𝟎𝟏. The Lady Villainess

145K 9.3K 489
                                    

• • •

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• • •

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Cepat gantung dia!"

"Gadis ular itu tidak pantas hidup!"

"Ya cepat bunuh dia!"

Suara teriakkan para bangsawan yang menyaksikan hari dimana eksekusi Bycella Selena Gilham itu saling bersahutan.

Sang Putra mahkota yang baru di angkat menjadi kaisar itu menatap gadis yang sedang duduk tersungkur di bawah sana dengan datar.

Bycella menatap wajah sang kaisar dengan tatapan lemahnya, di pangkuan sang kaisar duduk seorang gadis yang sedang menangis sambil memeluknya.

Bycella menatap gadis itu dengan penuh kebencian yang mendalam.

"Yang mulia, tolong ampuni putriku, saya mohon yang mulia!" Duke Halven De Gilham tampak memohon sambil berlutut di bawah singgahsana kaisar.

Arseano Caesar de Rowena, sang kaisar menatap kearah Duke Halven dengan datar, di pangkuannya terdapat gadis rapuh yang sedang menangis, dia mengusap punggungnya dengan lembut.

"Bangun lah Duke Halven, karena saya tidak akan pernah mencabut hukuman pada Lady Bycella."

Sang Duke masih tak bangun dari posisinya, dia terus berlutut dan memohon pada sang kaisar yang hanya di abaikan.

"Dasar gadis murahan! beraninya kau duduk di pangkuan kaisar yang ada di singgasana!" teriak Bycella sambil menunjuk gadis yang sedang di pangkuan Arsean.

"Beraninya kau! pengawal cepat gantung dia!" teriak Arsean murka.

Para pengawal langsung menyeret tubuh Bycella dengan kasar, memaksanya berdiri bersiap untuk hukuman gantung.

"Ada kata-kata terakhir Lady Bycella?" tanya sang kaisar dengan seringai mengerikan.

"Jika saya bisa memutar waktu, saya benar-benar akan membunuh jalang itu dan dendam saya terbalaskan!" tandas Bycella dengan suara lantang memancing emosi sang kaisar.

"Tidak berguna! pengawal cepat gantung dia!"

Para pengawal langsung mengikat leher Bycella kemudian menarik kursi kecil yang menjadi tumpuan Bycella berdiri.

Kaki jenjang Bycella tergantung, tenggorokannya sakit, ia kesulitan mengambil nafas.

Sebelum nafas terakhirnya, Bycella berucap dalam hati.

"Jiwa yang pergi kembalilah, kejahatan yang bersuka ria, sang dewa yang mendengar setiap rintihan, dan kebenaran yang hilang. Bertukarlah sang jiwa."

Setelahnya tak ada lagi pergerakan pada sang Lady, dia menghembuskan nafas terakhirnya dengan dendam yang membara.

the end

Aira menghembuskan nafas panjang, akhirnya novel yang ia ketik bisa selesai sampai ending.

Meskipun dia tahu, dirinya akan di amuk oleh para reader yang membaca novelnya. Aira mengetik novelnya di salah satu platform online, dia mengetik cerita hanya di waktu luang saja dan tak menyangka bahwa ceritanya bisa trending dan masuk ke list pertama genre fantasi.

Gadis itu merebahkan tubuhnya yang lelah, perasaannya sedikit tidak tenang karena membuat akhir yang menyedihkan untuk pemeran antagonis, walaupun itu memang pantas di terima mengingat semua perlakuannya pada pemeran utama wanita dalam cerita tersebut.

Pemeran utama wanita yang sangat lemah lembut, perangainya yang sangat menenangkan membuat siapa saja akan terpesona melihatnya. Sayangnya sebagian orang menatapnya sebelah mata karena statusnya yang hanya pelayan pribadi putra mahkota.

Senna Deliana, karakter terlembut yang Aira ciptakan benar-benar sempurna, hati gadis itu sangat tulus, dia tak pernah sekalipun menyimpan dendam pada Bycella yang sering berusaha mencelakainya.

Karakter Senna benar-benar begitu murah hati, tidak ada plot twist yang menyatakan bahwa dia pura-pura baik, dia benar-benar sangat lemah lembut, dan Aira sangat menyukai karakter ciptaannya itu.

"Duh anjir laper gue, Selly! beli makan yuk!" teriak Aira pada sepupunya, saat ini dia sedang bermain di rumah sepupunya.

Tampak langkah kaki yang di hentak-hentakkan di lantai menggema, Selly- gadis berambut ikal itu tampak menatap Aira dengan kesal.

"Aira! anjir lo kenapa Bycella di matiin!" kesal gadis itu.

Selly adalah salah satu penggemar antagonis Bycella, katanya dia tak suka pada karakter Senna yang terlalu lemah, sangat memuakkan.

"Lo udah baca? cepet banget deh, perasaan baru gue publish." ujar Aira tak berdosa.

"Gue udah baca! gue mau protes sama endingnya, kenapa ga si Senna aja yang di matiin?! Ihh sebel banget gue sama lo!" Selly menjepit kepala Aira di ketiaknya dengan kesal.

"Aduh ampun Sell, ceritanya emang gitu endingnya, dari awal publish udah gue pikirin mateng-mateng."

"Tapi ya, aku teh meni sebel sama kamu, jahat pisan sama Bycella sampe di matiin." gerutu Selly.

"Maap ih, ayo cari makan, gue laper."

T B C

Kalau ada typo bantu koreksi ya, makasiii.

Exchange Souls With VillainsWhere stories live. Discover now