𝟸𝟻

12 2 0
                                    

"Sheina?" Batin Kenzo.

Biyan melihat arah yang dilihat oleh Kenzo. Perempuan tersebut sudah pergi dari sana. Tak ada hal yang menarik perhatiannya.

"Ken?" Panggilan Biyan membuyarkan lamunan Kenzo.

"Ada apa?" Tanya Biyan.

"Mungkin tadi salah lihat." Batin Kenzo.

"Nggak papa. Katanya kamu mau cerita. Yuk duduk." Kenzo mencoba mengalihkan pembicaraan. Biyan mengangguk dan mulai berjalan ke kursi taman.

"Itu tadi Sheina bukan sih?" Batin Kenzo sembari kembali melihat ke tempat ia melihat perempuan tersebut.

Mereka berdua duduk di kursi taman. Biyan mulai menceritakan kejadian itu.

"Entah lu berdua nyadar atau enggak, sebenernya gua sengaja buat kalian berdua terus ketemu semenjak kejadian ganti rugi hp Selin. Waktu itu kan kalian berdua sempet lama gak ketemu. Pas elu udah balik, niat gua mau mempertemuin elu sama Selin di pasar malem. Tapi nyatanya di luar dugaan."

"Baskara kok bisa meninggal gimana ceritanya?" Tanya Kenzo.

"Jadi gini..." Biyan pun menceritakan semua kejadian yang mereka alami.

"Saya kecewa dengan cara Baskara balas dendam. Nggak gini caranya. Harusnya dia bunuh saya aja. Apa itu belum cukup? Kenapa harus dua orang sekaligus? Sheina nggak bersalah disini. Yah, tapi disini saya juga salah. Kenapa saya nggak menyadari kalau Baskara cinta sama Sheina? Sheina nggak salah, kami berdua yang salah. Terima kasih banyak, Bin karena udah bikin Baskara gak jadi nembak Sheina. Yah, tapi ujung-ujungnya Sheina tetep nggak terselamatkan. Saya kecewa sama Sheina karena harus ngedonorin jantungnya ke saya. Hei, itu nggak perlu. Saya ngelindungi dia agar dia tetap hidup. Bukan terbalik seperti ini. Saya gagal menjaga Sheina. Saya gagal..." Kenzo mengusap air matanya yang kembali mengalir ke pipi.

Biyan mengusap punggung Kenzo, "Lu udah ngelakuin yang terbaik kok untuk Selin. Mungkin memang Selin gak ditakdirkan untuk hidup lebih lama. Lu harus ikhlasin kepergiannya. Lu gak boleh terus-terusan sedih kayak gini. Nanti di atas sana Selin juga sedih lho. Senyum gih."

Kenzo pun tersenyum.

"Nah gitu dong. Oh iya. Kalau lu mau tahu genk kita gimana, Yudha sama Heni udah nikah. Kalau Ria, Alya, Clara sama si Toni lagi kuliah di kampus yang sama. Clara sama Toni sampek sekarang masih pacaran. Kalau Ria sama Hendra, katanya Alya mereka belakangan ini jadi lebih deket. Ah, gak lama kemudian mungkin mereka saling cinta."

Kini giliran Kenzo yang bercerita. "Hmm. Mungkin kamu bingung kenapa tadi saya langsung nyuruh kamu nganterin saya ke makam Sheina. Jadi tadi saya baca surat dari Sheina." Kenzo pun memberikan surat tadi ke Biyan.

Biyan membaca surat tersebut.

"Karena kamu, kami berdua saling mencintai. Emm, gimana kamu sama Alya?"

"Kami pacaran."

Kenzo terkejut. Kemudian ia tersenyum, "Apa kamu sadar akan sesuatu, Bin?"

"Sesuatu?"

"Dulu Sheina pernah bilang ke saya kalau dia juga ngelakuin hal yang sama dengan apa yang kamu lakuin, Bin. Sepertinya Sheina juga berhasil."

Kenzo berharap hari ini ia bertemu lagi dengan perempuan yang mirip Yoselin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzo berharap hari ini ia bertemu lagi dengan perempuan yang mirip Yoselin. Ia kembali ke makam Yoselin namun kali ini ia datang sendiri menggunakan mobilnya.

Sebenarnya Kenzo tidak diperbolehkan mengendarai mobil sendirian. Karena baru kemarin keluar dari rumah sakit. Namun Kenzo yang tetap keukeuh dengan keinginannya, beralasan ia ingin pergi sendiri ke ruma Biyan untuk membicarakan sesuatu dan kemungkinan pulangnya lama. Orang tuanya pun akhirnya mengizinkannya.

Dasar anak keras kepala!

Di depan makam, ia mondar-mondir mencari perempuan yang ia maksud. "Mana ya? Tapi masa Sheina hidup lagi? Moga kemarin gak salah lihat."

Ia melihat ponselnya. Pukul 10.30. Rupanya sudah setengah jam ia disini. Tak lama kemudian, seorang perempuan yang ia maksud pun datang. Karena perempuan tersebut berjalan sambil membaca tulisan pada kertas yang ia bawa, ia menabrak Kenzo yang sedang melihat ponsel.

Beruntung tak ada yang jatuh diantara mereka. Kenzo terkejut ketika menoleh ke arah perempuan tersebut.

Perempuan tersebut menoleh ke Kenzo dengan muka bingung. Kenzo melihat perempuan tersebut dari atas hingga bawah. Perempuan tersebut terlihat benar-benar mirip dengan Yoselin. Dari muka hingga postur tubuh. Yang membedakan adalah perempuan tersebut berponi. Sejenak Kenzo terdiam.

Perempuan tersebut juga terdiam. Ia seperti pernah melihat Kenzo sebelumnya. "Kayak gak asing." Batinnya.

"Maaf, Mas. Mas gapapa?"

"Sheina?" Batin Kenzo.

Nampak Kenzo terdiam, perempuan tersebut memanggilnya, "Mas?"

Seketika Kenzo gelagapan.

"Mas gapapa? Maaf. Saya nggak sengaja tadi."

Kenzo mengangguk dan bertanya untuk memastikan apakah perempuan di hadapannya ini Yoselin atau bukan, "Apa kamu Yoselin?"

"Yoselin? Bukan. Nama saya Sera."

Cast :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast :

Shin Yuna as Sera

Shin Yuna as Sera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang