DUA PULUH

1.6K 259 98
                                    

🍉🍉🍉

Sekitar pukul dua malam Haaland baru mengetahui keberadaan Nazla. Setelah Mark dan rekannya menemukan pentunjuk dari cctv. Mereka takut Haaland akan mengumpat atau marah saat mereka memberi tahu. Memang mereka sempat lupa dengan satu titik karena terlalu berpikir jauh.

"Ya sudah, jemput besok saja" tukas Haaland. Setelah itu ia menghela napas panjang menatap arloji di tangan kirinya. Bagaimana ia bisa gila begini hanya karena memikirkan keberadaan gadis itu. Tak terbanyang apa yang akan ia lakukan jika pikiriran buruknya benar terjadi.

Pertemuannya dengan mantan ibu tiri memang tidak begitu memuaskan. Perempuan paruh baya itu memang keras kepala. Haaland di berikan dua pilihan. Mempertemukannya dengan sang ayah atau dengan Nazla. Tentunya kedua pilihan tidak akan di berikan oleh Haaland. Dia masih punya banyak cara untuk menghentikan wanita itu. Walau dengan sedikit paksaan. Yang pasti sekarang ia sedikit tenang karena Nazla sudah menjadi tanggung jawabnya. Wanita itu tidak memiliki hak meski sebagai nenek kandungnya. Karena selama ini dia bahkan tidak peduli dia punya cucu atau tidak.

"Bodoh, dan mulai membangkang" gumamnya. Jelas ia kesal dengan Nazla sekarang. Padahal Haaland tidak memaksa mengakuinya sabagai suami. Sebagai paman atau ayah angkat tak masalah. Yang penting mengangapnya sebagai sesorang yang harus di patuhi.

"Hffhh..." dia kembali menghela napas. Tak disangka punya anak manusia lebih sulit dari pada punya anak seekor kucing.

Mungkin malam ini ia tidak akan bisa tidur hingga pagi jika tidak mengkonsumsi obat tidur.

***

Pagi ini Nazla di kagetkan oleh kedatangan Mark. Pukul 06.30 lelaki itu berdiri di depan pintu apartemen. Nazla mematung saat mendengar kata-kata bule itu.

"Segera bersiap, bawa pakaian yang anda perlukan jika merasa lama untuk berkemas tidak usah membawa apa-apa, nanti nona beli saja"

Hilih. Dikira aku punya sugar daddy apa minta beli apa saja di turuti, -Nazla

"Dimohon untuk bergegas karena Mr.Kaf sudah menunggu di rumah"tukas Mark.

Nazla mengangguk kemudian segera melesat ke kamar. Perasaannya tidak enak. Walau saat menyalakan ponsel tadi subuh dia tidak melihat pesan dan panggilan tak terjawab dari lelaki itu. Tapi sepertinya ia mulai sadar jika dia melakukan kesalahan.

Apa nanti Prof akan marah. Lalu aku di usir? Tapi kalau di suruh bawa pakaian berarti bukan di usir. Ayolah, pikirkan kata-kata untuk minta maaf. Tapi hanya karena aku nginap di apartemen prof marah besar? Tentu bodoh, karena kamu tidak izin. Ishh ini karena terlalu bersenang-senang kemarin-Ohh  TONER MAHALKUUU-Nazla

Nazla menatap nanar pada botol Toner yang pecah dan berserakan di atas lantai. Karena terburu-buru botol kaca ukuran 250 ml itu lepas dari tangannya. Korban 'tangan ajaib' yang kesekian. Conton lain dari korban tangan ajaibnya adalah ponselnya yang sudah retak, bak habis jatuh dari lantai 10, begitulah kata Haaland.

"Huaaaaa..."lepas sudah tangisnya. Berapa bulan harus menabung untuk membelinya. Sakit tak berdarah.

Mau tak mau dia lanjut berkemas. Tak ada waktu menagisi skincare sekarang, walau tidak rela.

GREAT PROFESOR[18+](END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang