ALTARIO-19

248 8 2
                                    

Happy reading

-—–—-

Mobil berwarna hitam berhenti di rumah yang cukup sederhana. Rumah yang menjadi saksi bisu di mana nafas terakhir sang ayah- ayah Ghea.

"Makasi yah pak, udah anterin Ghea," ujar Ghea kepada Pak Jajang.

"Sama-sama non, kalo gitu Pak Jajang pamit dulu yah, assalamualaikum!" pamit Pak Jajang.

"Waalaikumussalam, pak."

Setelahnya mobil berwarna hitam itu pergi meninggalkan Ghea. Sebelum Ghea masuk, dirinya menatap rumahnya sebentar. Ada rasa takut untuk masuk.

Setelah berfikir panjang, akhirnya Ghea memutuskan untuk masuk. Hari juga sudah sore.

"Assalamualaikum, ibu,"

PLAK

Pipi Ghea terasa panas saat tamparan sang ibu mendarat, di pipinya. Memegang pipinya, dengan kepala yang menunduk.

"BARU PULANG KAMU?! HAH?! ENAK YAH TINGGAK DI RUMAH ORANG KAYA? IYA?!" sentak Mona, menatap tajam Ghea.

Ghea mendongak. "Ma-maaf Bu,"

"Maaf, maaf! Cepet masuk rumah, beresin rumah! Cuci baju sama masak buat makan malam!"

Ghea mengangguk patuh, dan berjalan masuk ke dalam rumah. Setelah menaruh kopernya di kamar, Ghea segera mengambil sapu, kain pel, dan kemoceng.

Mulai dari menyapu, mengepel, lalu membersihkan debu-debu menggunakan kemoceng. Setelah semua bersih, Ghea bergegas menuju dapur, untuk memasak makan malam.

Setelah semua siap, Ghea kembali ke kamar untuk mengambil pakaian, sebelum masuk ke kamar mandi, untuk mandi. Selesai Mandi, Ghea keluar dan langsung menemukan Cira yang tengah makan, bersama Mona.

"Eh anak gak tau diri udah pulang," sindir Cira.

Ghea hanya tersenyum tipis, dan pergi ke kamar sebelum dirinya mencuci pakaian, dan piring kotor nanti sehabis adik dan ibunya makan.

-—–—-

"Bund, pulang yuk, kaki Akya pegel nih muterin Mall 3 jam," lenguh Alya. Gimana gak pegel coba? Muterin Mall 3 Jam, belum lagi kadang sang Bunda pergi ke sebuah Shop hanya untuk mencari diskon.

R.I.P kaki Alya.

"Kamu lemah banget si, bunda yang udah tua aja masih sanggup 2 Jam lagi, kamu masi remaja jangan jadi remaja jompo!" sembur Vani.

"Terserah Bunda lah. Alya laper nih, makan aja yuk?"

"Ish! Ya udah Ayuk!"

Saat di perjalan, Vani tak sengaja menangkap se-seorang yang tak asing. "Al sebentar, itu kayak temen bunda,"

"Mana?"

"Oliv?" panggil Vani.

Yang di panggil menoleh. "Vani?!"

"AAAAA KANGEENN!!"

Vani dan Oliv berpelukan Teletubbies. Masih ingat dengan Oliv? (Ada di cerita REVANIA) iya sahabatnya Vani.

ALTARIO [END]Where stories live. Discover now