CHAPTER 2 Terlambat Menepati Janji

158 22 4
                                    

"𝘊𝘪𝘩, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪? 𝘗𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪, 𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢? 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢? "

Jin ling membatin pada dirinya sendiri, jin ling sudah kesal ia ingin memarahi calon suami nya itu jika bertemu nanti.. Namun disisi lain jin ling sudah tidak kuasa menahan kantuknya. Ia terus menunggu sizhui, namun waktu berkata lain.

Jin ling kembali menatap langit malam yang kini sudah kosong dan hanya dihiasi bintang serta bulan purnama, jin Ling menghela nafas lembut sambil menundukkan kepala dengan senyum simpul penuh kekecewaan.

"𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘶 𝘥𝘶𝘨𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘴𝘪𝘯𝘪.. 𝘒𝘶𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘥𝘪𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶.. 𝘚𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮"

Jin ling hendak masuk ke kamarnya, Tiba-tiba ada tangan seseorang menahannya.

"Jin Ling"

Panggil sosok tersebut yang tidak lain adalah sizhui, jin ling Menatap sizhui kesal ekspresi dari jin ling tidak bisa dibaca oleh sizhui.. Yang sizhui tau sekarang adalah jin ling kesal karena keterlambatan nya.

"Pulanglah sizhui aku mau tidur, sudah waktunya aku istirahat"

Sizhui berusaha membujuk calon istri nya namun tidak berhasil.

Melihat Jin Ling kesal ditambah Lan Sizhui sudah tau seperti apa Jin Ling saat ia kesal, Lan Sizhui pun meminta maaf.

"Maaf kan aku karena aku terlambat..," ujarnya, namun Jin Ling memalingkan wajahnya.

"Tidak apa-apa Sizhui, pulanglah, aku ingin tidur," ujar Jin Ling, tapi Lan Sizhui menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah berjanji akan menemani mu malam ini, Jin Ling, dan juga ini sudah malam, jika aku pulang sekarang kemungkinan aku akan sampai di Gusu besok pagi,"

itu hanya alasan, meski kesibukannya di Gusu mulai bertambah, Lan Sizhui tetap berusaha meluangkan banyak waktu agar dapat bersama calon istrinya.

Semenjak Jin Ling mulai memasuki masa hamil besar apalagi mengandung anak kembar, Lan Sizhui menjadi lumayan over protektif. Lan Sizhui bahkan sampai meminta pada pemilik cambuk Zidian dan Liang Fang Zun untuk menjaga Jin Ling saat dirinya tidak berada disisi sang calon istri.

Hari ini Lan Sizhui juga sengaja tidak mengerjakan beberapa tugasnya di Gusu, karena ia mengingat janjinya untuk menemani calon istrinya melihat lampion malam ini. Meski Lan Sizhui tahu Lan Sizhui akan dihukum berat oleh Lan Qiren karena tidak mengerjakan tugas-tugasnya hari ini, namun Lan Sizhui tidak pedulikan itu semua, baginya janjinya dengan Jin Ling lebih penting saat ini.

Lan Sizhui tidak sengaja mengerjakan beberapa tugas,ditambah Lan Sizhui masih saja terlambat dan akhirnya membuat Jin Ling kesal.

Melihat Jin Ling hanya diam, Lan Sizhui pun bersuara.

".... A-Ling?," Lan Sizhui memanggil nama kecil calon istrinya.

Lan Sizhui memperhatikan Jin Ling, melihat bulir-bulir air mata mengalir dari pipi Jin Ling. Lan Sizhui merasa sangat bersalah,Lan Sizhui pun langsung memeluk Jin Ling saat itu juga walau terhalang sedikit oleh perut Jin Ling.

"Hiks! Kau selalu begitu! Kenapa kau selalu terlambat?! Hiks!,"

"Maafkan aku..," sekali lagi Lan Sizhui mengucapkan kata maaf.

Lan Sizhui membiarkan Jin Ling menangis sepuasnya hingga membuat Jin Ling tenang dalam pelukan Lan Sizhui.

Jin ling terus menangis, setelah berhenti menangis.. Jin Ling pun mendorong pelan tubuh Lan sizhui, Jin Ling tau Lan Sizhui paling tidak suka didorong.. Namun Jin Ling sudah terlalu kesal padanya.

"Pulanglah hari sudah malam, janjimu itu kita lupakan saja.. Anggap saja itu sudah lunas semua."

Walau beberapa kali Jin Ling menyuruh Lan Sizhui pulang, namun Lan Sizhui terus mau bersama Jin Ling. Lan Sizhui terus meminta maaf sehingga membuat mood Jin Ling menjadi kacau, dan terlihat jelas ucapan yang seharusnya tidak keluar dari mulut Jin Ling.. Kini Jin Ling mengeluarkan nya hingga membuat Lan Sizhui sakit hati.

"Kamu tau, kamu bukanlah calon suami yang baik.. Sebaiknya kamu pulang dan jangan pernah kemari, atau aku.. aku akan membuang anak ini setelah lahir, bukankah anak ini sebaiknya tidak lahir kedunia?"

Ucapan jin ling membuat Lan Sizhui kesal, Lan Sizhui tersulut emosi dan tidak sengaja menampar pipi Jin Ling sangat kuat. Bunyi tamparan begitu nyaring sehingga membuat suasana diantara mereka berdua begitu hening dari sebelumnya.

'𝗣𝗟𝗔𝗞'

"Tarik ucapan mu JIN LING, ANAK YANG KAMU KANDUNG ITU ADALAH ANAK KITA BERDUA? APA KAU TEGA MEMBUANG MEREKA?APAKAH INI CARAMU MEMPERLAKUKAN DIRIKU SEPERTI ORANG LAIN?"

nada lembut Lan Sizhui kini berubah menjadi tegas ditambah penekan didalam kata-kata nya. Jin Ling terkejut saat Lan Sizhui menampar pipinya serta mendapatkan bentakan keras dari Lan Sizhui, Jin Ling hanya menatap calon suaminya sambil menyentuh pipi sebelah kirinya dan tidak bisa berkata apa apa.

". . . . "

Lan Sizhui menyadari telah menampar pipinya Jin Ling, namun Jin Ling hanya menundukkan kepalanya.

"Ji.. Jika kamu sibuk, jangan pernah luangkan waktu untukku, aku akan mengunjungi mu."

Jawab Jin Ling pelan namun cukup terdengar oleh Lan Sizhui. Disisi lain Jin Ling merasa bersalah kepada calon suaminya, karena sudah membuat Lan Sizhui kecewa berat atas ucapan Jin Ling.

YOU ARE MINEWhere stories live. Discover now