"Lanjutkan pendidikan Anda, saya tidak ada hak untuk melarangnya."
"Tandanya kita harus berpisah, Kak?"
"Bukan berpisah, melainkan hanya masalah waktu saja Arinta. Beasiswa ini impian Anda kan? Saya tidak ingin Anda menyia-nyiakan kesempatan yang belum tentu akan datang untuk kedua kalinya." _________
"Aku nggak nyangka kita bakalan jauh-jauhan, Ta.
"Gue juga sebenernya nggak mau, Rin, tapi lo tahu kan kalau ini impian gue?"
"Tahu banget kok. Semangat, ya, Ta! Jangan sampe lupa sama aku dan yang lain."
"Nggak akan, Rin." __________
"Kak Gibran jadiin aku asisten pribadi buat bantu kafe itu serius, Kak?"
"Serius. Apa saya terlihat main-main?"
"Nggak gitu, Kak. Aku aja baru masuk kuliah, ntar kalau banyak yang salah gimana?"
"Saya bantu dan saya yakin Anda mampu."
"Itu tandanya aku bakalan sering ketemu sama Kak Gibran dong?"
Gibran mengangguk. "Kenapa? Belum bisa melupakan saya? Bukannya sudah ada Reyhan?" __________
"Gibran. Mama mau bicara penting sama kamu."
"Bicara saja, Mah."
"Mama lihat akhir-akhir ini, kamu makin dekat sama Sherin. Bagaimana dengan Arinta? Apa kamu melupakan dia?"
"Gibran dekat Sherina karena pekerjaan, Mah."
"Tapi, penafsiran mama lebih dari itu." __________
"Kenapa Kak Rey sama Kak Gibran ngajakin aku ke pasar malam gini?"
"Saya hanya ingin melihat Anda bahagia."
"Gue juga, Rin. Gue nggak mau lo terus berlarut dalam kesedihan."
