48. Awal Dari Bencana

616 113 6
                                    

"Ahh ... ."

"Ahh, Mark ... ."

Di puncak kenikmatannya sekelebat bayangan mengenai pergulatan panas dengan Mark muncul di benak Kylie membuat perempuan itu tanpa sengaja membisikkan nama adik iparnya pada saat ia mencapai klimaks pertamanya

Fergio yang mendengar nama adiknya di sebut seketika menunduk kemudian menatap tajam ke arah Kylie. Telinga pria itu bisa mendengar dengan jelas meskipun suara yang di keluarkan Kylie sangatlah lirih.

Kylie membuka mata dan melihat Fergio tengah menatapnya nyalang. Perempuan itu benar-benar tidak sadar dengan apa yang telah ia ucapkan hingga sesaat kemudian ia menutup mulut dengan kedua tangannya.

Ia sadar jika saat ini dirinya tengah bercinta dengan Fergio, suaminya. Tapi entah mengapa hatinya selalu dipenuhi oleh sosok Mark, sehingga nama yang ia sebut adalah nama adik iparnya.

Tangan pria itu mengepal kuat, sesaat kemudian ia meninju bantal yang berada tepat di samping wajah Kylie, membuat perempuan itu terpejam ketakutan.

"JALANG SIALAN!" Fergio mencabut kejantanannya, pria itu meraih bajunya dan mulai merapikannya lagi.

"A-"

"Berhenti bicara, jalang!" Fergio yang tadinya fokus terhadap kemejanya kini mengalihkan pandangannya pada Kylie.

Kylie yang melihat amarah suaminya seketika menjadi panik, tubuhnya bergetar. Ia takut kesalahannya itu akan berakibat fatal.

Pria itu kemudian beranjak dari ranjang dengan mencengkeram tangan Kylie. Dengan geram, Fergio menyeret istrinya untuk turun dari ranjang.

"Tuan, aku tidak bermaksud-"

"Berhenti bicara! Aku tidak ingin mendengar kata apapun lagi dari mulutmu! Bahkan kata terakhir yang kau ucapkan adalah sebuah dosa!"

Pria itu terus menarik Kylie, hingga akhirnya tubuh polos tanpa busana itu terjatuh membentur lantai.

"Tuan, maaf!" Kylie mencoba meraih kaki Fergio dan bersimpuh di bawah kakinya, ia tidak memedulikan rasa sakit yang ia rasakan. Namun, pria itu justru menendangnya dan seketika menjambak rambut Kylie yang terurai.

"Kau bilang jika kau ingin memperbaikinya! Tapi dengan lancangnya mulutmu menyebut nama pria itu lagi."

Kylie masih tidak bisa berkata apapun selain kata maaf.

Tangan kekar Fergio melayang di udara dan detik berikutnya telapak tangannya berbenturan dengan kulit pipi Kylie. Dia menampar Kylie tanpa perasaan.

Kylie kembali menangis tapi mulutnya tidak dapat menjelaskan apa-apa. Matanya yang sembab menatap Fergio penuh permohonan, dengan bibir yang tertekuk ke bawah.

Kylie seolah memiliki firasat jika kali ini dirinya tidak akan selamat. Fergio tengah murka dan hatinya pasti dipenuhi kegelapan.

"Tuan ... ."

Plak

Lagi, Fergio menampar pipi Kylie ketika perempuan itu sudah berani membuka mulut.

"Jangan mengatakan sesuatu! Aku benci jika mulutmu mengeluarkan suara sedikit pun. Ikut aku!"

Fergio menarik rambut perempuan itu, memaksanya untuk berdiri. Kylie memegangi rambutnya yang mulai terasa perih, sepertinya beberapa helai rambut perempuan itu tercabut dari akarnya.

Kylie mencoba berdiri, dia tidak mau jika Fergio semakin marah dan melakukan sesuatu yang lebih kejam lagi.

Kaki Kylie berjalan terseok-seok mengikuti langkah suaminya yang mengarah ke kamar mandi.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang