"Chapt 13"

3.2K 297 12
                                    

"Chapt 13"














Ddrrrrttt....

Ddrrrtttt....

Ddrrrtttt....

"Gggghhhhh~"

Ponsel Jeno yang terus begetar di aras nakas membuat tidur Haechan terganggu dan mau tak mau dia pun membuka matanya.

Injunie calling 

Haechan, menoleh ke arah Jeno yang masih tertidur lelap di sampingnya dengan telanjang dada.

Telanjang?

Iya, telanjang bahkan Haechan pun juga telanjang karena Semalem mereka melakukan itu untuk pertamakalinya setemah seperempat tahun pernikahan.

Flashback oN.

Jeno, mengerutkan dahinya sesaat sebelum dia ikut beranjak dan berjalan di belakang Haechan tanpa Haechan menyadari itu.

"Tanya kok aneh" gerutu Haechan sambil lanjut memotong wortel yang sempat tertunda saat kepulangan Jeno "Kalau orang yang kau cintai selingkuh apa yang kau lakukan?" lanjut Haechan mengulang pertanyaan Jeno beberapa menit lalu tapi dengan nada mengejek dan rasa kesal yang menyelimutinya.

"Pakek nanya coba, ya pikir sendirilah diakan juga selingkuh dariku"

Haechan, terus mengumpat menumpahkan rasa kesalnya pada Jeno dan masih tak menyadari Jeno ada di belakangnya senyum-senyum gak kelas mendengar ocehan Haechan.

"Andai aku berani, udah aku cincang sosisnya"

Crak!

"Aawwww~"

Karena terus ngedumel Haechan sampai tak fokus saat memotong wortel yang menyebabkan jadinya ikut tergores pisau dan mengeluarkan darah.

Chup!

Untuk kedua kalinya mata Haechan membulat sempurna saat secara tiba-tiba Jeno meraih jarinya yang tergores dan memadukan ke mulutnya.

"A-apa yang kau lakukan?" tanya Haechan gugup.

"Menghentikan darahnya" jawab Jeno setelah mengeluarkan darah Haechan dari mulutnya.

Sedangkan Haechan hanya bisa mengedipkan matanya lucu dengan detak jantung yang sudah tak karuan.

"Kenapa?" tanya Jeno dan Haechan menggelengkan kepalanya.

"Mangkanya jangan ngumpat di belakang orang" ucap Jeno sambil mengusap poni Haechan yang nahan membuat Haechan ingin pingsan saat itu juga.

"Sini aku obati" ucap Jeno lagi sambil menarik Haechan ke arah kamar.

Sesampainya di kamar Jeno menyuruh Haechan duduk di tepi ranjang dan dia kenbali keluar untuk mengambil kotak obat.

Dan tak lama kemudian Jeno kembali dan segera mengobati luka Haechan yang sebenarnya gak parah-parah banget orang cuma ke gores.

"Selesai, dan sini biar aku yang masak" ucap Jeno mulai beranjak dan berdiri di depan Haechan yang masih duduk di pinggir ranjang.

Haechan, hanya diam menatap Jeno yang juga menatap ke arahnya.

"Sini celemeknya buat aku, dan biar aku yang ma-"

Jeno, ingin melepas paksa celemek yang di pakai Haechan, namun dia terhenti saat menyadari posisinya mereka yang setengah berpelukan.

"Chan" panggil Jeno masih dengan posisi yang sama.

"Uummm"

"Kau pernah melakukan itu dengan kekasihmu dulu?" tanya Jeno.

"Tidak"

Jeno, memajukan wajahnya sehingga jarak antara dirinya dan Haechan semakin terkikis yang mana itu membuat jantung Haechan kembali tak normal.

Chup!

Jeno, mempertemukan bibirnya dengan bibir Haechan untuk pertama kalinya Jeno merasakan jantungnya berdetak lebih cepat padahal ini bukan ciuman pertamanya karena dia juga sering berciuman dengan Renjun kekasihnya, tapi ciuman kali ini terasa berbeda untuk Jeno.

"Gghhh~" lenguh Haechan saat Jeno mulai melumat bibir cherrynya.

"Bisakah aku melakukannya?" tanya Jeno membuat Haechan terdiam karena dia juga tak tau harus jawab apa.

Dan melihat respon Haechan yang sepertinya tak menginginkan dirinya melakukan lebih, Jeno memilih beranjak dari tubuh Haechan.

"Maaf aku lancang, aku tak akan mel-"

Ucapan Jeno terhenti ketika secara tiba-tiba Haechan menariknya dan mempertemukan bibir mereka kembali.

"Lakukan apa yang kau inginkan, bukankah itu dudah seharusnya di lakukan oleh pasangan yang sudah menikah" ucap Haechan yang berpikir mungkin dengan begini Jeno akan melihatnya dan melupakan kekasihnya seperti ucapan Han tadi pagi.

Dan karena sudah mendapat izin dari Haechan, Jeno pun tak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung menyerang Haechan tanpa ampun.

"Berteriaklah, atau pukul aku, atau apapun yang ingin kau lakukan jika kau merasa sakit" bisik Jeno sebelum memsukkan juniornya dan Haechan hanya bisa mengangguk lemas padahal belum juga pada inti permainan mereka malam itu.

Jeno, mulai mengarahkan juniornya pada lubang kenikmatan milik Haechan dan Haechan mulai meremas lengan Jeno dan menutup matanya kuat-kuat.

"Aku masuk" ucap Jeno.

"Aakkhh...sssttt" rintih Haechan sambil menggigit bibirnya sendiri sehingga bibirnya mengeluarkan cairan merah karena dia menggigit bibirnya terlalu kuat yang mana itu di sadari oleh Jeno yang langsung menghentikan apa yang di lakukan.

"Jangan sakiti dirimu, aku akan berhenti " ucap Jeno tapi Haechan menggelengkan kepalanya memberi isyarat agar Jeno tak menghentikan apa yang sudah di mulai.

"Tapi kau?"

Haechan, membuka matanya dan kedua tangannya menangkup kedua pipi Jeno, "jika sekarang kau berhenti dan melakukannya di lain waktu sama saja kau menyakitiku untuk kedua kalinya" ucap Haechan membuat Jeno terdiam sesaat sebelum Jeno menyatukan bibirnya dengan Haechan bersamaan dengan Jeno memasukan juniornya hanya dengan sekali hentak.

"AAAKKHHHH....!!!"

Keduanya berteriak kenikmatan setelah cairan putih keluar dari penis Jeno dan Haechan secara bersamaan.

Jeno, menjatuhkan tubuhnya di samping Haechan dengan nafas yang tersengal-senggal "Makasih" ucap Jeno.

"Uummmm... maaf membuat lengan dan bibirmu terluka" ucap Haechan membuat Jeno tersenyum lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka.

"Kau lebih terluka" bisik Jeno. Chup! "Ayo tidur aku tau kau lelah" lanjut Jeno setelah memberi kecupan pada pipi Haechan dan melingkarkan lengan kekarnya pada perut Haechan lalu mereka pun tertidur dengan perasaan bahagia.

Flashback Off.

Dddrrrttt....

"Ggghhh... siapa yang telfon pagi-pagi begini" ucap Jeno yang akhirnya terbangun karena terganggu oleh getaran ponselnya sendiri membuat Haechan segera meletakkan ponsel Jeno dan berpura-pura masih tidur.

- - -ooOoo- - -

Aneh gak sih ini Book..???

"SELFISH" {NoHyuck} || END Where stories live. Discover now