BOSAN ITU MANUSIAWI

24 16 8
                                    

Hargai selagi ada, karna belum tentu esok hari masih ada kesempatan untuk bersama.

Sma Negeri 25.
14.34

Siang itu Lin menunggu Bima menjemputnya di depan sekolah. Banyak siswa cowok yang menawarinya untuk pulang bersama namun di tolak mentah-mentah oleh Lin.

"Lin, pulang bareng aku yuk." Ajak laki-laki yang tidak di kenal siapa namanya. " Gak!" Jawab Lin dengan singkat.

"Kenapa? Mau nungguin tukang ojek Lo." Tanyanya dengan nada mengejek, mungkin yang di maksud adalah Bima. Laki-laki itu bersandar di mobil mewahnya lalu menunjuk Bima yang baru datang dengan dagu nya. "Tuh kang ojol Lo dateng. Kasian banget cantik-cantik sukanya naik ojek."

Lin pun melirik sinis pada laki-laki itu. "Lebih kasihan lagi muka pas-pasan tapi gaya nya selangit, modal ngemis orang tua aja sok-sokan ngefakboy. Dih najis!" Sindir Lin sambil menendang bumper mobil laki-laki itu lalu menaiki sepeda motor Bima.

"Anjing! Mahal nih mobil gue." Teriaknya tak terima.

"Upss sorry! Katanya orang kaya, masa di senggol gitu aja ngamuk." Balas Lin dengan teriakannya.

Terlihat cowok itu sedang mengelus-elus bumper belakang nya yang sedikit lecet sambil menyumpah serapahi Lin.

"Cowok tadi pasti mau ngajakin kamu pulang bareng ya?" Tanya Bima.

"He.e" jawab Lin singkat.

"Kenapa gak mau?"

"Orang gak kenal."

"Ya kenalan dong, pasti kamu gak mau kan diajak kenalan?"

"Ck. Apaan sih Bim, nanya-nanya terus. Anterin gue ke rumah mamah ya." Ucap Lin mengalihkan pembicaraan. Lagi pula Bima itu kalau cemburu tinggal bilang aja apa susahnya?

"Iya-iya. Tapi makan dulu ya sebelum kerumah mamah, habis emosi gitu pasti laper."

"Makan bakso ya."

"Di gang jalan sebelum masuk kompleks?" Tanya Bima.

"Iya."

"Siap tuan putri." Ucap Bima dengan senyumannya yang bisa Lin lihat dari kaca spion nya.

Sesampainya di tempat bakso, Bima langsung memesan dua mangkuk bakso dan es jeruk. Tempat ini menjadi tempat favorit Lin dengan Tante nya dulu kalau sedang malas makan atau lebih tepatnya mamah Lin yang tidak mengajak nya makan di luar sedangkan Aldo selalu diajak kemana-mana dan selalu di kenalkan pada kolega bisnis nya.

"Bakso tanpa mie dan saus sudah siap, selamat makan dik Moey." Ucap Bima sambil membawakan bakso itu pada Lin, bahkan Bima sampai hafal makanan dan minuman apa saja yang di sukai dan tidak di sukai oleh Lin. "Thanks Bim."

"Sama-sama."

Terkadang Lin suka heran sama Bima, padahal Lin selalu cuek dan jutek padanya namun Bima sekalipun tidak pernah marah ataupun komplain. Malah Bima selalu menampilkan senyumannya di hadapan Lin.

Sambil memperhatikan gerak-gerik Bima saat makan membuat Lin berfikir, bagaimana mungkin laki-laki setampan dan sebaik ini mau dengan nya yang B aja.

"Kenapa kok ngelihatin aku terus? Aku ganteng ya?" Tanya Bima membuat Lin tersadar dari lamunannya, dan Lin pun pura-pura bergidik ngeri. "Dih PD amat Lo!"

"Gak papa sekali-kali PD ke pacar sendiri."

"Bim, Lo tuh gak capek apa gue cuekin mulu tiap hari, bahkan Lo sering dapetin kata-kata kasar dari mulut gue?" Tanya Lin dan Bima hanya menggeleng dan tersenyum. "Enggak capek tuh."

MOEYLINA (Tentang pagi & senja)Where stories live. Discover now