Bastard pt 9

1.6K 144 5
                                    

Jika berbicara tentang traktiran, Jimin masih belum mengerti. Seharusnya Jungkook meminta seperti makan malam mewah atau barang mahal. Bukan seperti ini, Jungkook malah ingin makan masakan buatannya.

Ya, mereka ada di dalam rumah Jimin. Jungkook duduk tenang sambil memandang pria pujaan hatinya itu menyiapkan makan malam.

"Kamu yakin tidak mau aku bantu?" tanya Jungkook masih terus memandang Jimin.

"Tidak perlu Jungkook-ah, aku tinggal menggoreng telurnya," jawab Jimin tanpa menatap Jungkook.

Kemudian, tak lama dari itu, Jungkook memilih untuk mendekati Jimin dan tepat berdiri di belakang pria itu.

Saat ingin bergerak, Jimin tak sengaja menabrakkan punggungnya ke tubuh Jungkook.

"Eh? K-kamu du-duk saja," Jimin seketika gugup.

"Aku suka telur yang tidak terlalu kering,"

Entah kenapa kegugupan Jimin bertambah berkali lipat. Jungkook mengucapkannya dengan nada suara yang rendah. Jangan lupakan dengan tatapannya yang membuat Jimin terus meneguk kasar air liurnya.

"I-iya, aku tahu–" jawab Jimin yang berusaha menghindari tatapan Jungkook.

Jungkook tersenyum.

"Sudah kuduga kau pasti tahu makanan apa yang biasa aku sukai," Sungguh, suara deep Jungkook membuat Jimin menggigit bibirnya. Bulu kuduknya meremang. Ada sesuatu yang menggelitik di dalam perutnya.

"Aku akan menunggu di ruang tengah. Jangan lukai dirimu ketika menyiapkan makan malam ini," Jungkook mengusap lembut pipi Jimin. Setelah itu pergi membiarkan Jimin yang mematung.

Hanya perlu beberapa detik saja, Jimin menetralkan perasaannya. Lalu langsung menabrakkan punggungnya di tembok sambil memegang dadanya.

Setelah makan malam, baik Jimin dan Jungkook memilih berbincang santai di sofa pnjang.

"Soft drink?" Jimin menawarkan sebuah kaleng minuman bersoda. Jungkook menerimanya.

"Terimakasih,"

Keduanya diam. Jelas, Jimin gugup sejak kejadian di dapur tadi. Tapi, Jungkook? Kenapa pemuda itu mendadak diam.

Demi mencairkan kecanggungan, Jimin berniat untuk membuka suara. Tapi, ketika ia menoleh ke samping, Jungkook juga tiba-tiba menoleh. Bukan hanya itu saja, Jungkook juga mendorong tubuh Jimin hingga setengah berbaring. Mata Jimin sontak membulat dengan apa yang Jungkook perbuat. Menekan tubuh mungilnya dan mengunci pandangannya.

"Jimin, maaf. Tapi aku sudah tidak tahan lagi," ucap Jungkook masih terus memandang.

"M-maksud ka-kamu?" Jimin membulatkan mata.

"Jawab aku sekarang!" Jungkook membuat penekanan di ucapannya. Seakan memang ingin menunjukkan sisi dominannya.

Jimin menelan ludah. Bingung dengan apa yang akan ia katakan. Alhasil, Jimin hanya diam, membeku.

Nafas Jungkook mulai tidak teratur. Tatapannya mulai beralih ke bibir pria di bawahnya itu.

"F*ck!" Jungkook menggeram ketika berhasil melanggar kontrol perasaannya. Kedua bibir berhasil bertubrukan.

Keterkejutan Jimin tak cukup sampai di situ, apalagi Jungkook mulai mencari celah agar bisa menyesap bibir plum itu dengan mudah. Pasalnya, Jimin belum juga menggerakkan bibirnya untuk mengimbangi Jungkook.

Jungkook yang awalnya memejamkan mata, langsung melihat kedua mata Jimin. Tatapan itu terasa sangat menginterupsinya. Tahu apa yang Jungkook inginkan, Jimin mulai memejamkan matanya. sedikit membuka bibirnya dan mulai bergerak.

Kumpulan Oneshoot / Cerita Pendek KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang