41

246 30 7
                                    

Selamat membaca 💜
Typo bertebaran

Nada mengambil kunci mobilnya dan segera berlari keluar dari kamarnya membuat perhatian kedua orang tua dan adiknya teralihkan.

"Itu Abang kenapa Bun?" tanya Arsen ayah Nada.

"Ga tau Yah, ayo kita susul aja," ujar Liora Bunda Nada.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menyusul Nada yang berjalan keluar rumah, untungnya Nada belum pergi.

"Abang kamu mau kemana?" teriak Bunda Nada.

Nada yang mendengar itu langsung berbalik dan menatap mereka.

"Nanti Nada jelasin ya, Nada pergi dulu Assalamualaikum!" teriaknya dan langsung memasuki mobilnya.

Lelaki itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh, tangannya memegang kuat setir mobil seakan menumpukkan kemarahannya yang sebentar lagi ini meledak.

Tak butuh waktu lama kini mobil Masa berhenti di sebuah Bar yang begitu ramai akan pengunjung, untuk yang pertama kalinya Nada memasuki tempat seperti ini.

Nada memasuki bar itu dan menghiraukan beberapa perempuan yang terus-menerus memanggilnya.

"Halo, Gue udah di bar Lo dimana?" tanya Nada melalui telepon.

"Lo lama banget sih! Gue di lantai tiga, gue gak bisa cegah Revan biar gak bawa Aluna ke kamar itu soalnya di lantai tiga banyak banget orang yang ngejagain setiap kamar gue gak bisa kalau ngadepin sendiri," ujarnya.

"Oke gue bakalan kesana sekarang," ujarnya dan menutup teleponnya.

Nada berlari menaiki tangga menuju lantai tiga, keringat sudah membanjiri wajahnya jantungnya sedari tadi terus berdebar semoga apa yang laki-laki itu takutkan tidak terjadi.

Nada melihat Taufik yang sedang bersembunyi di balik dinding ber cat merah itu, Nadapun menghampiri Taufik dengan langkah yang pelan agar tidak terdengar oleh penjaga-penjaga di sana.

"Dimana Aluna?" tanya Nada mengejutkan Taufik.

"Anjir ngagetin aja Lo tuyul! Aluna ada di kamar itu gue gak tau si Revan udah berbuat apa sama Aluna," ujar Taufik.

"Kita gak mungkin langsung ke kamar itu, kita bisa mati konyol kalau langsung kesana," ujar Taufik lagi.

"Gue ada ide! Lo kesana samperin mereka terus Lo bilang kalau tempat ini lagi di grebek sama polisi otomatis mereka semua langsung kabur," ujar Nada.

"Gamau ah kok gue?!" tanya Taufik.

"Ck udah buruaaaan kesana!" kesal Nada akhirnya mau gak mau Taufik menjalankan rencananya.

"HEY! NGAPAIN LO?" teriak salah satu dari penjaga yang ada di sana.

"A-ANU BANG, D-DI BAWA ADA POLISIII! MENDING KITA SEMUA KABUR!" teriak Taufik bukan hanya membuat penjaga itu lari terbirit-birit melainkan para pasangan yang berada di beberapa kamar.

"Maap ya keganggu," gumam Taufik sambil terkekeh melihat kegaduhan di lantai tiga.

Melihat itu Nada langsung berlari ke kamar Revan, namun sayangnya pintu itu terkunci hal itu membuat Nada semakin resah.

"AAAARGGGH ANJING!" kesalnya.

"Tenang-tenang, biar gua dobrak aja," ujar Taufik dan langsung mendobrak pintu itu.

Percobaan pertama gagal, hingga percobaan kedua sampai ke tiga pintu akhirnya terbuka.

Nada langsung mengedarkan pandangannya dan disana ia melihat Aluna yang tertidur lelap dibawah selimut.

"gue udah cek ke semua sudut di ruangan ini tapi sepertinya Revan udah kabur pas denger gue teriak," kata Taufik.

