan kening nya.
"Gak cocok ya?" Tanya Marsya memutar tubuhnya di sebuah cermin yang berada di kamar Devan.
"Bukaaan yank, maksudku--- kamu terlalu cantik dan seksi." Devan memeluk Marsya dari belakang dan mengusap perut wanita cantik itu. Devan heran kemana lemak Marsya? Semua begitu terlihat lebih dari proporsional.
"Yank, ini kalo kamu duduk gak akan robek?" Tanya Devan tanpa melepaskan pelukannya.
"Nggak lah, ini kan elastis ngikutin bentuk tubuh aku." Sahut Marsya. Baru kali ini ia mengenakan baju yang bisa di bilang seksi. Ia sendiri sangat terkejut dengan hasil yang ia siapkan.
"Aku harap mantan kamu gak macam-macam, soalnya aku buka tipikal manusia yang sabaran kalo ngadepin cewek aneh kayak dia." Marsya menatap devan sekilas.
"Kamu cemburu ya?" Goda Devan.
"Ck, gak usah ke ganjenan, aku cuma gak mau kamu jatuh ke tangan yang salah." Sahut Marsya mencoba santai.
"Aku udah jatuh ke kamu, yank. Aku gak ingin jatuh ke orang lain lagi. Apalagi si pantat monyet!" Ujar Devan. Sontak saja keduanya terkekeh.Mereka tiba di sebuah club yang terkenal hanya di peruntukan bagi manusia-manusia berkantong tebal.
Banyak pria menatap lapar pada Marsya, namun mereka tak bisa mendekat atau menggoda Marsya karena mereka tahu akibat yang akan mereka terima jika mereka bertindak konyol. Devan akan melibas bisnis mereka tanpa ampun. Terbukti dengan selingkuhan Tania yang sekarang jatuh miskin. Hentakan musik yang makin liar membuat Devan semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Marsya.
"Kamu gak minum?" Tanya Marsya.
"Gak lah yang, nanti kamu di godain orang." Bisik Devan. Marsya dan Devan saling pandang.
Devan menarik tengkuk Marsya dan ia mencium Marsya dengan lembut. Mereka duduk di sofa yang terletak di bagian VIP. Dante dan Lusi belum tiba.
Devan menarik tubuh Marsya hingga kini tubuh wanita itu berada di pangkuan Devan. Pria itu semakin melumat bibir manis milik Marsya.
"Euw---get a room please!" Suara seseorang membuat Devan menoleh. Tania berdiri di depan pintu.
"Fuck you!" Bisik Devan yang lanjut mencium bibir Marsya dan tak memperdulikan Tania yang pergi dengan jengkel.
Marsya terkekeh. "Tuh orang kenapa sih?" Tanya Marsya.
"Gila kali!" Devan menepuk paha Marsya.
"Yang, si Jack bangun!" Devan menggesekan penisnya ke bongkahan pinggul Marsya.
"Iya, keras banget!" Marsya menggerakkan pinggulnya.
"Duh, kamu mau aku telanjangin?" Goda Devan.
"Mau!" Marsya mencium pipi Devan dan mengulum cuping telinga Devan.
"Oh damn you!" Devan melenguh.
Devan tak lagi menghiraukan Dante yang memandang heran ketika ia menggandeng tangan Marsya dan pergi begitu saja ketika acara selesai. Dante dan Lusi hanya tergelak ketika ia melihat ke arah selangkangan Devan, sesuatu terlihat sedikit menggembung di sana.
"Devan lagi horny ya?" Bisik Lusi.
"Me too..." Balas Dante. Lusi memukul pelan lengan Dante.
Devan tak lagi bisa menahan gairahnya, ia menarik dress Marsya dan dress itu pun robek tak berbentuk. Marsya membulatkan matanya.
"Dev, are you craz---emhhhppp!" Marsya tak bisa meneruskan ucapannya Devan sudah membungkamnya dengan ciuman panas, ia menarik tubuh Marsya ke dalam dekapannya. Ia perlahan mendorong tubuh Marsya ke ranjang king size kamar hotel tersebut. Marsya yang juga sudah di landa gairah, akhirnya membantu membuka kemeja dan celana Devan.
"Ah kamu seksi banget!" Devan menatap tubuh Marsya yang sudah bertelanjang bulat.
"Ck, malu Dev!" Sergah Marsya.
Devan tak menjawab, ia kembali menyambar bibir Marsya lalu turun ke leher dan akhirnya tiba di dada Marsya. Devan menghisap, menjilat dan memainkan puting Marsya, jelas wanita itu mendesah pelan dan menjambak rambut Dev dengan pelan. Devan menurunkan tangannya dan menelusuri paha dalam Marsya, wanita itu meremas bantalnya ketika Devan menyentuh area sensitif nya.
"Kamu terlalu seksi Mars!" Bisik Devan yang langsung menekan klitoris Marsya.
"Emhhhhh... Dev!" Marsya melenguh ketika Devan menelusupkan satu jarinya ke dalam vagina Marsya. Hampir enam tahun rasanya Marsya tak pernah bercinta, saat ini tubuhnya bergetar hebat ketika Devan kembali memainkan Gspot nya. Gila memang! Devan yang seorang bajingan sudah pasti tahu dimana letak sisi sensitif wanita. Mulut pria itu menguasai dada Marsya sementara jarinya keluar masuk dengan lembut dan tak lupa ia menggesek area Gspot milik Marsya. Kocokan nya semakin liar dan Marsya pun akhirnya mendapatkan pelepasan pertamanya. Devan menggoda Marsya dengan menggoyangkan jarinya yang berada di dalam vagina Marsya.
"Ah... Stop Dev, ngilu." Marsya merapatkan pahanya.
"Suka?" Tanya Devan.
Marsya mengangguk."Okey, aku akan buat kamu kesusahan jalan besok pagi!" Devan mengedipkan matanya dan bersiap memakan Marsya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji senja
RomanceMarsya seorang ibu muda yang memiliki masa lalu suram, putra semata wayang nya lah yang menjadikan dirinya kuat. Pertemuan nya dengan seorang pria bernama Devan, merubah segalanya tentang pandangan Marsya akan kehidupan.