"ARRRRRRRRRGH!!!! REVAN ANJING MATI LO BANGSAT!" teriak Nada sambil memukul-mukul tembok menyalurkan emosinya dan membuat tangannya sedikit berdarah.

"Lo cari dia sampai dapat sekarang!" ujar Nada lagi sambil menunjuk Taufik.

Sekarang ini Nada sangat susah mengendalikan emosinya membuat Taufik meng-iyakan perkataannya.

Nada merogoh sakunya dan mengeluarkan benda pipih berlogo Apel itu dan mencari Nama Kayla di kontaknya.

"Sekarang Lo pergi ke lokasi yang gua share," ujar Nada saat sambungannya terhubung.

"Itu kan Bar, untuk apa gue kesana?"

"Ini Soal Aluna, intinya sekarang Lo kesini!" ucap Nada lagi.

"A-aluna? O-oke gue kesana sekarang," ujar Kayla panik dan mematikan teleponnya.

Nada terduduk lemas di depan pintu kamar, dadanya begitu sesak melihat kejadian itu, ia gagal menjaga Aluna.

"Maafin gue Lun, maafin guee," lirih Nada menatap kosong kedepan.

Beberapa saat kemudian Kayla datang dan menghampiri Nada.

"Nad, Lo kenapa? Aluna kenapa? Aluna mana? Terus kenapa kalian bisa di sini?" tanya Kayla bertubi-tubi.

"Aluna di dalam kamar, gue ga tau Apa yang Revan lakuin sama Aluna sekarang Lo masuk dan cek keadaan dia," ujar Nada membuat Kayla terkejut bukan main matanya berkaca-kaca sambil menatap Aluna yang masih terlelap.

Dengan langkah yang gemetaran Kayla menghampiri Aluna, air mata Kayla meluruh seketika saat melihat baju yang Aluna pakai sudah berserakan di lantai.

"Alunaaaaa," lirih Kayla sambil membekap mulutnya.

Kayla mengambil baju Aluna yang berserakan di lantai dan memakaikannya di tubuh Aluna, setelah itu ia keluar menemui Nada.

"Gimana? Aluna baik-baik aja kan? Bilang ke gue kalau Revan belum ngelakuin hal-hal aneh sama Aluna," kata Nada sambil memegang kedua bahu Kayla yang perlahan-lahan bergetar karena tangisan Kayla.

"Lo kenapa Nangis?" tanya Nada.

"Pas gu-gue masuk gue ngeliat Aluna udah gak pakai baju, itu artinya Revan udah hancurin masa depan Aluna," ujar Kayla sambil terisak.

Nada memasuki kamar itu dan langsung mengangkat tubuh Aluna ia ingin segera membawanya pulang ke rumahnya.

"Lo mau bawa dia kemana?" tanya Kayla dengan wajah yang sembab.

"Untuk sementara Aluna di rumah gue dulu," ujar Nada sambil menuruni anak tangga.

"Tapi kenapa Nad?" tanya Kayla.

"Nanti gue jelasin di dalam, sekarang buka pintunya," kata Nada, Kayla hanya menurut membukakan pintu mobil untuk Nada.

"Lo duduk di belakang aja," ujar Nada di angguki oleh Kayla.

Di perjalanan menuju rumahnya Nada menceritakan penyebab Aluna di bar itu, mulai dari Percakapan Galang dengan Revan yang di dengar oleh Taufik saat itu sampai Taufik yang menghubunginya.

"Gue gak nyangka Galang setega ini Sama Aluna, dia bener-bener udah kelewat batas," marah Kayla.

"Terus Revan dimana?" tanya Kayla.

"Revan kabur tapi gue udah nyuruh Taufik buat cari dia," ucapnya.

Kayla memandang penuh prihatin terhadap Aluna, hidup sepupunya begitu memprihatinkan, Kayla tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Aluna saat ia sadar nanti.

Ya, malam ini kesucian Aluna telah di renggut oleh Revan.

Bersambung....




AlunanNada (REVISI)Where stories live. Discover now